Bacaan Hari Sabtu, 25 Februari 2023
Lukas, 5 : 27 - 32
Bacaan hari ini, Penginjil Lukas mengisahkan tentang bagaimana Lewi, seorang petugas pemungut cukai di panggil Yesus. "Ikutlah Aku !" bagaikan sebuah kata penuh kekuatan gaib, yang mungkin sekarang kita kenal kata " Hipnotis. " Lewi pun tanpa mengetahui apa maksud dengan panggilan itu, lalu mengikuti begitu saja Yesus. Dengan meninggalkan segala sesuatu oleh Lewi, menunjukkan kepada kita bahwa mendengar panggilan Tuhan, membiarkan Roh Tuhan berkarya didalam diri adalah sikap yang Tuhan inginkan. Suatu sikap pertobatan yang ditunjukkannya Lewi, seorang pemungut cukai, kepada kita semua. Lewi meninggalkan hal duniawi, meninggalkan apa yang zaman itu seorang pemungut cukai dibenci dan dianggap sebagai orang berdosa karena mereka ini bekerja untuk kaiser Romawi yang dibenci masyarakat, mereka berlaku kejam dan tidak adil saat memungut cukai dan sebagai seorang koruptor. Justru orang yang demikianlah yang disapa dan dipanggil oleh Yesus. Kita ingat pertobatan Saulus ( Kis. 9: 1 - 19 ), Zakheus pemungut cukai ( Luk.19:1 - 9).
Lebih mudah memanggil orang berdosa untuk bertobat daripada yang menganggap diri tidak berdosa untuk bertobat. Hal ini lah sebenarnya yang mau dikatakan oleh Yesus kepada kita semua yang hidup di jaman ini. Kita juga tentu ingat perkataan Yesus tentang hal menghakimi (Mat. 7:1 - 5) : " Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi." Kita lebih senang menghakimi sama saudara kita, tetapi balok di dalam mata kita sendiri tidak diketahui ( Mat. 7:4).
Sebagai ungkapan rasa terimakasi kepada Yesus, karena dia merasakan panggilan yang membebaskan secara rohani dan jasmani dimana ternyata masih ada orang lain yang bertegur sapa dengan mereka yang dianggap berdosa dan dikucilkan untuk datang ke rumah dan makan bersama.
Marilah kita rendah hati di hadapan Allah, yang selalu menyadari akan kerapuhan manusiawi yang selalu berbuat dosa. Bukannya kita tinggi hati karena merasa diri suci dan tidak berdosa.
Kita membiarkan Roh Allah berkarya di dalam diri kita, sehingga kita selalu mendengar sapaan/panggilan Tuhan sehingga kita pun berani meninggalkan tempat (kebiasaan lama, yang telah melawan sabda Tuhan) dan mengikuti Dia.
Dan undanglah Tuhan Yesus untuk selalu makan bersama keluarga kita, bersama kita sendiri.
Ingat hilangkan sikap pembelaan kita orang yang berdosa :
" Dosa adalah urusan Tuhan dan saya, karena yang menentukan masuk Surga adalah Tuhan."
Pernyataan ini adalah sikap kesombongan kita orang berdosa yang tidak mau bertobat.
Komentar
Posting Komentar