Bacaan Injil Kamis, 17 Februari 2023
Markus 8:27-33
Hari ini Yesus ingin mengetahui sejauh mana pemahaman murid-murid dan kita akan diri-Nya setelah mujisat yang dibuat dan sabda-Nya kita dengar.
Penginjil Markus mengisahkan tentang perjalanan Yesus bersama murid-murid-Nya di sekitar kampung Kaisarea Filipi setelah ia dari Betsaida. Dalam perjalanan Yesus mengajukan pertanyaan : " Kata Orang, Siapakah Aku ini ?"
Mengapa Yesus ingin tau, apa kata orang tentang diri-Nya dari murid-murid ?
Hal ini bukan berarti Yesus "kepo" (bahasa gaul jaman sekarang), namun Yesus lewat penginjil Markus mau menyampaikan pesan kepada bahwa hal yang kita lakukan, yang diucapkan pasti ada pandangan oranglain tentang kita. Kita dapat memperbaiki diri apabila kita lakukan salah.
Dalam konteks bacaan ini, Yesus ingin mengetahui sejauh mana orang-orang yang telah melihat mujisat-mujisat dan mendengar pengajaran memahami tentang diri-Nya. Ternyata mereka hanya Yesus sebagai Yohanes Pembaptis, Elia dan seorang dari para nabi. Hal berarti mereka belum sungguh-sungguh memahami kehadiran-Nya sebagai Mesias yang diutus Tuhan menyelamatkan mereka.
Yesus pun ingin mengetahui pendapat murid-murid yang setiap hari bersama-Nya. Apakah mereka pun berpendapat sama dengan orang lain. "Menurut kamu (tetapi apa katamu), siapakah Aku ini ?"
Jawaban Petrus yang mewakili teman-teman-Nya tanpa keraguan dan percaya sungguh bahwa Yesus adalah : "MESIAS." Pengalaman hidup bersama Yesus, telah membuka hati dan budi mereka. Mereka menyadari bahwa ajakan Yesus "Mari ikutulah Aku" mengandung daya maknet yang tak kuasa untuk ditolak.
Setelah Pengakuan Petrus, maka Yesus mulai mengajar. Yang utama penginjil Markus mau katakan adalah Apabila kamu telah meyakini Yesus Kristus adalah Mesias maka kamu harus menjadi pengikut Sejati Kristus.
Pengikut sejati Kristus berarti : harus menyangkal diri ( melawan hawa nafsu duniawi ) dan memikul Salib.
Apakah kita saat ini sebatas hanya mengakui Tuhan Yesus Kristus adalah MESIAS karena orang tua kita, nenek moyang dan kotbah imam di Mimbar, tetapi justru tidak mau menyangkal diri dan memikul Salib ?
Komentar
Posting Komentar