Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2024

Keseriusan Panggilan untuk Mengikuti Yesus

  Dalam Injil Lukas 13:22-30, Yesus berbicara tentang pintu yang tertutup bagi mereka yang tidak memiliki hubungan pribadi dengan-Nya.  Ia mengingatkan kita bahwa keselamatan bukanlah sesuatu yang otomatis, melainkan hasil dari iman, pertobatan, dan ketaatan pada kehendak-Nya. Banyak orang yang mengaku mengenal-Nya, namun tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Allah.  Hal ini mengingatkan kita bahwa iman yang sejati bukan hanya sekedar pengetahuan tentang Tuhan, tetapi juga perubahan hidup yang nyata. Perikop ini juga mengajak kita untuk merenungkan keseriusan panggilan untuk mengikuti Yesus.  Kita tidak bisa hanya menjadi pengikut Yesus setengah hati.  Kita harus siap untuk meninggalkan segalanya dan mengikuti-Nya dengan sepenuh hati, bahkan jika itu berarti menghadapi kesulitan dan penderitaan. Oleh : Imel Depa - Mahasiswi STIPAR 

Kekuatan Doa Dalam Memulai Tugas

        Injil Lukas 6:12-19 menggambarkan Yesus yang menghabiskan waktu berdoa di gunung selama semalam sebelum memilih dua belas murid-Nya, menunjukkan pentingnya hubungan pribadi dengan Allah sebelum memulai tugas apapun.  Setelah berdoa, Yesus memilih murid-murid yang telah merasakan kuasa penyembuhan-Nya dan siap untuk melayani-Nya.  Ayat-ayat ini juga mencatat bahwa orang banyak datang kepada Yesus untuk mendengarkan pengajaran-Nya dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka, menunjukkan bahwa Yesus bukan hanya seorang guru, tetapi juga seorang penyembuh yang membawa kesembuhan fisik dan rohani.  Renungan ini mendorong kita untuk meneladani Yesus dalam berdoa, bersedia untuk mengikuti Kristus, dan percaya pada kuasa penyembuhan Allah. Oleh : Nona Ayen - Mahasiswi Stipar Magang Paroki Onekore

Mengemban Misi: Menjadi Alat Damai dan Pembawa Kabar Baik

                                      Jumat, 18 Oktober 2024 Injil Lukas 10:1-9 menggambarkan momen penting ketika Yesus mengutus 70 murid-Nya untuk pergi ke kota-kota dan desa-desa, membawa serta kabar baik tentang Kerajaan Allah. Dalam pengutusan ini, Yesus menekankan pentingnya mereka untuk pergi tanpa membawa banyak barang, mengajarkan mereka untuk bergantung sepenuhnya pada Tuhan dan penyelenggaraan-Nya. Ketika mereka memasuki rumah, mereka diperintahkan untuk menyampaikan damai sejahtera, menunjukkan bahwa kehadiran mereka harus menghadirkan cinta dan harapan bagi setiap orang. Yesus juga mengingatkan mereka bahwa jika ditolak, mereka tetap harus bersikap positif dan melanjutkan misi mereka, mengingat bahwa Kerajaan Allah tetap dekat bagi mereka yang menerima berita baik tersebut. Ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita dapat menjadi saluran damai dan berkat di dalam komunitas kita. Renungan ini menantang kita untuk bersedia menjawab panggilan Allah dalam hidup kita

Hati yang Bersih, Bukan Penampilan: Menyingkap Kemunafikan

                                         Rabu, 16 Oktober 2024 Injil Lukas 11:42-46 menyoroti kemunafikan orang-orang Farisi yang lebih mementingkan ritual dan penampilan lahiriah daripada keadilan dan kasih Allah. Mereka rajin membayar persepuluhan untuk tanaman kecil, tetapi mengabaikan tuntutan keadilan dan kasih yang lebih penting. Mereka juga suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan mencari pujian dari orang lain, menunjukkan diri sebagai orang yang saleh di depan umum, padahal hati mereka penuh dengan kemunafikan. Yesus menggambarkan mereka sebagai kubur yang tidak bertanda, yang tersembunyi di bawah tanah dan tidak terlihat oleh orang yang lewat. Mereka menipu orang lain dengan penampilan luar yang menipu, tetapi batin mereka penuh dengan kejahatan. Renungan ini mengajak kita untuk menilai diri sendiri, apakah kita juga lebih fokus pada ritual dan penampilan lahiriah daripada keadilan dan kasih? Apakah kita menutupi dosa kita dengan penampilan suci? Kita harus menghin

Jari Allah: Mengusir Kekuatan Jahat

                                          Bacaan : Jumat, 11 Oktober 2024                                         Lukas 11:15 - 26 Bacaan Lukas 11:15-26 mengisahkan tentang Yesus yang mengusir setan dan reaksi orang-orang terhadapnya. Teks ini memberikan renungan penting tentang kekuatan jahat, kekuatan Allah, dan pentingnya memilih pihak. Ketika Yesus mengusir setan, beberapa orang menuduhnya melakukan itu dengan kekuatan Beelzebul, penguasa setan. Mereka menantang Yesus untuk menunjukkan tanda dari surga sebagai bukti kekuatannya. Yesus menjawab dengan bijaksana, menggunakan logika dan analogi untuk menjelaskan bahwa kerajaan yang terpecah belah akan hancur, dan begitu pula dengan kerajaan setan jika ia terpecah belah. Ia juga mempertanyakan bagaimana para ahli Taurat mengusir setan jika itu memang dilakukan dengan kekuatan Beelzebul. Yesus kemudian menyatakan bahwa ia mengusir setan dengan “jari Allah”, menegaskan bahwa kerajaan Allah telah datang kepada mereka. Ia menggunakan ana

Kedekatan kepada Allah melalui Doa

  Injil Lukas 11:1-4 berfokus pada ajaran Yesus tentang doa, di mana Ia mengajarkan murid-murid-Nya untuk berdoa dengan cara yang sederhana namun penuh makna. Ketika seorang murid meminta Yesus untuk mengajarkannya berdoa, Yesus memberikan "Doa Bapa Kami" sebagai contoh. Melalui doa ini, Yesus menekankan hubungan intim antara kita dan Allah sebagai Bapa. Kita diajak untuk mengakui keterikatan kita kepada Allah dan meminta agar kehendak-Nya terwujud dalam hidup kita. “Bapa kami, yang di sorga…” menggambarkan kedekatan kita dengan Allah sekaligus pengakuan bahwa Dia adalah sumber segala yang baik. Pentingnya pengakuan atas dosa juga muncul dalam ajaran Yesus, di mana kita diminta untuk meminta pengampunan dan, pada saat yang sama, untuk mengampuni mereka yang bersalah kepada kita. Hal ini menunjukkan bahwa doa bukan hanya tentang meminta, tetapi juga tentang membangun hubungan yang saling mendukung dan penuh kasih di antara sesama. Oleh : Imel Depa Mahasiswi STIPAR KKN 

Panggilan Kristus: Mengorbankan dan Mengikuti

  Dalam Injil Yohanes 12:24-26, Yesus memberikan pengajaran yang mendalam kepada para murid-Nya tentang arti pengorbanan dan pengikutannya. Yesus mengibaratkan diri-Nya dengan sebutir gandum yang jatuh ke tanah dan mati, yang kemudian menghasilkan banyak buah. Pesan ini mengajarkan bahwa melalui pengorbanan-Nya, Yesus akan membawa berkat yang melimpah bagi banyak orang. Selanjutnya, Yesus menyatakan bahwa mereka yang mencintai hidupnya sendiri akan kehilangan hidup itu, tetapi mereka yang membenci hidupnya di dunia ini akan memeliharanya untuk hidup kekal. Ini menegaskan bahwa mengutamakan kehidupan duniawi dan egois akan mengakibatkan kehilangan kehidupan kekal, sementara mengorbankan kehidupan untuk Kristus akan membawa hidup abadi. Terakhir, Yesus menekankan bahwa siapa pun yang melayani-Nya harus mengikutinya, dan di mana Yesus berada, di situlah juga hamba-Nya akan berada. Ini menegaskan pentingnya mengikuti Yesus dengan setia, melakukan kehendak-Nya, bahkan jika itu melibatkan

Belas Kasihan dan Pembagian Berkat: Dari Keterbatasan Menjadi Kelimpahan

                                         Senin, 05 Agustus 2024 Injil Matius 14:13-21 mengisahkan tentang Yesus memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan. Ketika Yesus mendengar tentang kematian Yohanes Pembaptis, Ia pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa. Namun, orang banyak mengikuti-Nya, dan Dia merasa belas kasihan. Kisah ini mengajarkan kita bahwa, seperti Yesus, kita dipanggil untuk peduli terhadap kebutuhan orang lain, bahkan dalam waktu sulit kita sendiri. Saat para murid menghadapi masalah kekurangan pangan, Yesus meminta mereka untuk membawa apa yang ada, dan dari yang kecil itu, Ia melakukan mukjizat yang besar. Renungan ini mengingatkan bahwa tidak ada yang terlalu kecil di tangan Tuhan. Ketika kita menyerahkan apa yang kita miliki kepada-Nya, Dia dapat mengubah keterbatasan kita menjadi berkat yang melimpah. Ini juga mengajak kita untuk berbagi dengan sesama, karena setiap tindakan kasih dapat berdampak besar bagi kehidupan orang lain. Oleh : Imel Depa

Menerima Kehadiran Tuhan dengan Hati Terbuka

  Jumat, 02 Agustus 2024 Renungan dari Injil Matius 13:54-58 membawa kita pada momen yang mendalam ketika Yesus kembali ke kampung halamannya di Nazaret. Dalam cerita ini, ketika Yesus mulai mengajar di rumah ibadat mereka, orang-orang di sana tercengang dan bertanya dari mana Ia memperoleh hikmat dan kekuatan-Nya. Namun, keheranan mereka segera berubah menjadi keraguan ketika mereka menyadari bahwa Yesus adalah anak tukang kayu yang biasa mereka kenal. Perasaan takjub berubah menjadi penolakan karena mereka tidak mampu melihat kebesaran dan keilahian Yesus di balik penampilan-Nya yang sederhana. Mereka terlalu terpaku pada pengetahuan masa lalu mereka tentang Yesus sehingga tidak bisa menerima-Nya sebagai Mesias yang dijanjikan. Renungan ini mengajarkan kita tentang bahaya menilai seseorang dari penampilan luar dan pengetahuan masa lalu yang terbatas. Kita diajak untuk membuka hati dan pikiran kita, siap menerima kehadiran Tuhan dalam bentuk-bentuk yang mungkin tidak sesuai dengan e

Harta Kerajaan Surga

  Renungan pada Injil Matius 13:44-46 mengandung perumpamaan tentang harta terpendam. Dalam ayat tersebut, Yesus menggambarkan Kerajaan Surga seperti harta yang terpendam di ladang. Seseorang menemukan harta tersebut, merasa begitu berharganya, lalu dengan sukacita menjual segala miliknya untuk membeli ladang tersebut dan memiliki harta itu sepenuhnya. Perumpamaan ini mengajarkan tentang kebijaksanaan dan prioritas. Yesus ingin mengilustrasikan pentingnya mengutamakan Kerajaan Surga di atas segala hal yang lain dalam hidup. Dalam konteks ini, “harta” tersebut melambangkan nilai-nilai spiritual dan kebenaran ilahi yang harus dihargai dan diperjuangkan dengan sepenuh hati. Kesediaan seseorang untuk melepaskan segala sesuatu demi mendapatkan Kerajaan Surga menunjukkan kedalaman iman dan komitmen yang diperlukan dalam memperoleh kehidupan yang sejati. Perenungan pada ayat ini mengajak kita untuk merenungkan nilai sejati dari Kerajaan Surga, bahwa hal itu jauh lebih berharga daripad

Kesaksian dan Pengakuan Iman

  Injil Yohanes 11:19-27 menggambarkan dialog antara Yesus dan Martha setelah kematian Lazarus, saudara Martha. Martha menyambut kedatangan Yesus dengan penuh keyakinan bahwa apapun yang diminta-Nya kepada Allah pasti akan dikabulkan. Dalam percakapan ini, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai kebangkitan dan kehidupan. Dia menegaskan bahwa siapa pun yang percaya kepada-Nya, meskipun ia mati, akan hidup kembali dan tidak akan pernah mati selamanya. Martha menunjukkan iman yang kuat kepada Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang akan datang ke dunia. Renungan ini mengajarkan kita tentang kekuatan iman, harapan, dan keyakinan dalam Kristus. Martha menunjukkan contoh iman yang teguh dan keyakinan bahwa Yesus adalah sumber kehidupan yang kekal. Pesan dari renungan ini adalah pentingnya mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang memiliki kuasa atas kehidupan dan kematian. Dengan merenungkan dialog antara Yesus dan Martha ini, kita diajarkan untuk memperkuat iman kita, mempercayakan hi

Memahami Karunia Melihat dan Mendengar

                                    Jumat, 26 Juli 2024                                        Matius, 13:16-17 Injil Matius 13:16-17 menggambarkan pengajaran penting dari Yesus Kristus. Di ayat tersebut, Yesus menyatakan, “Tetapi berbahagialah matamu, karena melihat, dan telingamu, karena mendengar. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihat, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengar.”   Ayat ini mengajarkan kita untuk menghargai karunia melihat dan mendengar kebenaran yang disampaikan oleh Yesus. Ini menekankan pentingnya memahami makna spiritual yang tersirat dalam ajaran-Nya. Meski banyak nabi dan orang benar di masa lalu menginginkan pengalaman yang sama, kita diberi kesempatan untuk memahami dan menerima kebenaran itu.   Renungan dari ayat ini mengajak kita untuk bersyukur atas kesempatan yang diberikan kepada kita untuk melihat dan mendengar ajaran-Nya. Ini juga mengingatkan

Pelayanan dan Kesetiaan dalam Kerajaan Surgawi

  Injil Matius 20:20-28 memberikan pandangan yang mendalam tentang konsep kebesaran dalam Kerajaan Surgawi menurut ajaran Yesus. Kisah ini berkisah tentang ibu dari Yakobus dan Yohanes yang mendekati Yesus untuk memohon agar kedua anaknya duduk di sebelah kanan dan kiri-Nya di Kerajaan-Nya. Dalam jawabannya, Yesus mengajarkan prinsip utama Kerajaan Surgawi: bukan tentang kekuasaan atau kedudukan tinggi, melainkan tentang pelayanan dan kesetiaan. Yesus menegaskan bahwa kebesaran dalam Kerajaan Surgawi tidak sama dengan kebesaran dalam dunia manusia. Di dunia ini, orang-orang berkuasa memerintah dengan keras dan menunjukkan kekuatan mereka. Namun, Yesus menyatakan bahwa dalam Kerajaan Surgawi, siapa pun yang ingin menjadi besar harus menjadi pelayan bagi semua, dan siapa pun yang ingin menjadi yang pertama harus menjadi hamba bagi semua. Yesus sendiri memberikan contoh dengan hidup-Nya, yang tidak datang untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan memberikan hidup-Nya sebagai tebusan bagi

Kerendahan Hati dan Kesediaan untuk Berkorban

                                      Kamis, 25 Juli 2024                                              Matius 20:20-28 Dalam bacaan Injil Matius 20:20-28, kita melihat sebuah pengajaran yang mendalam dari Yesus tentang pelayanan, kerendahan hati, dan kesediaan untuk berkorban. Ketika ibu dari Yakobus dan Yohanes datang kepada Yesus untuk meminta kedudukan yang tinggi bagi kedua anaknya, Yesus menegaskan bahwa pelayanan sejati dalam Kerajaan Surgawi bukanlah tentang kekuasaan atau dominasi, melainkan tentang melayani sesama dengan kasih. Dia menekankan pentingnya kerendahan hati sebagai kunci dalam pelayanan yang sejati, mengajarkan bahwa siapa pun yang ingin menjadi besar harus menjadi pelayan bagi semua. Yesus juga menegaskan kesediaan-Nya untuk berkorban, mengingatkan kita akan pengorbanan-Nya yang besar demi keselamatan umat manusia. Renungan dari bacaan ini mengajarkan kita untuk mengikuti teladan Kristus, melayani dengan sukarela, kerendahan hati, dan kesediaan untuk berkorban d

Keluarga Rohani dalam Kristus

                                          Selasa, 23 Juli 202 Injil Matius 12:46-50 menggambarkan momen di mana Yesus diajak bicara oleh ibu dan saudara-saudaranya yang berada di luar rumah. Dalam cerita ini, Yesus sedang berbicara kepada orang banyak, dan ketika ada yang memberitahunya bahwa ibu dan saudara-saudaranya ingin berbicara dengannya, Yesus menjawab dengan pertanyaan retoris, "Siapakah ibu-Ku dan siapakah saudara-saudara-Ku?" Kemudian Yesus mengatakan, "Lihat, ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku adalah orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Karena siapa yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga, dialah saudara-Ku dan ibu-Ku." Dalam konteks ini, Yesus mengajarkan bahwa hubungan spiritual yang didasarkan pada melakukan kehendak Allah lebih penting daripada hubungan keluarga biologis. Yesus menunjukkan bahwa siapa pun yang menjalankan kehendak Allah adalah bagian dari keluarga-Nya. Ini menekankan pentingnya mengutamakan kehendak Allah di atas

Kesetiaan dan Pelayanan Yang Tulus

Sabtu, 20 Juli 2024 Matius, 12:14-21   Renungan dari Bacaan Injil Matius 12:14-21 mengandung pesan yang dalam dan memperkaya iman. Dalam bacaan ini, kita melihat bagaimana Yesus, meskipun dihadapkan pada ancaman dan konspirasi, tetap memperlihatkan kesabaran, kelembutan, dan pelayanan yang tulus kepada orang lain. Meskipun orang-orang Farisi merencanakan untuk menghancurkan-Nya, Yesus tetap setia dalam misi-Nya untuk menyembuhkan dan memberikan keadilan. Pesan kesetiaan, ketabahan, dan kasih dalam bacaan ini mengajak kita untuk meneladani teladan Yesus dalam pelayanan dan pengabdian kepada sesama. Yesus dengan lembutnya mempersembahkan keadilan kepada semua, tanpa pernah mematahkan harapan yang patah atau memadamkan api yang masih menyala. Hal ini mengajarkan kita untuk tetap teguh dalam iman, bahkan di tengah cobaan dan konspirasi yang mungkin kita hadapi. Dengan merenungkan Bacaan Injil Matius 12:14-21, kita diingatkan akan pentingnya menjalani hidup dengan kesetiaan kepada Tuhan,

Kasih, Kehendak Tuhan, dan Fleksibilitas

  Dari bacaan Injil Matius 1 1 :1-8, kita dipanggil untuk memprioritaskan kasih dan belas kasihan di atas aturan-aturan keagamaan yang kaku. Yesus menegaskan bahwa kebutuhan manusia untuk makan dan kasih sayang lebih penting daripada mematuhi tradisi-tradisi tanpa memperhatikan konteks dan kebutuhan sesama. Pesan ini mengajarkan kita untuk selalu mengutamakan kehendak Tuhan yang penuh kasih dalam setiap tindakan dan keputusan kita, bahkan ketika menghadapi konflik antara aturan manusia dan kehendak-Nya. Fleksibilitas dalam beragama juga ditekankan, di mana kita perlu memahami bahwa dalam kondisi tertentu, penyesuaian dapat diperlukan tanpa mengubah inti ajaran Tuhan. Dengan merenungkan hal ini, marilah kita menjadi pribadi yang lebih peka terhadap kasih dan rahmat Tuhan, serta selalu bersedia mengutamakan kepentingan kasih dalam hubungan dengan sesama. Familia Asniyanti Nona Ayen Mahasiswi STIPAR Ende

Kesederhanaan dan Kebijaksanaan

                                  Rabu, 17 Juli 2024                                        Matius, 11: 25-27 Renungan pada Injil Matius 11:25-27 menggambarkan Yesus memberikan syukur kepada Bapa Surgawi karena menyembunyikan kebijaksanaan-Nya dari yang bijaksana dan cerdas, tetapi mendedahkan kebenaran-Nya kepada orang-orang yang sederhana dan rendah hati. Yesus mengakui bahwa segala sesuatu telah diberikan kepada-Nya oleh Bapa-Nya dan bahwa tidak seorang pun mengenal Anak kecuali Bapa, atau Bapa kecuali Anak, dan siapa pun yang Anak kehendaki untuk mendedahkan-Nya. Pesan yang disampaikan dalam renungan ini adalah betapa pentingnya kesederhanaan, rendah hati, dan keyakinan dalam iman. Yesus menunjukkan bahwa kebijaksanaan dan pengetahuan spiritual tidak selalu ditemukan pada mereka yang dianggap bijaksana oleh dunia, tetapi lebih sering pada orang-orang yang rendah hati dan sederhana dalam hati mereka. Renungan ini mengajarkan kita untuk merendahkan hati, bersyukur atas anugerah dan k

Kesetiaan yang Menuntut Pengorbanan dalam Mengikuti Kristus

                                                                Senin, 16 Juli 2024                                             Matius, 10:34-11:1 Bacaan dari Injil Matius 10:34-11:1 menyoroti tentang betapa Kristus datang untuk membawa perdamaian yang sejati, namun bukan perdamaian semata. Hal ini menekankan bahwa pilihan untuk mengikut Kristus mungkin juga akan membawa percabutan dan ketidaksepakatan dari orang-orang terdekat kita. Teks ini menekankan pentingnya kesetiaan kepada Kristus bahkan di tengah penderitaan dan penolakan manusia. Renungan ini mengajak kita untuk merenungkan tentang pentingnya mengesampingkan kepentingan duniawi dan kesediaan untuk mengorbankan segala hal bagi Kristus. Ini juga menekankan tentang pentingnya memprioritaskan relasi kita dengan Kristus di atas segalanya, meskipun itu bisa membawa suatu pembelahan dalam relasi manusiawi. Secara pribadi, kita di ingatkan tentang pentingnya kesetiaan dan keterlibatan penuh kita sebagai murid Kristus, atau menerima

Kesetiaan dan Pengorbanan

                                  Sabtu, 13 Juli 2024                                        Matius, 10:24-33 Matius 10:24-33 berisi ajaran Yesus kepada para murid-Nya tentang pengorbanan dan kesetiaan dalam mengikuti-Nya. Dalam ayat ini, Yesus mengingatkan para murid bahwa mereka tidak akan lebih besar dari guru mereka dan bahwa mereka harus siap menghadapi kesulitan dan penolakan karena iman mereka. Yesus juga menekankan pentingnya kesetiaan kepada-Nya meskipun dihadapkan pada tekanan dan penganiayaan.   Ayat-ayat ini mengajarkan kita untuk tetap teguh dalam iman, meskipun menghadapi rintangan dan penolakan dari dunia. Kesetiaan kepada Tuhan harus menjadi prioritas utama dalam hidup kita, bahkan jika itu berarti menghadapi penderitaan atau kehilangan di dunia ini. Dengan mempercayai dan mengikuti-Nya, kita akan mendapatkan kehidupan yang kekal dan berkat yang melimpah dari-Nya.   Semoga renungan singkat ini memberikan inspirasi dan kekuatan bagi kita dalam menghadapi setiap tanta

Keberanian dan Keteguhan dalam Menghadapi Tantangan dalam Pelayanan Tuhan

                                      Jumat, 12 Juli 2024                                             Matius, 10: 16-23 Ayat-ayat Matius 10:16-23 mengandung pesan yang mendalam tentang keberanian, ketekunan, dan kepercayaan kepada Tuhan dalam menghadapi cobaan dan tantangan dalam hidup. Ayat-ayat ini mengajarkan kita untuk bijak seperti ular dan tulus seperti merpati dalam menghadapi dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan kesulitan. Dalam ayat-ayat ini, Yesus mengingatkan para murid-Nya agar tulus seperti merpati dalam menghadapi dunia yang keras. Mereka diutus sebagai domba di tengah serigala, tetapi harus tetap teguh dalam iman dan tidak gentar menghadapi penolakan dan penganiayaan. Meskipun pengikut Kristus dihadapkan pada tekanan dan penolakan, mereka harus tetap setia dan tidak takut untuk menyatakan kebenaran. Meskipun mengikut Yesus tidak selalu mudah dan bisa menimbulkan konflik, mereka harus tetap teguh dalam iman dan siap menghadapi ujian serta cobaan dengan keyakinan bah

Menyebarkan Damai dan Kasih

                                      Kamis, 11 Juli 2024                                              Matius, 10:7-15 Renungan dari bacaan Injil Matius 10:7-15 mengajarkan kita tentang pentingnya memberitakan Injil dan melayani sesama dengan kasih. Ayat-ayat ini menekankan bahwa pesan injil harus disampaikan dengan sukacita dan kejujuran, serta bahwa kita harus mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah pelayanan kita. Matius 10:7-15 berbicara tentang misi para murid untuk memberitakan Kerajaan Surgawi. Mereka diajak untuk mengobarkan damai sejahtera kepada semua orang, menyembuhkan yang sakit, mengusir setan, dan memberitakan bahwa Kerajaan Surgawi sudah dekat. Para murid juga diajarkan untuk tidak membawa bekal dalam perjalanan mereka, karena Tuhan akan menyediakan segala kebutuhan mereka. Namun, dalam memberitakan Injil, para murid juga diingatkan bahwa tidak semua orang akan menerima pesan mereka. Mereka harus siap menghadapi penolakan dan persekusi. Meskipun demikian, mereka dim

DIPANGGIL UNTUK MENYELAMATKAN KEHIDUPAN

Rabu, 10 Juli 2024 Matius, 10 :1-7 Tuhan Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk menyembuhkan orang-orang dari berbagai penyakit dan kelemahan (1). Angka dua belas mempunyai makna simbolis kedua belas suku Israel, umat pilihan Allah dalam Perjanjian Lama. Pemanggilan kedua belas rasul memiliki makna umat Allah yang dibarui, yaitu jemaat Kristus dalam Perjanjian Baru. Kita dapat belajar dari kedua belas rasul yang diberi kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan menyembuhkan berbagai penyakit dan kelemahan. Hal itu berarti bahwa umat Allah dalam Perjanjian Baru, yaitu gereja, mendapat kuasa sekaligus tugas yang sama. Pertama, mengusir roh-roh jahat. Roh-roh jahat tidak hanya dimaknai sebagai kekuatan magis atau kekuatan kegelapan seperti jin, setan, dan hantu saja. Roh-roh jahat juga meliputi segala keinginan dan perbuatan jahat dalam kehidupan manusia. Segala bentuk kejahatan dan kriminalitas manusia termasuk di dalamnya

Kasih Yesus: Mengasihi dan Menggembalakan

Selasa, 9 Juli 2024 Matius, 9:32-38   Renungan dari bacaan Matius 9:32-38 menggambarkan kasih dan belas kasihan Yesus terhadap orang banyak. Dalam ayat tersebut, Yesus menyembuhkan seorang yang bisu dan buta yang dirasuki setan. Setelah menyaksikan mujizat tersebut, orang banyak terkesan dan mengagumi kekuatan dan kuasa YesusNamun, yang paling mencolok dari ayat ini adalah ketika Yesus melihat orang banyak yang tercecer seperti domba yang tidak memiliki gembala. Hal ini menggambarkan belas kasihan dan perhatian Yesus terhadap umat-Nya. Dia merasa kasihan karena melihat betapa banyaknya orang yang membutuhkan bimbingan rohani dan penggembalaan.   Dari sini, kita dapat belajar untuk memiliki kasih dan perhatian terhadap sesama seperti yang Yesus tunjukkan. Kita diingatkan untuk peduli terhadap orang-orang di sekitar kita yang mungkin membutuhkan bantuan, dukungan, atau penghiburan. Sebagai umat-Nya, kita dipanggil untuk menjadi gembala yang peduli dan mengasihi sesama, serta menyebar

Kuasa Penyembuhan dan Keselamatan dalam Kristus

                                  Senin, 08 Juli 2024                                        Matius, 9:18-36 Injil Matius 9:18-36 mengisahkan tentang dua keajaiban yang dilakukan oleh Yesus yaitu: penyembuhan seorang perempuan yang menderita pendarahan selama dua belas tahun dan kebangkitan seorang anak perempuan dari kematian. Dua peristiwa ini menggambarkan kuasa dan belas kasih Kristus yang tak terbatas. Dari kisah ini, kita diajak untuk merenungi tentang keyakinan yang kokoh dan kasih karunia Tuhan yang tak terbatas. Meskipun kondisi fisik manusiawi menunjukkan keputusasaan, Yesus menunjukkan kuasa-Nya sebagai Sang Penebus yang memiliki kuasa untuk menyembuhkan dan memulihkan. Kisah ini juga mengingatkan kita akan kerentanan hidup manusia dan kuasa penyembuhan Tuhan. Masing-masing dari kita memiliki kebutuhan akan kesembuhan dan pemulihan, baik secara fisik, emosional, maupun rohani. Dari segi pribadi, renungan ini mengingatkan kita akan keajaiban dan kuasa penyembuhan Tuhan dalam

“Perumpamaan Pakaian Baru dan Anggur Baru”

                                      Sabtu, 06 Juli 2024                                             Matius, 9:14-17 Matius 9:14-17 berbicara tentang pertanyaan para murid Yohanes kepada Yesus mengenai puasa. Mereka bertanya mengapa murid-murid Yesus tidak berpuasa seperti yang mereka lakukan. Yesus menjawab dengan perumpamaan tentang pakaian baru dan anggur baru.   Dalam perumpamaan tersebut, Yesus menjelaskan bahwa tidak mungkin menggabungkan pakaian baru dengan kain tua karena hal itu akan merusak keduanya. Begitu pula dengan anggur baru yang harus disimpan dalam tempayan baru agar tidak ada yang terbuang. Yesus ingin menyampaikan bahwa ajaran-Nya yang baru tidak bisa disatukan dengan praktik lama yang kaku.   Dengan analogi ini, Yesus mengajarkan bahwa kita perlu memiliki pemahaman yang baru dan terbuka terhadap ajaran-ajaran-Nya yang revolusioner. Ia ingin mengubah cara kita berpikir dan bertindak agar kita dapat menerima kebenaran-Nya dengan hati yang baru dan terbuka. Oleh

Belas Kasih Tuhan dan Panggilan untuk Mengubah Hati

                                      Jumat,05 Juli 2024                                             Matius, 9:9-13 Ketika Yesus memanggil Matius, seorang pemungut cukai, untuk mengikuti-Nya, hal itu bukanlah hanya sekadar panggilan biasa, tapi panggilan pribadi. Inilah masalahnya, Yesus memanggil Matius tanpa memandang masa lalu, pekerjaan, atau status sosialnya. Dia tidak menilainya berdasarkan profesinya, tetapi melihat ke dalam hati Matius. Dalam renungan ini, kita diingatkan tentang kasih karunia Tuhan yang tak terbatas, yang melampaui kesalahan kita dan memberi kesempatan baru. Matius mungkin memiliki banyak kesalahan dalam hidupnya, tetapi panggilan pribadi Yesus kepada Matius menjadi perubahan mendasar dalam hidupnya. Renungan ini juga mengajak kita untuk melihat orang lain dengan mata kasih karunia dan belas kasih. Kita diminta untuk tidak menilai orang berdasarkan penampilan atau pengalaman masa lalu mereka, tetapi melihat mereka sebagai individu yang mereka bisa menjadi dal

“KUASA PENYEMBUHAN DAN PENGAMPUNAN KRISTUS: Percaya , Berani, dan Menerima “

                                       Kamis, 04 Juli 2024                                             Bacaan Injil Matius 9:1-8 Bacaan Matius 9:1-8 mengisahkan tentang mukjizat penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Dalam cerita ini, seorang pria lumpuh dibawa kepada Yesus untuk disembuhkan. Yesus kemudian mengatakan kepadanya, “Beranilah, anak-Ku, dosa-dosamu telah diampuni.”  Namun, ada perdebatan di antara ahli Taurat yang menyaksikan kejadian ini. Mereka meragukan kuasa Yesus untuk mengampuni dosa. Yesus kemudian membuktikan kuasa-Nya dengan menyembuhkan pria lumpuh tersebut sehingga ia bisa berdiri dan pulang dengan sehat.  Renungan dari bacaan ini mengajarkan kita tentang keajaiban kuasa penyembuhan dan pengampunan yang dimiliki oleh Yesus Kristus. Hal ini mengingatkan kita untuk percaya sepenuhnya pada-Nya dan bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya. Selain itu, cerita ini juga menunjukkan bahwa iman yang kuat dan keyakinan pada Yesus dapat membawa kesembuhan d

"Keyakinan yang Muncul dari Pertemuan Pribadi dengan Kristus."

.      Hari Rabu, 03 Juli 2024         Bac. Injil Yoh. 20:24-29 Dalam injil hari ini melukiskan tentang kisah Tomas, salah satu murid Yesus, yang awalnya ragu akan kebangkitan Kristus. Namun, ketika Yesus menunjukkan tangan-Nya yang terluka dan sisi-Nya yang tertusuk tombak, Tomas menjadi yakin dan bersaksi, "Tuhanku dan Allahku!. Kisah Tomas mengingatkan kita bahwa keraguan bisa menjadi bagian dari iman, namun pertemuan pribadi dengan Kristus dapat mengubah keraguan menjadi keyakinan kokoh. Saat kita mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh, kita dapat menemukan-Nya di tengah ragu dan ketidakpastian. Seperti Tomas yang melihat luka-luka Yesus, kita juga bisa menguatkan iman kita dengan melihat tanda-tanda kasih Tuhan di sekitar kita. Jangan takut untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan segala keraguan dan kebimbangan, karena Ia selalu siap mendengar dan menjawab doa-doa kita. Renungan ini juga dapat membawa pesan tentang pentingnya menghadirkan hati yang terbuka dan pikiran yang ter

KUASA TUHAN ATAS BADAI KEHIDUPAN

                                                         Selasa, 02 Juli 2024                                                        Bacaan Mat.28:23 - 27 Dalam bacaan Injil Matius 8:23-27, kita di suguhkan tentang kisah Yesus dan para murid-Nya yang berada di perahu dan tiba-tiba badai besar melanda danombak besar mulai memasuki perahu. Para murid pun ketakutan, namun Yesus tidur dengan tenang. Mereka kemudian membangunkan Yesus dan memohon agar Dia menyelamatkan mereka.  Yesus bangun, menegur angin dan laut, lalu terjadilah keadaan teduh. Dalam kejadian ini, kita belajar bahwa Yesus memiliki kuasa yang besar atas alam. Dia mampu menguasai badai dan laut dengan hanya mengucapkan satu kalimat. Ini mengingatkan kita bahwa kita bisa percaya dan bergantung kepada-Nya dalam setiap kesulitan yang kita hadapi.  Renungan dari bacaan ini mengajarkan kita untuk mempercayai kuasa dan kehadiran Tuhan dalam hidup kita, bahkan saat badai kehidupan melanda. Kita tidak perlu takut, karena Tuhan s

MEMBENCI DOSA, MENGASIHI ORANG BERDOSA

  Bacaan Injil, Sabtu 13 Januari 2024 Markus, 2 : 13 - 17 Bacaan hari ini mengisahkan bagaimana  Yesus memanggil Lewi si pemungut cukai. Bagi orang Yahudi, ahli-ahli Taurat pada zaman itu penungut cukai adalah kelompok orang yang harus dikucilkan dalam pergaulan sosial dan termasuk dalam kelompok orang-orang berdosa. Hal ini karena bagi orang Yahudi dan Farisi para pemungut cukai adalah para penghianat yang bekerja untuk pemerintah. Namun ternyata pandangan Orang Yahudi dan Farisi justru berbeda dengan Yesus. Yesus justru memanggil Lewi untuk menjadi pengikutnya bahkan duduk makan bersama dengan dengan orang-orang berdosa teman-teman Lewi. Tindakan Yesus ini justru tidak disukai oleh Orang-orang Yahudi. Mereka sangat marah.   Yesus datang untuk merangkul orang berdosa agar bisa kembali ke jalan yang benar dan menjadi perpanjangan tangan-Nya. Mereka berdosa dan mau bertobat inilah yang diinginkan oleh Tuhan. Bukan orang sehat yang membutuhkan dokter melainkan orang sakit sama halnya den

YESUS TABIB MAHAKUASA

Bacaan Injil, Jumat 12 Januari 2024 Markus 2: 1-1 2 Saudara saudari yang terkasih dalam Yesus mengampuni dosa jauh lebih penting daripada menyembuhkan penyakit , namun hanya Yesus yang diberi kuasa untuk mengampuni dosa. Dunia sekarang manusia tidak memiliki obat untuk pulih dari dosa karena memang dosa adalah jenis penyakit yang tidak bisa disembuhkan oleh siapapun kecuali Dia sang juru selamat'. Yesus tidak langsung menyembuhkan sakit fisiknya, tetapi memberi prioritas pada kesembuhan rohani dengan cara mengampuni dosa. Apa artinya kesembuhan fisik jika kerohaniannya tetap lumpuh dan sakit? Yesus tidak hanya memulihkan tetapi menyelipkan pengajarannya yang berharga bahwa lumpuh rohani jauh lebih berbahaya dan mematikan ketimbang kelumpuhan fisik.Ia tertarik dengan iman yang begitu mendalam dari Rombongan yang membawa orang lumpuh tersebut. Niat yang kuat ingin menjumpai Yesus bukan hanya tanda simpatik bagi sahabat yang lumpuh namun mereka tau bahwa Yesus sanggup memulihkan sang

SEMUA ORANG MENCARI ENGKAU

  Bacaan Injil, Rabu 10 Januari 2024 Markus, 1 : 29 - 34 Hari ini penginjil Markus mengisahkan kepada kita semua peristiwa penyembuhan ibu Mertua Simon yang sakit demam. Yesus pergi ke rumah mertua Simon setelah berdoa dan mengajar di bait Allah karena hari itu adalah hari Sabat. Tidak diceritakan oleh penginjil Markus bahwa apa kehadiran Yesus itu diundang oleh Simon atau tidak. Mungkin saja, sekedar berkunjung. Namun setibanya disana, Yesus diberitahu bahwa ibu mertua sedang sakit. Tergeraklah hati Yesus oleh belas kasih. Ia pun pergi menemui ibu Mertua Simon. Tanpa sepatah kata pun, hanya memegang tangan dan membangunkannya, lenyaplah demam ibu mertua Simon. Ia pun melayani mereka.  Kabar mujisat penyembuhan ibu mertua Simon begitu cepat beredar ke telinga orang-orang di daerah itu. Karena kabar mujisat itu, sebelum malam, setwlah matahari terbit orang datang membawa orang-orang sakit dan yang kerasukkan seta.  Yesus pun menyembuhkan mereka semua.  Semua orang mencari Dia.  Kita leb

KERENDAHAN HATI MEWARTAKAN KRISTUS

Bacaan Injil Sabtu, 06 Januari 2024 Markus 1:7-11 Hari ini, Yohanes pembaptis dikisahkan oleh penginjil Markus sebagai orang yang menyadari diri akan kedudukannya dan tugasnya yang diberikan Tuhan kepadanya. Yohanes tidak mengagung-agungkan dirinya karena pengikutnya banyak. Ia menyadari tugasnya untuk mempersiapkan "jalan" bagi Dia yang akan datang, bahkan sampai tindakan yang merendahkan dirinya sendiri pun tak dapat dilakukan. " Membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak." Yohanes pembaptisan hendak memberitakan Kristus, Anak Allah  yang Mahaagung. Iyalah yang pertama memberitakan kepada kita semua akan Kabar gembira. Kalau pembaptisan dengan air adalah pembaptisan pertobatan , tetapi pembaptisan Kristus adalah pembaptisan dengan Roh Kudus yang menyelamatkan kita semua. Misteri Allah tritunggal diungkapkan oleh penginjil Markus dimana Allah menyatakan diri-Nya melalui Putera-Nya: " Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mu-lah Aku berkenan.&q