Markus, 10:28-31
Bacaan hari ini adalah kelanjutan dari perikop sebelumnya tentang Orang kaya sukar masuk Surga. (Mrk. 17:1-27) Dimana seorang kaya yang ingin memperoleh hidup kekal. Semua perintah Allah telah dituruti. Namun saat dimana Yesus meminta untuk menjual seluruh harta dan berilah kepada orang miskin dan setelah itu mengikuti Dia, namun sayang orang kaya itu pergi dengan sedih karena hartanya banyak. Ia tidak dapat melakukannya.
Bila si orang kaya tidak bersedia melepas hartanya untuk mengikut Yesus, maka para murid telah meninggalkan segala sesuatu demi Yesus. Lalu adakah keuntungan bagi para murid yang telah melakukan semua itu?
Yesus menjelaskan bahwa segala pengorbanan bagi Tuhan akan dihargai (ayat 30 ). Mereka yang harus kehilangan sesuatu karena mengikut Kristus, akan menerima balasan berlipat kali ganda sebagai ganti dari semua kehilangan yang diderita. Meski yang kehilangan bersifat fisik atau materi, tetapi kita belum tentu mendapatkan ganti yang berupa demikian. Namun yang ingin Yesus katakan adalah bahwa Tuhan tidak tutup mata terhadap semua itu. Tuhan melihat dan memperhatikan. Dia tidak mengabaikan orang-orang yang telah mengorbankan segala sesuatu demi mengikut Dia. Maka meski murid-murid-Nya harus miskin, menderita, terhina, dan dianiaya karena Dia, mereka akan ditinggikan oleh Allah. Dan mereka yang duduk dalam posisi elite di dunia ini dan tidak pernah menghiraukan Kristus, akan menduduki tempat terakhir nantinya. Tidak akan ada penghormatan sedikit pun bagi mereka.
Yang dimaksud Yesus, meninggalkan segala sesuatu; rumah, saudaranya laki-laki dan perempuan, ibu bapanya, anak-anak atau ladangnya adalah kita meninggalkan keegoisan pemikiran duniawi. Kita harus sungguh-sungguh mewartakan injil, Kabar Gembira tanpa banyak alasan. Sabar dulu, masih urus kasih makan ternak, ada acara keluarga, di rumah tak ada orang, anak masih kecil saya masih sibuk dan lain sebagainya.
Pertanyaan para murid kadangkala menjadi pertanyaan kita juga ketika melihat pengorbanan kita dalam pelayanan begitu besar, baik berupa waktu, tenaga, pikiran, maupun harta. Lalu kita membandingkannya dengan orang lain, yang kelihatannya sedikit berkorban, tetapi mendapat nama dan penghargaan, bahkan dari apa yang kita lakukan. Mungkin terasa menyakitkan bagi kita.
Namun jawaban Yesus kepada para murid memberikan kepastian bahwa Tuhan, Yang empunya pelayanan, melihat apa yang kita lakukan. Dan Dia menghargai semua itu. Tentu saja kita pun harus menyadari, hendaknya pelayanan yang kita lakukan tidak didasarkan atas bayangan penghargaan yang akan kita terima dari Allah. Lakukanlah pelayanan kita sebagai wujud ucapan syukur dan terima kasih kita kepada Dia, yang telah mempercayai kita untuk melayani Dia.
Komentar
Posting Komentar