Bacaan Injil Kamis, 15 Februari 2023
Markus, 8 : 22 - 26
Apabila kita ikuti perikop-perikop sebelumnya dari penginjil Markus tentang penyembuhan kebanyakan disampaikan bahwa inisiatif orang lainlah yang membawa orang-orang sakit ini agar disembuhkan oleh Yesus.
Kisah penyembuhan seorang buta dalam bacaan hari ini dalam ay. 22 : Orang buta ini dibawah oleh teman-temannya dengan harapan Yesus menjamahnya dia.
Disini kita lihat iman dari sahabat-sahabatnya ini yang percaya sungguh-sungguh bahwa Yesus dapat menyembuhkan dengan hanya menjamahlah yang menyembuhkan.
Namun, bila kita simak kalimat dalam ayat selanjutnya secara inplisit sebenarnya justru orang buta inilah yang masih ada keraguan terhadap Yesus.
Selanjutnya, ay. 23 : dikisahkan bahwa Yesus sendirilah yang menuntun orang buta bukan menyuruh sahabat-sahabat orang buta menuntun keluar dari kampung. Disini kita menemukan sikap kerendahan hati yang ditunjukkan oleh Yesus. Yesus mengingatkan kita tentang Ayub dan mengajarkan agar kita menjadi mata bagi orang buta ( Ayub, 29:15)
Mengapa Yesus membawa orang buta ini keluar kampung ? Mengapa tidak langsung disembuhkan atau membawa orang buta ini ke sebuah rumah lalu menyembuhkan ?
Para ahli kita suci ada yang menjelaskan bahwa Yesus lakukan ini untuk mengecam Betsaida dengan melakukan perkara-perkara besar. Hal ini karena sebelumnya Yesus telah melakukan banyak mujisat di betsaida, tetapi sia-sia karena mereka masih saja belum mengerti dan mengenal sesungguhnya siapa Yesus. (Mat. 11: 21) Sebab dengan membawa keluar dari Betsaida menunjukkan Betsaida sudah tidak layak lagi menerima mujizat-Nya.
Demikianlah orang buta itu disembuhkan oleh seorang ahli mata yang sungguh diberkati Allah, yang datang kedunia untuk memberitakan penglihatan bagi orang-orang buta. Yesus melakukan penyembuhan terhadap orang buta ini secara bertahap, karena dia tahu iman orang buta ini masih lemah akan DIA. Ia pake "salep" ludahnya untuk membuka mata irang yang buta akan kerohanian. Yesus bertanya lagi, apa kamu sudah melihat sesuatu ? Pertanyaan ini mau menunjukkan bahwa Yesus pun paham bahwa orang buta ini pasti masih ragu. Keraguan ini dinyatakan saat dia dapat melihat orang-orang, tetapi tampak seperti pohon-pohon berlari. Dia merasa bingung secara rohani karena belum dapat melihat kemuliaan Allah yang hadir dan menyembuhkan dia. Namun Tuhan Yesus, meyakini Dia menambah imannya agar Ia dapat dengan jelas melihat Kemuliaan Allah. Kita ingat dan dapat baca pada Amsal 4:18 : ..... tetapi kemudian mereka seperti cahaya fajar, yang kian bersinar dan bersinar sampai terang sekali pada tengah hari, dan saat itulah mereka dapat melihat segala sesuatu dengan jelas.
Lalu setelah disembuhkan, Yesus meminta agar orang buta itu tidak menceritakan kesembuhannya itu kepada orang-orang betsaida. Karena mereka tidak punya keinginan mengikuti Yesus keluar kota. Maka mereka tidak pantas menerima kabar sukacita dan matanya tertutup akan belaskasih Allah dalam kemuliaan-nya.
Doa bagi sesama yang membutuhkan, menolong mereka untuk bertemu dengan Tuhan akan memperoleh keselamatan bagi orang lain dan bagi diri kita sendirilah yang diminta Yesus. Walau kadang orang yang kita ajak untuk disembuhkan secara rohani sulit memahami dan menerima Dia, Tetapi Yesus adalah Tabib segala Tabit yang menyembuhkan dan membebaskan kita dari penderitaan agar damai sukacita meliputi kita dan juga orang lain.
Bagi yang masih buta secara Rohani walau telah mendapat dan melihat banyak Karunia-Nya terjadi dalam pengalaman hidup, Yesus akan membiarkan mereka mata rohaninya tetap tertutup sampai penyesalan dan mohon pengampunan dari Allah.
Semoga
Komentar
Posting Komentar