Langsung ke konten utama

Kesetiaan dan Pelayanan Yang Tulus

Sabtu, 20 Juli 2024
Matius, 12:14-21

 

Renungan dari Bacaan Injil Matius 12:14-21 mengandung pesan yang dalam dan memperkaya iman. Dalam bacaan ini, kita melihat bagaimana Yesus, meskipun dihadapkan pada ancaman dan konspirasi, tetap memperlihatkan kesabaran, kelembutan, dan pelayanan yang tulus kepada orang lain. Meskipun orang-orang Farisi merencanakan untuk menghancurkan-Nya, Yesus tetap setia dalam misi-Nya untuk menyembuhkan dan memberikan keadilan. Pesan kesetiaan, ketabahan, dan kasih dalam bacaan ini mengajak kita untuk meneladani teladan Yesus dalam pelayanan dan pengabdian kepada sesama. Yesus dengan lembutnya mempersembahkan keadilan kepada semua, tanpa pernah mematahkan harapan yang patah atau memadamkan api yang masih menyala. Hal ini mengajarkan kita untuk tetap teguh dalam iman, bahkan di tengah cobaan dan konspirasi yang mungkin kita hadapi. Dengan merenungkan Bacaan Injil Matius 12:14-21, kita diingatkan akan pentingnya menjalani hidup dengan kesetiaan kepada Tuhan, penuh kasih, dan pelayanan yang tulus kepada sesama. Pesan-pesan ini memberi kita kekuatan dan inspirasi untuk terus berjalan dalam iman, meskipun di hadapan tantangan dan rintangan. Semoga renungan ini memperkaya iman dan menguatkan hati kita dalam mengikuti jejak Yesus Kristus.

Oleh : Maria Emerensiana Depa
Mahasiswi STIPAR Ende

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Allah Bekerja di Balik Segala Peristiwa

  Keluaran 2:1-15a Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Dalam kitab Keluaran 2:1-15a, menceritakan tentang kisah awal kehidupan Musa yang penuh keajaiban. Musa lahir di tengah penderitaan umat Israel, di saat bayi laki-laki diperintahkan untuk dibunuh oleh Firaun. Namun, melalui keberanian ibunya dan campur tangan Allah, Musa diselamatkan bahkan dibesarkan di istana musuh bangsanya sendiri. Di balik segala ketakutan dan penderitaan, Allah menyusun rencana yang besar melalui tangan-tangan manusia yang berani dan penuh iman. Hidup Musa membuktikan bahwa Allah hadir dan berkarya bahkan dalam situasi paling gelap sekalipun. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun sering menghadapi situasi yang sulit: masalah keluarga, tekanan ekonomi, ketidakadilan, atau rasa takut akan masa depan. Namun, seperti Musa, kita diundang untuk percaya bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Kadang, pertolongan Tuhan datang lewat orang-orang di sekitar kita, atau mel...

Mengampuni dan Memperbaiki Hubungan dengan Kasih

  Dalam Injil Matius 18:15-20, Yesus mengajarkan kita cara memperbaiki hubungan ketika ada orang yang berbuat salah kepada kita. Yesus tidak ingin kita memendam marah atau membalas dendam, tetapi mengajak kita untuk menegur dengan kasih. Pertama, kita diajak untuk berbicara langsung kepada orang tersebut secara pribadi. Kalau belum berhasil, ajak satu atau dua orang yang bisa menjadi saksi dan penengah. Jika masih belum berubah, barulah dibicarakan bersama komunitas atau Gereja. Semua ini dilakukan bukan untuk mempermalukan, tetapi supaya hubungan yang retak bisa dipulihkan. Yesus juga berjanji, kalau dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, Ia hadir di tengah-tengah mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, ajaran ini sangat penting. Kadang kita berselisih dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Reaksi kita sering kali adalah menghindar, bergosip, atau marah di dalam hati. Padahal Yesus mengajarkan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang benar—bicara baik-baik, sabar menden...

Kesetiaan dalam Perjanjian Cinta

Matius: 19:1-12 Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Injil Matius 19:3-12 menceritakan tentang orang farisi yang datang untuk mencobai Yesus, mereka bertanya apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya? Dengan alasan apa saja. Lalu Yesus menjawab tidakkah kalian baca bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita ? Dan Ia bersabda sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya? Sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan maanusia. Dalam bacaan injil hari ini mengajarkan kepada kita bahwa pernikahan bukan sekadar ikatan hukum atau tradisi, tetapi sebuah perjanjian kudus yang dimeteraikan oleh Allah. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kesetiaan ini bukan hanya berlaku bagi suami-istri, tetapi juga bagi setiap panggilan hidup yang kita jalani. Bagi yang menikah, kesetiaan diwujudkan dalam komitmen un...