Bacaan Injil Hari Senin, 27 Maret 2023
Yohanes, 8 : 1 - 11
------------------------------------
Bacaan hari ini menceritakan tentang seorang perempuan yang kedapatan berzinah.
Bacaan-bacaan minggu terakhir dalam masa Prapaskah selalu mengisahkan tentang bagaimana usaha orang-orang Yahudi, Farisi dan ahli-ahli taurat untuk mencobai Yesus agar Ia masuk dalam perangkap dan dipersalahkan. Hal ini menjadi alasan agar menyingkirkan Yesus. Kehadiran Tuhan Yesus ditengah mereka menjadi ancaman. Para menginjil mencoba menulis Injilnya secara kronologis hingga sampai dimana mereka berunding dengan tuduhan-tuduhan palsu kepada-Nya. Yudas yang telah diketahui Yesus sendiri akan mengkianiti Dia, dipakai oleh mereka agar menangkap-Nya.
Hari ini, dimana mereka mendapati seorang perempuan yang berzinah merupakan saat yang tepat untuk mencobai Yesus. Mereka tau bahwa Yesus Tuhan pasti berada di Bait Allah, dimana banyak orang berkumpul mendengarkan pengajaran-Nya.
Mereka membawa perempuan itu ke tengah-tengah banyak orang dan mengatakan : " Rabi ( guru ), perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan demikian. Apa pendapat-Mu tentang hal itu ?" (Ay. 4-5).
Rabi mereka memanggil Yesus sebagai Rabi/guru (kita ingat saat pembasuhan kaki murid-murid-Nya setelah membasuh kaki mereka. Yoh. 13:13). Namun, mereka hanya menyebut sebagai guru karena Yesus mengajar dimana-mana. Mereka tidak memanggil Tuhan. Hal ini karena mereka sungguh tidak mengenal Yesus sesungguhnya.
Mereka ingin mencobai Yesus apakah Ia akan menjalani hukum Musa apa tidak? Hal ini karena Yesus adalah seorang Yahudi. Apabila Yesus menjawab bahwa perempuan itu harus dihukum mati, mereka akan membawa dia ke pemerintahan penjajah karena Roma tidak memperbolehkan orang yahudi melaksanakan hukuman mati (hal ini dapat kita lihat pada Yoh.18:31 saat Yesus diadili Pilatus) Dan sebaliknya, kalau Ia mengatakan melepaskan maka Ia melawan Hukum Taurat sehingga Yesus dijelek-jelekan di tengah banyak orang dan akan dihasut sebagai tidak menghormati Musa, nabi mereka.
Yesus membungkuk dan menulis di tanah. Menurut tafsiran para ahli Kitab Suci adalah Tuhan memberi kesempatan bagi orang-orang itu berpikir jernih dengan hati nuraninya, bukan apa yang tulis Yesus di tanah. Tetapi firman Tuhanlah yang terpenting. Ay. 8 : " Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melempar batu kepada perempuan itu."
Perginya mereka satu persatu dari muda sampai yang tua (ay.9) sebenarnya bukan mereka merasa diri sebagai orang berdosa tetapi mereka kecewa dengan kegagalan untuk mencobai Dia. Jawaban Yesus tidak disangka-sangka. Maka mereka pergi untuk mencari kesempatan lain agar Dia dapat ditangkap dan di hukum.
Perempuan itu mengira Yesus Tuhan lah yang akan menghukum Dia, tetapi di dugaan Yesus pun berkata : " Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang. (Ay. 11)"
Belas kasih Tuhan sungguh luar biasa. Ia memberi kesempatan bagi kita untuk bertobat agar kita pun di kemudian hari dihukum dengan Hukum Tuhan sendiri.
Saat ini kehidupan perkawinan Orang Katolik banyak diujung kehancurkan dengan pelbagai alasan. Pergaulan bebas kaum muda pun kebablasan.
Perempuan yang kedapatan zinah mewakili kedosaan kita dalam tingkah laku dan perkataan. Dan juga, banyak kita menganggap diri suci (tidak berdosa) sehingga senang agar sesama kita dihakimi. Namun suatu hal yang perlu diingat :
Tuhan Mahapengampun dan berbelas kasih. Asalkan kita kembali/pulang kepada jalan yang benar dan tidak berbuat dosa lagi.
Ingat : Pohon Ara yang tidak berguna akan ditebang. (Luk. 13:6-9)
Semoga
Komentar
Posting Komentar