Langsung ke konten utama

PERINTAH ALLAH ATAU ADAT ISTIADAT

Bacaan Injil Hari Selasa, 7 Februari 2023

Markus, 7 : 1 - 13

Gereja Merayakan Santo Rikardus-Pertapa dan Santa Kolekta Perawan


Bacaan hari ini, penginjil Markus mengisahkan bagaimana orang-orang Farisi menegur Yesus karena murid-murid-Nya tidak mencuci tangan sebelum makan.
Kisah tentang bacaan hari ini janganlah diterjemahan secara harafia. Kalau kita menerjemahkan secara harafia maka dari segi medis tentu sangat bertentangan demi hidup sehat. Disini latar belakang mengapa orang-Orang farisi menegur Yesus justru karena bertentangan dengan adat istiadat. " Kenajisan" yang ditekankan. Inilah yang mau Yesus luruskan dan tekankan bahwa "Perintah Allah-lah" yang harus ditakuti bukan adat istiadat buatan manusia. Karena Yesus pernah mengatakan dalam Matius: 5:17 " Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan Hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakan, melainkan untuk menggenapi."

Yesus bukan membenci adat-istiadat tetapi karena DIA datang untuk keselamatan manusia maka yang mengikuti-Nya dan menginginkan keselamatan Kekal maka "PERINTAH ALLAH" harus diutamakan dan didahului bukan "PERINTAH MANUSIA (ADAT ISTIADAT)" yang didahului, diutamakan atau ditakuti. Inilah yang sulit diterima oleh Orang-Orang Yahudi dan kita yang hidup jaman ini yang takut atau tunduk kepada adat istiadat. Maksudnya adalah seringkali apabila hukum adat istiadat itu bertentangan dengan Ajaran Allah (Gereja) maka yang "lebih kita takuti adalah Hukum adat dari pada perintah Allah (Gereja). Kita lebih memilih mentaati/menurut terhadap perintah adat daripada perintah Tuhan (Gereja).

Point kedua, yang penginjil Markus mau katakan kepada kita adalah Kita kadang sebagai orang Farisi yang lebih suka mengamati, menilai dan menegur tindakan orang hal yang tidak penting dari pada menegur orang apabila melanggar perintah Tuhan. Padahal kita sendiri mungkin sama seperti orang lain. Maka sangat keras Yesus katakan MUNAFIK."

* Lebih baik "Takut akan Perintah Tuhan" agar kita memperoleh Keselamatan Abadi daripada "Takut akan Perintah manusia." yang hanya mendapat ketenangan sesaat saja.

* Hiduplah   jangan Munafik seperti orang Farisi yang lebih suka menilai orang lain dan melihat kesalahan Orang lain.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Allah Bekerja di Balik Segala Peristiwa

  Keluaran 2:1-15a Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Dalam kitab Keluaran 2:1-15a, menceritakan tentang kisah awal kehidupan Musa yang penuh keajaiban. Musa lahir di tengah penderitaan umat Israel, di saat bayi laki-laki diperintahkan untuk dibunuh oleh Firaun. Namun, melalui keberanian ibunya dan campur tangan Allah, Musa diselamatkan bahkan dibesarkan di istana musuh bangsanya sendiri. Di balik segala ketakutan dan penderitaan, Allah menyusun rencana yang besar melalui tangan-tangan manusia yang berani dan penuh iman. Hidup Musa membuktikan bahwa Allah hadir dan berkarya bahkan dalam situasi paling gelap sekalipun. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun sering menghadapi situasi yang sulit: masalah keluarga, tekanan ekonomi, ketidakadilan, atau rasa takut akan masa depan. Namun, seperti Musa, kita diundang untuk percaya bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Kadang, pertolongan Tuhan datang lewat orang-orang di sekitar kita, atau mel...

Mengampuni dan Memperbaiki Hubungan dengan Kasih

  Dalam Injil Matius 18:15-20, Yesus mengajarkan kita cara memperbaiki hubungan ketika ada orang yang berbuat salah kepada kita. Yesus tidak ingin kita memendam marah atau membalas dendam, tetapi mengajak kita untuk menegur dengan kasih. Pertama, kita diajak untuk berbicara langsung kepada orang tersebut secara pribadi. Kalau belum berhasil, ajak satu atau dua orang yang bisa menjadi saksi dan penengah. Jika masih belum berubah, barulah dibicarakan bersama komunitas atau Gereja. Semua ini dilakukan bukan untuk mempermalukan, tetapi supaya hubungan yang retak bisa dipulihkan. Yesus juga berjanji, kalau dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, Ia hadir di tengah-tengah mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, ajaran ini sangat penting. Kadang kita berselisih dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Reaksi kita sering kali adalah menghindar, bergosip, atau marah di dalam hati. Padahal Yesus mengajarkan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang benar—bicara baik-baik, sabar menden...

Kesetiaan dalam Perjanjian Cinta

Matius: 19:1-12 Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Injil Matius 19:3-12 menceritakan tentang orang farisi yang datang untuk mencobai Yesus, mereka bertanya apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya? Dengan alasan apa saja. Lalu Yesus menjawab tidakkah kalian baca bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita ? Dan Ia bersabda sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya? Sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan maanusia. Dalam bacaan injil hari ini mengajarkan kepada kita bahwa pernikahan bukan sekadar ikatan hukum atau tradisi, tetapi sebuah perjanjian kudus yang dimeteraikan oleh Allah. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kesetiaan ini bukan hanya berlaku bagi suami-istri, tetapi juga bagi setiap panggilan hidup yang kita jalani. Bagi yang menikah, kesetiaan diwujudkan dalam komitmen un...