Langsung ke konten utama

MENCARI KESALAHAN ORANG LAIN

 

Bacaan Injil Sabtu, 3 Juni 2023

Markus, 11:27 - 33

Bacaan hari ini menceritakan tentang Imam-imam kepala, ahli Taurat dan tua-tua bersama Yesus.
Mereka ini tergolong kaum Sanhedrin. Golongan ini menganggap diri punya wewenang untuk menyebut seseorang sebagai nabi atau bukan.

Setelah Yesus mengutuk Pohon Ara, mengusir orang-orang yang mengotori Bait Allah dengan jualannya dan pengajaran-pengajaran-Nya, mereka ingin mencobai Yesus dan menjebaknya. Mereka pun mengajukan pertanyaan untuk menjebak jawaban Yesus. " Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu ?Dan siapa yang memberi kuasa itu kepada-Mu ? " ( Mrk. 11:28 ) Namun diluar dugaan mereka, justru Yesus menjawab dengan sebuah pertanyaan pula. " Baptisan Yohanes itu dari Sorga atau dari manusia ?  ( Mrk. 11:30 ). Ketidakmampuan mereka untuk menjawab pertanyaan menujukkan bahwa Yesus tau apa yang mereka mau lakukan terhadap diri-Nya, yaitu untuk mempermalukan Dia.
Mengapa mereka ingin menjebak Yesus dan mempermalukan-Nya ? Hal ini karena mereka merasa terancam dengan pengajaran-pengajaran Yesus dan Orang-orang mulai percaya.  

Dalam kehidupan manusia jaman ini, kebencian dan dendam membuat sesama ingin membalas dendam. Ada yang dengan cara "halus" dan ada yang dengan terangan-terangan. 
Dan pertanyaan-pertanyaan menjebak untuk mempermalukan sesamanya di depan umum sering dilakukan.

Hal ini juga dalam hidup kerohanian kita yang mengimani Kristus yang bangkit di antara orang mati.  Sering dalam doa kita mempertanyakan, mengapa Tuhan, Engkau membiarkan kami hidup sengsara ? Mengapa Tuhan,  doa kami tidak Engkau jawab ?dan masing banyak pertanyaan buat Tuhan.... Namun Tuhan tak akan menjawab.... Sebab Tuhan tau apa yang kita pikirkan dan kita pun tau jawabannya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Allah Bekerja di Balik Segala Peristiwa

  Keluaran 2:1-15a Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Dalam kitab Keluaran 2:1-15a, menceritakan tentang kisah awal kehidupan Musa yang penuh keajaiban. Musa lahir di tengah penderitaan umat Israel, di saat bayi laki-laki diperintahkan untuk dibunuh oleh Firaun. Namun, melalui keberanian ibunya dan campur tangan Allah, Musa diselamatkan bahkan dibesarkan di istana musuh bangsanya sendiri. Di balik segala ketakutan dan penderitaan, Allah menyusun rencana yang besar melalui tangan-tangan manusia yang berani dan penuh iman. Hidup Musa membuktikan bahwa Allah hadir dan berkarya bahkan dalam situasi paling gelap sekalipun. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun sering menghadapi situasi yang sulit: masalah keluarga, tekanan ekonomi, ketidakadilan, atau rasa takut akan masa depan. Namun, seperti Musa, kita diundang untuk percaya bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Kadang, pertolongan Tuhan datang lewat orang-orang di sekitar kita, atau mel...

Mengampuni dan Memperbaiki Hubungan dengan Kasih

  Dalam Injil Matius 18:15-20, Yesus mengajarkan kita cara memperbaiki hubungan ketika ada orang yang berbuat salah kepada kita. Yesus tidak ingin kita memendam marah atau membalas dendam, tetapi mengajak kita untuk menegur dengan kasih. Pertama, kita diajak untuk berbicara langsung kepada orang tersebut secara pribadi. Kalau belum berhasil, ajak satu atau dua orang yang bisa menjadi saksi dan penengah. Jika masih belum berubah, barulah dibicarakan bersama komunitas atau Gereja. Semua ini dilakukan bukan untuk mempermalukan, tetapi supaya hubungan yang retak bisa dipulihkan. Yesus juga berjanji, kalau dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, Ia hadir di tengah-tengah mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, ajaran ini sangat penting. Kadang kita berselisih dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Reaksi kita sering kali adalah menghindar, bergosip, atau marah di dalam hati. Padahal Yesus mengajarkan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang benar—bicara baik-baik, sabar menden...

Kesetiaan dalam Perjanjian Cinta

Matius: 19:1-12 Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Injil Matius 19:3-12 menceritakan tentang orang farisi yang datang untuk mencobai Yesus, mereka bertanya apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya? Dengan alasan apa saja. Lalu Yesus menjawab tidakkah kalian baca bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita ? Dan Ia bersabda sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya? Sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan maanusia. Dalam bacaan injil hari ini mengajarkan kepada kita bahwa pernikahan bukan sekadar ikatan hukum atau tradisi, tetapi sebuah perjanjian kudus yang dimeteraikan oleh Allah. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kesetiaan ini bukan hanya berlaku bagi suami-istri, tetapi juga bagi setiap panggilan hidup yang kita jalani. Bagi yang menikah, kesetiaan diwujudkan dalam komitmen un...