Langsung ke konten utama

AMBISI MENJADI YANG TERBESAR

 Bacaan Injil hari Selasa, 21 Februari 2023

Markus, 9 : 33 - 37


Bacaan hari ini adalah kelanjutan dari perikop sebelumnya Markus, 9:30-32 tentang pemberitahuan yang keduakalinya Yesus, tentang penderitaan-Nya.

Mereka (murid-murid) belum bahkan tidak memahami akan apa yang Yesus katakan tentang penderitaan-Nya. Di benak mereka, Yesus akan menjadi Raja besar karena karya-karya-Nya.  Dan saat Sang Guru mereka, Yesus Kristus menjadi Raja maka yang "terbesar" - terpenting diantara mereka pasti akan diberi jabatan penting di kerajaan Yesus. Maka tidak heran mereka bertengkar untuk menjadi terbesar.

Sebagaimana kita tahu Yesus adalah sebagai manusia dan Tuhan yang mahatau apa yang kita pikirkan, termasuk kejadian dalam perjalanan yang dipertengkarkan oleh murid-murid-Nya.

Yesus memanggil mereka semua dan mulai mengajarkan apa sebenarnya yang mereka perebutkan itu. " Jika seorang ingin menjadi terdahulu, hendaklah ia menjadi terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya." Yesus memakai kata "terdahulu" oleh penginjil Markus yang sama artinya terbesar. Karena orang besar dan orang penting biasanya dilayani lebih dahulu, berada di depan kalau duduk, dan dihormati. Tetapi justru menekankan bahwa apabila ingin menjadi Besar/terdahulu yang dilakukan adalah kesediaan melayani orang lain terlebih dahulu bahkan meskipun yang dilayani untuk anak kecil (ay. 36). Dalam budaya Yahudi, seorang anak kecil tidak dianggap penting.

Yang dimaksud Yesus kebesaran sejati bukan menempatkan diri  di atas orang lain supaya kita dimuliakan tetapi menempatkan diri untuk melayani dan menjadi berkat untuk orang lain. 

Kita saat ini, dijaman ini justru mengejar untuk menjadi besar secara duniawi. Pelbagai cara yang bertentangan dengan kehendak Allah tidak diindahkan yang penting mendapat posisi dan jabatan. Agar dilayani olehborang lain, agar dapat menindas orang lain karena dan bertindak tidak adil karena kuasa yang dimiliki.

Bacaan hari ini, sebelum memasuki masa Prapaskah, masa ret-ret Agung sangat cocok untuk situasi kita saat ini dimana akan memasuki tahun Politik. "Cari muka" di hadapan para calon (Penguasa), agar memperoleh jabatan dan posisi yang penting dengan menfitnah, melakukan hal-hal yang tidak terpuji terhadap orang lain. 

Dan kita yang ingin menjadi penting dan terbesar ( jadi kepala Daerah/Legislatif ) dengan berlaku "munafik" bukan ketulusan hati melayani, membantu sesama tetapi dengan tujuan lain agar dipilih "menjadi terbesar/terpenting." Setelah menjadi terbesar/penting justru menjadi terkecil karena kelakuannya. Maka  ganjaranlah yang diterima entah di dunia ini atau di akhirat kelak.

Semoga kita ingin menjadi terbesar dimata Allah dan sesama dengan ketulusan hati menjadi terkecil untuk melayani sesama dan menjadi berkat.

Semoga


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Allah Bekerja di Balik Segala Peristiwa

  Keluaran 2:1-15a Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Dalam kitab Keluaran 2:1-15a, menceritakan tentang kisah awal kehidupan Musa yang penuh keajaiban. Musa lahir di tengah penderitaan umat Israel, di saat bayi laki-laki diperintahkan untuk dibunuh oleh Firaun. Namun, melalui keberanian ibunya dan campur tangan Allah, Musa diselamatkan bahkan dibesarkan di istana musuh bangsanya sendiri. Di balik segala ketakutan dan penderitaan, Allah menyusun rencana yang besar melalui tangan-tangan manusia yang berani dan penuh iman. Hidup Musa membuktikan bahwa Allah hadir dan berkarya bahkan dalam situasi paling gelap sekalipun. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun sering menghadapi situasi yang sulit: masalah keluarga, tekanan ekonomi, ketidakadilan, atau rasa takut akan masa depan. Namun, seperti Musa, kita diundang untuk percaya bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Kadang, pertolongan Tuhan datang lewat orang-orang di sekitar kita, atau mel...

Mengampuni dan Memperbaiki Hubungan dengan Kasih

  Dalam Injil Matius 18:15-20, Yesus mengajarkan kita cara memperbaiki hubungan ketika ada orang yang berbuat salah kepada kita. Yesus tidak ingin kita memendam marah atau membalas dendam, tetapi mengajak kita untuk menegur dengan kasih. Pertama, kita diajak untuk berbicara langsung kepada orang tersebut secara pribadi. Kalau belum berhasil, ajak satu atau dua orang yang bisa menjadi saksi dan penengah. Jika masih belum berubah, barulah dibicarakan bersama komunitas atau Gereja. Semua ini dilakukan bukan untuk mempermalukan, tetapi supaya hubungan yang retak bisa dipulihkan. Yesus juga berjanji, kalau dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, Ia hadir di tengah-tengah mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, ajaran ini sangat penting. Kadang kita berselisih dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Reaksi kita sering kali adalah menghindar, bergosip, atau marah di dalam hati. Padahal Yesus mengajarkan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang benar—bicara baik-baik, sabar menden...

Kesetiaan dalam Perjanjian Cinta

Matius: 19:1-12 Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Injil Matius 19:3-12 menceritakan tentang orang farisi yang datang untuk mencobai Yesus, mereka bertanya apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya? Dengan alasan apa saja. Lalu Yesus menjawab tidakkah kalian baca bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita ? Dan Ia bersabda sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya? Sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan maanusia. Dalam bacaan injil hari ini mengajarkan kepada kita bahwa pernikahan bukan sekadar ikatan hukum atau tradisi, tetapi sebuah perjanjian kudus yang dimeteraikan oleh Allah. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kesetiaan ini bukan hanya berlaku bagi suami-istri, tetapi juga bagi setiap panggilan hidup yang kita jalani. Bagi yang menikah, kesetiaan diwujudkan dalam komitmen un...