Langsung ke konten utama

BEARAPA KALIKAH KITA MENGAMPUNI ?

 

Bacaan Injil hari Selasa, 14 maret 2023

Matius, 18 : 21 - 35

-----------------------------

Hari ini penginjil Matius mewartakan tentang ajaran Yesus tentang Pengampunan. Pertanyaan Petrus, juga merupakan pertanyaan kita semua kepada Yesus : " Berapa kali kita mengampuni sesama ?" Atau dengan kata lain " Berapa kali kita memaafkan orang lain ?" (Ay. 21) Pertanyaan Petrus yang menunjukkan batas kesabaran kita sebagai manusia terhadap sesama yang melakukan kesalahan.

Kata Yunani " mengampuni " ( aphiēmi ) secara harafia adalah " melepas" atau "mengusir." Yesus menggunakan kata ini dengan perumpamaan tentang seorang hamba yang berhutang kepada Raja. 

Pertanyaan Petrus dengan menyebutkan angkah " 7 x " dalam pikirannya adalah ia sudah sangat berbelas kasihan  apabila mengampuni sama saudaranya 7x karena para rabi Yahudi justru mengajarkan memaafkan oranglain cukup sebanyak 3 x. Petrus mengira ia mendapat pujian dari Gurunya, Yesus. Namun ia justru mendapat teguran yang lembut dari Yesus, " Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai 7x, melainkan sampai 70 x 7. "  Yesus tentu bermaksud bahwa murid-murid-Nya harus mengampuni seorang saudara dalam jumlah yang tidak terbatas. Kita ketahui angka " 7 " adalah satu dari angka yang sempurna atau lengkap dalam literatur Ibrani. " Tujuh," atau setiap kelipatan angka itu mengacu kepada jumlah yang lengkap. Oleh karena itu, Yesus tidak sedang mengatakan, " Ampunilah 70 x 7 dan jangan lagi", sebaliknya, angka ini berarti  sebanyak  yabg diperlukan ( lihat Luk 17: 3,4)

Perumpamaan Yesus dalam perikop ini menggambarkan situasi batin manusia. Saat dimana dia memohon maaf atas kesalahannya kepada saudaranya yang lain dan dimaafkan tetapi dia sendiri tidak memaafkan saudaranya yang melakukan kesalahannya. Maka Tuhan Yesus akhir perumpaan ini ingin menyadarkan kita:

Apabila kita tidak memaafkan orang lain dengan ketulusan hati, demikian pun Bapa-Ku di Sorga akan berbuat demikian.

Allah adalah mahapengampun dan berbelaskasih, namun kesadaran akan perintah-Nya dalam pewartaan diri Putera-Nya Yesus Kristus untuk diikuti dan dijalankan selama masih bersiarah di dunia fana ini oleh kita-kita (manusia) adalah tawaran jalan menuju kerumah-Nya. Bapa.selalu memberi kesempatan kita untuk bertobat, namun apabila seruan pertobatan itu tidak diindahkan maka penghakiman terakhirlah yang menentukan.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengampuni dan Memperbaiki Hubungan dengan Kasih

  Dalam Injil Matius 18:15-20, Yesus mengajarkan kita cara memperbaiki hubungan ketika ada orang yang berbuat salah kepada kita. Yesus tidak ingin kita memendam marah atau membalas dendam, tetapi mengajak kita untuk menegur dengan kasih. Pertama, kita diajak untuk berbicara langsung kepada orang tersebut secara pribadi. Kalau belum berhasil, ajak satu atau dua orang yang bisa menjadi saksi dan penengah. Jika masih belum berubah, barulah dibicarakan bersama komunitas atau Gereja. Semua ini dilakukan bukan untuk mempermalukan, tetapi supaya hubungan yang retak bisa dipulihkan. Yesus juga berjanji, kalau dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, Ia hadir di tengah-tengah mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, ajaran ini sangat penting. Kadang kita berselisih dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Reaksi kita sering kali adalah menghindar, bergosip, atau marah di dalam hati. Padahal Yesus mengajarkan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang benar—bicara baik-baik, sabar menden...

Kesetiaan dalam Perjanjian Cinta

Matius: 19:1-12 Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Injil Matius 19:3-12 menceritakan tentang orang farisi yang datang untuk mencobai Yesus, mereka bertanya apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya? Dengan alasan apa saja. Lalu Yesus menjawab tidakkah kalian baca bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita ? Dan Ia bersabda sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya? Sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan maanusia. Dalam bacaan injil hari ini mengajarkan kepada kita bahwa pernikahan bukan sekadar ikatan hukum atau tradisi, tetapi sebuah perjanjian kudus yang dimeteraikan oleh Allah. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kesetiaan ini bukan hanya berlaku bagi suami-istri, tetapi juga bagi setiap panggilan hidup yang kita jalani. Bagi yang menikah, kesetiaan diwujudkan dalam komitmen un...

Tangan Allah Bekerja di Balik Segala Peristiwa

  Keluaran 2:1-15a Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Dalam kitab Keluaran 2:1-15a, menceritakan tentang kisah awal kehidupan Musa yang penuh keajaiban. Musa lahir di tengah penderitaan umat Israel, di saat bayi laki-laki diperintahkan untuk dibunuh oleh Firaun. Namun, melalui keberanian ibunya dan campur tangan Allah, Musa diselamatkan bahkan dibesarkan di istana musuh bangsanya sendiri. Di balik segala ketakutan dan penderitaan, Allah menyusun rencana yang besar melalui tangan-tangan manusia yang berani dan penuh iman. Hidup Musa membuktikan bahwa Allah hadir dan berkarya bahkan dalam situasi paling gelap sekalipun. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun sering menghadapi situasi yang sulit: masalah keluarga, tekanan ekonomi, ketidakadilan, atau rasa takut akan masa depan. Namun, seperti Musa, kita diundang untuk percaya bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Kadang, pertolongan Tuhan datang lewat orang-orang di sekitar kita, atau mel...