Langsung ke konten utama

JANGANLAH BIMBANG! DIALAH MESIAS

Bacaan Injil, Selasa 2 Mei 2023

Yohanes, 10: 22 - 30

Bacaan hari ini mengisahkan tentang Yesus di tolak oleh Orang Yahudi. Pada ayat 22-23 bagian ini mengisahkan tentang Orang Yahudi yang masih meragukan Yesus adalah Mesias. Dalam kebimbangan mereka(ay.24), meminta Yesus berkata secara terang-terangan bahwa Dia adalah Mesias. Mereka menuntut bahwa Yesus harus berbicara/mengatakan sendiri (keluar dr mulutnya) sebagai Mesias, Anak Allah. 

Kita tentu ingat bagaimana Yesus menginginkan identitas Diri-Nya tidak diberitahukan oleh murid-Murid-Nya (Mrk. 8:30) melainkan dengan firman dan perbuatan-perbuata-Nya-lah yang mendengarkan-Nya dan melihat sendiri percaya kepada Dia. Namun, apa yang dikatakan dan diperbuat-Nya justru mereka tidak percaya (ay.25). Sebagai seorang Hamba, Yesus ingin membuktikan diri-Nya setia kepada Bapa yang mengutus-Nya sampai mati di kayu salib. 

Apakah kita pun demikian, masih ada kebimbangan dalam Iman akan Dia sebagai Mesias ? Banyak hal yang tanpa disadari dalam sikap tutur kata dan tindakan yang menyatakan kebimbangan kita akan Yesus Anak Allah. Sehingga kita gampang untuk dipengaruhi oleh Mesias-mesias Palsu yang menurut kita dapat menyelesaikan segala persoalan hidup secara instan. Namun, Mesias, Yesus Kristus Anak Allah memberi kepastian mutlak kepada mereka semua yang percaya tanpa ada paksaan oleh Firman-Nya dan perbuatan ajaib dilakukan Kehidupan Kekal dan tidak akan binasa selama-lamanya.

Kasih Karunia Allah yang diberikan lewat Putera-Nya telah kita alami, namun kita tidak menyadarinya. 

Hidup dalam kebimbangan akan Mesias yang dapat menyelamatakan kita semua di dunia ini maupun akhirat berarti menuju kebinasaan dan kesengsaraan selama-lamanya.



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengampuni dan Memperbaiki Hubungan dengan Kasih

  Dalam Injil Matius 18:15-20, Yesus mengajarkan kita cara memperbaiki hubungan ketika ada orang yang berbuat salah kepada kita. Yesus tidak ingin kita memendam marah atau membalas dendam, tetapi mengajak kita untuk menegur dengan kasih. Pertama, kita diajak untuk berbicara langsung kepada orang tersebut secara pribadi. Kalau belum berhasil, ajak satu atau dua orang yang bisa menjadi saksi dan penengah. Jika masih belum berubah, barulah dibicarakan bersama komunitas atau Gereja. Semua ini dilakukan bukan untuk mempermalukan, tetapi supaya hubungan yang retak bisa dipulihkan. Yesus juga berjanji, kalau dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, Ia hadir di tengah-tengah mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, ajaran ini sangat penting. Kadang kita berselisih dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Reaksi kita sering kali adalah menghindar, bergosip, atau marah di dalam hati. Padahal Yesus mengajarkan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang benar—bicara baik-baik, sabar menden...

Kesetiaan dalam Perjanjian Cinta

Matius: 19:1-12 Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Injil Matius 19:3-12 menceritakan tentang orang farisi yang datang untuk mencobai Yesus, mereka bertanya apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya? Dengan alasan apa saja. Lalu Yesus menjawab tidakkah kalian baca bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita ? Dan Ia bersabda sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya? Sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan maanusia. Dalam bacaan injil hari ini mengajarkan kepada kita bahwa pernikahan bukan sekadar ikatan hukum atau tradisi, tetapi sebuah perjanjian kudus yang dimeteraikan oleh Allah. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kesetiaan ini bukan hanya berlaku bagi suami-istri, tetapi juga bagi setiap panggilan hidup yang kita jalani. Bagi yang menikah, kesetiaan diwujudkan dalam komitmen un...

Tangan Allah Bekerja di Balik Segala Peristiwa

  Keluaran 2:1-15a Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Dalam kitab Keluaran 2:1-15a, menceritakan tentang kisah awal kehidupan Musa yang penuh keajaiban. Musa lahir di tengah penderitaan umat Israel, di saat bayi laki-laki diperintahkan untuk dibunuh oleh Firaun. Namun, melalui keberanian ibunya dan campur tangan Allah, Musa diselamatkan bahkan dibesarkan di istana musuh bangsanya sendiri. Di balik segala ketakutan dan penderitaan, Allah menyusun rencana yang besar melalui tangan-tangan manusia yang berani dan penuh iman. Hidup Musa membuktikan bahwa Allah hadir dan berkarya bahkan dalam situasi paling gelap sekalipun. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun sering menghadapi situasi yang sulit: masalah keluarga, tekanan ekonomi, ketidakadilan, atau rasa takut akan masa depan. Namun, seperti Musa, kita diundang untuk percaya bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Kadang, pertolongan Tuhan datang lewat orang-orang di sekitar kita, atau mel...