Langsung ke konten utama

HANYA MENJAMAH JUBAH-NYA PASTI SEMBUH

 Bacaan Injil Hari Senin, 06 Februari 2023

Markus, 6 : 53 - 56

Peringatan Wajib : St. Paulus Miki, dkk; Martir Sta. Dorothea dan Theopilus, Martir


Bacaan hari ini Markus hendak menunjukkan Kuasa Allah yang tak terhingga. Hanya dalam Iman akan Yesus Kristus, Putera Allah kita pasti dibebaskan dari segala penderitaan. 

Menarik sekali penginjil Markus menyentil Pada ayat 54 -55 " Ketika mereka  keluar dari Perahu, orang yang mengenal Yesus. Maka berlari-lari ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung  orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus..." 

Apa maksudnya untuk kita di jaman ini ?

Kita pengikut Yesus, mengenal dia sejak dibaptis  tetapi justru melarikan diri dan menjauhi Yesus. Apa kita meragukan Kuasa-Nya untuk membebaskan  dan menyelamatkan kita? Kita justru pergi dan mendekati diri dengan kekuatan-kekuatan lain, kekuatan allah lain yang justru membinasakan kita. Bayangkan tanpa bertatap muka, hanya dalam iman menjamah jubah-Nya kita sembuh. 

Kita saat ini mungkin mengalami "Sakit" baik secara medis maupun " sakit rohani." Kita mengalami sakit dalam kehidupan sosial. Sebenarnya kita yang mengenal Yesus harus berlari-berlari membantu sesama yang mengalami "sakit" menemui dia dalam Doa  agar disembuhkan. Dan kita sendiri pun menjamah Jubah-Nya agar "sakit" kita pun disembuhkan.

Semoga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Allah Bekerja di Balik Segala Peristiwa

  Keluaran 2:1-15a Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Dalam kitab Keluaran 2:1-15a, menceritakan tentang kisah awal kehidupan Musa yang penuh keajaiban. Musa lahir di tengah penderitaan umat Israel, di saat bayi laki-laki diperintahkan untuk dibunuh oleh Firaun. Namun, melalui keberanian ibunya dan campur tangan Allah, Musa diselamatkan bahkan dibesarkan di istana musuh bangsanya sendiri. Di balik segala ketakutan dan penderitaan, Allah menyusun rencana yang besar melalui tangan-tangan manusia yang berani dan penuh iman. Hidup Musa membuktikan bahwa Allah hadir dan berkarya bahkan dalam situasi paling gelap sekalipun. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun sering menghadapi situasi yang sulit: masalah keluarga, tekanan ekonomi, ketidakadilan, atau rasa takut akan masa depan. Namun, seperti Musa, kita diundang untuk percaya bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Kadang, pertolongan Tuhan datang lewat orang-orang di sekitar kita, atau mel...

Mengampuni dan Memperbaiki Hubungan dengan Kasih

  Dalam Injil Matius 18:15-20, Yesus mengajarkan kita cara memperbaiki hubungan ketika ada orang yang berbuat salah kepada kita. Yesus tidak ingin kita memendam marah atau membalas dendam, tetapi mengajak kita untuk menegur dengan kasih. Pertama, kita diajak untuk berbicara langsung kepada orang tersebut secara pribadi. Kalau belum berhasil, ajak satu atau dua orang yang bisa menjadi saksi dan penengah. Jika masih belum berubah, barulah dibicarakan bersama komunitas atau Gereja. Semua ini dilakukan bukan untuk mempermalukan, tetapi supaya hubungan yang retak bisa dipulihkan. Yesus juga berjanji, kalau dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, Ia hadir di tengah-tengah mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, ajaran ini sangat penting. Kadang kita berselisih dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Reaksi kita sering kali adalah menghindar, bergosip, atau marah di dalam hati. Padahal Yesus mengajarkan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang benar—bicara baik-baik, sabar menden...

Kesetiaan dalam Perjanjian Cinta

Matius: 19:1-12 Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Injil Matius 19:3-12 menceritakan tentang orang farisi yang datang untuk mencobai Yesus, mereka bertanya apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya? Dengan alasan apa saja. Lalu Yesus menjawab tidakkah kalian baca bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita ? Dan Ia bersabda sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya? Sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan maanusia. Dalam bacaan injil hari ini mengajarkan kepada kita bahwa pernikahan bukan sekadar ikatan hukum atau tradisi, tetapi sebuah perjanjian kudus yang dimeteraikan oleh Allah. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kesetiaan ini bukan hanya berlaku bagi suami-istri, tetapi juga bagi setiap panggilan hidup yang kita jalani. Bagi yang menikah, kesetiaan diwujudkan dalam komitmen un...