Langsung ke konten utama

KASIH MEMBAWA SUKACITA


 Bacaan Injil, Kamis 11 Mei 2023
Yohanes, 15: 9-11

Bacaan hari ini adalah kelanjutan bacaan Rabu, 10 Mei 2023 ( Tentang Pokok Anggur yang Benar-Yoh. 15:1-8). Yesus mengatakan bahwa diri-Nya adalah pokok Anggur yang benar dan kita semua adalah rantingnya yang tinggal dalam Dia. ( Yoh. 15:5). Barangsiapa yang tidak tinggal dalam Dia akan dibuang ( Yoh.15:6a).

Agar kita tidak dicampakan dan dibuang lalu dibakar maka Harus tinggal dalam Dia. Apabila kita tinggal dalam Dia, maka harus mengikuti perintah-Nya (Firman-Nya). Disini dari kita dibutuhkan Ketaatan. Ketaatan adalah cara satu-satunya untuk dapat tinggal dalam Kristus. 

Perintah ( Firman) Kristus bagi semua yang tinggal dalam Dia adalah Saling Mengasihi sehingga kita memperoleh sukacita kebahagiaan. Hal ini sudah ditunjukkan Kristus sendiri kepada Bapa-Nya. Bagaimana Ia taat kepada Bapa karena Ia mengasihi Bapa-Nya dan Bapa-Nya mengasihi Dia. Dan Yesus menyebut kita semua sahabat-Nya. Ia rela menyerahkan nyawa-Nya untuk sahabat-sahabat agar memperoleh sukacita keselamatan.

Sulit memang untuk mencintai dan mengasihi bagi sesama dengan sepenuh hati dijaman ini. Kita sering melakukan perintah Yesus untuk saling mengasihi tetapi karena dipaksa, karena dia keluarga kita, dia sekampung dengan saya, karena ada kepentingan lain untuk melakukannya. Sulit bagi kita melakukan kasih karena ketulusan dan niat baik sebagai pengikut Kristus. 
Yesus mengatakan semuanya itu agar sukacita yang kita terima itu penuh. 

Kita juga salah mengartikan Kasih yang dimaksud Yesus. Kadang pelbagai alasan kita membela seorang penjahat dan membiarkan dia melakukan kejahatan. 

Teruslah berusaha untuk mengasihi sesama dengan ketulusan, walaupun sulit. Janganlah kita berdalih, saya bukan Malaikat atau Tuhan tetapi saya manusia yang rapuh dan lemah menjadi senjata untuk tidak berbuat Kasih sejati bagi sesama, musuh sekali pun.

Semoga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Allah Bekerja di Balik Segala Peristiwa

  Keluaran 2:1-15a Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Dalam kitab Keluaran 2:1-15a, menceritakan tentang kisah awal kehidupan Musa yang penuh keajaiban. Musa lahir di tengah penderitaan umat Israel, di saat bayi laki-laki diperintahkan untuk dibunuh oleh Firaun. Namun, melalui keberanian ibunya dan campur tangan Allah, Musa diselamatkan bahkan dibesarkan di istana musuh bangsanya sendiri. Di balik segala ketakutan dan penderitaan, Allah menyusun rencana yang besar melalui tangan-tangan manusia yang berani dan penuh iman. Hidup Musa membuktikan bahwa Allah hadir dan berkarya bahkan dalam situasi paling gelap sekalipun. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun sering menghadapi situasi yang sulit: masalah keluarga, tekanan ekonomi, ketidakadilan, atau rasa takut akan masa depan. Namun, seperti Musa, kita diundang untuk percaya bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Kadang, pertolongan Tuhan datang lewat orang-orang di sekitar kita, atau mel...

Mengampuni dan Memperbaiki Hubungan dengan Kasih

  Dalam Injil Matius 18:15-20, Yesus mengajarkan kita cara memperbaiki hubungan ketika ada orang yang berbuat salah kepada kita. Yesus tidak ingin kita memendam marah atau membalas dendam, tetapi mengajak kita untuk menegur dengan kasih. Pertama, kita diajak untuk berbicara langsung kepada orang tersebut secara pribadi. Kalau belum berhasil, ajak satu atau dua orang yang bisa menjadi saksi dan penengah. Jika masih belum berubah, barulah dibicarakan bersama komunitas atau Gereja. Semua ini dilakukan bukan untuk mempermalukan, tetapi supaya hubungan yang retak bisa dipulihkan. Yesus juga berjanji, kalau dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, Ia hadir di tengah-tengah mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, ajaran ini sangat penting. Kadang kita berselisih dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Reaksi kita sering kali adalah menghindar, bergosip, atau marah di dalam hati. Padahal Yesus mengajarkan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang benar—bicara baik-baik, sabar menden...

Kesetiaan dalam Perjanjian Cinta

Matius: 19:1-12 Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Injil Matius 19:3-12 menceritakan tentang orang farisi yang datang untuk mencobai Yesus, mereka bertanya apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya? Dengan alasan apa saja. Lalu Yesus menjawab tidakkah kalian baca bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita ? Dan Ia bersabda sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya? Sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan maanusia. Dalam bacaan injil hari ini mengajarkan kepada kita bahwa pernikahan bukan sekadar ikatan hukum atau tradisi, tetapi sebuah perjanjian kudus yang dimeteraikan oleh Allah. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kesetiaan ini bukan hanya berlaku bagi suami-istri, tetapi juga bagi setiap panggilan hidup yang kita jalani. Bagi yang menikah, kesetiaan diwujudkan dalam komitmen un...