Langsung ke konten utama

MENCINTAI MUSUHMU

 

Bacaan Injil Senin, 06 Maret 2023

Lukas, 6 : 36 - 38

__________________________

Tolstoy adalah seorang yang sangat terkenal karena ceramah-ceramahnya yang menyentuh kehidupan masyarakat di bidang etika. Salah satu topik ceramahnya yang sangat terkenal adalah "Bagaimana kita mencintai dan dicintai?" Namun suatu saat masyarakat dikejutkan oleh pernyataan istrinya dalam suatu jumpa pers: "Tolstoy adalah seorang suami yang tidak tahu bagaimana mencintai istrinya. Ia tidak mampu mempraktekkan isi ceramahnya kepada istrinya sendiri!" Betapa ironisnya kejadian ini. Lebih mudah mengajar dan menasihati orang lain daripada pengajaran yang diajarkan tersebut mengajar dirinya sendiri. Ini adalah salah satu kejadian dari sekian banyak kejadian yang terjadi di sekitar kita.

Ada satu pengecualian, yakni Yesus yang selalu menjadi teladan dari apa yang dikatakan dan diajarkan-Nya. Secara rinci, Yesus mengajarkan bagaimana sikap Kristen terhadap musuh atau orang yang membenci kita. Membalas kejahatan dengan kebaikan, mengasihi orang yang tidak mengasihi, mendoakan orang yang mencaci, menyatakan perbuatan baik tanpa mengharapkan balas jasa, dan murah hati seperti Bapa di sorga. Semuanya ini bukan hanya sekadar pelajaran moral biasa yang mampu dilakukan siapa saja. Karakter ini hanya mungkin dimunculkan dalam diri seorang yang memiliki kehidupan rohani yang baik. Apa yang ada di dalam mempengaruhi tindakan yang tampak.

Guru Agung Yesus Kristus memiliki hidup yang selaras antara kehidupan di dalam dan di luar. Kasih-Nya sungguh nyata melalui sikap dan tindakan-Nya. Kepada siapa pun Ia menyatakan perhatian, pertolongan, pengajaran, dan kasih-Nya. Demikianlah hendaknya murid-murid-Nya memiliki kehidupan yang dapat menjadi berkat bagi orang lain. Dalam mengemban misi-Nya, murid-murid-Nya pun akan mengalami penolakan dan sikap yang menyakitkan seperti yang dialami-Nya. Maka mereka harus terlebih dahulu memiliki kehidupan rohani yang baik.

Kecenderungan kita adalah melakukan yang baik kepada yang yang melakukan kebaikan dan menuntut orang melakukan kebaikan terlebih dahulu kepada kita. Kristen harus bersikap sebaliknya, berinisiatif berbuat baik dan tetap melakukannya sekalipun kepada yang melakukan kejahatan. Sikap ini hanya bisa dimiliki seorang yang telah mengalami kasih Kristus dan tahu bagaimana mengasihi sesamanya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Allah Bekerja di Balik Segala Peristiwa

  Keluaran 2:1-15a Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Dalam kitab Keluaran 2:1-15a, menceritakan tentang kisah awal kehidupan Musa yang penuh keajaiban. Musa lahir di tengah penderitaan umat Israel, di saat bayi laki-laki diperintahkan untuk dibunuh oleh Firaun. Namun, melalui keberanian ibunya dan campur tangan Allah, Musa diselamatkan bahkan dibesarkan di istana musuh bangsanya sendiri. Di balik segala ketakutan dan penderitaan, Allah menyusun rencana yang besar melalui tangan-tangan manusia yang berani dan penuh iman. Hidup Musa membuktikan bahwa Allah hadir dan berkarya bahkan dalam situasi paling gelap sekalipun. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun sering menghadapi situasi yang sulit: masalah keluarga, tekanan ekonomi, ketidakadilan, atau rasa takut akan masa depan. Namun, seperti Musa, kita diundang untuk percaya bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Kadang, pertolongan Tuhan datang lewat orang-orang di sekitar kita, atau mel...

Mengampuni dan Memperbaiki Hubungan dengan Kasih

  Dalam Injil Matius 18:15-20, Yesus mengajarkan kita cara memperbaiki hubungan ketika ada orang yang berbuat salah kepada kita. Yesus tidak ingin kita memendam marah atau membalas dendam, tetapi mengajak kita untuk menegur dengan kasih. Pertama, kita diajak untuk berbicara langsung kepada orang tersebut secara pribadi. Kalau belum berhasil, ajak satu atau dua orang yang bisa menjadi saksi dan penengah. Jika masih belum berubah, barulah dibicarakan bersama komunitas atau Gereja. Semua ini dilakukan bukan untuk mempermalukan, tetapi supaya hubungan yang retak bisa dipulihkan. Yesus juga berjanji, kalau dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, Ia hadir di tengah-tengah mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, ajaran ini sangat penting. Kadang kita berselisih dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Reaksi kita sering kali adalah menghindar, bergosip, atau marah di dalam hati. Padahal Yesus mengajarkan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang benar—bicara baik-baik, sabar menden...

Kesetiaan dalam Perjanjian Cinta

Matius: 19:1-12 Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Injil Matius 19:3-12 menceritakan tentang orang farisi yang datang untuk mencobai Yesus, mereka bertanya apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya? Dengan alasan apa saja. Lalu Yesus menjawab tidakkah kalian baca bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita ? Dan Ia bersabda sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya? Sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan maanusia. Dalam bacaan injil hari ini mengajarkan kepada kita bahwa pernikahan bukan sekadar ikatan hukum atau tradisi, tetapi sebuah perjanjian kudus yang dimeteraikan oleh Allah. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kesetiaan ini bukan hanya berlaku bagi suami-istri, tetapi juga bagi setiap panggilan hidup yang kita jalani. Bagi yang menikah, kesetiaan diwujudkan dalam komitmen un...