Langsung ke konten utama

MENGIKUTI KRISTUS: SIAP DIKATAKAN GILA

 

Bacaan Injil, Senin 19 Juni 2023
Matius 5 : 38 - 42

Bacaan hari ini merupakan bagian perikop tentang Yesus dan hukum taurat ( Mat. 5 : 17-48 ).
Ay. 38 : Yesus hanya mengatakan : " kamu telah mendengar firman " Tetapi bukan " kamu telah mendengar yang difirmankan kepada atau yang dikatakan oleh nenek moyang kita," seperti ayat-ayat sebelumnya dalam perikop ini yang menyangkut perintah-perintah dalam kesepuluh Hukum. Hukum balas dendam bukanlah hukum yang selalu harus dilaksanakan oleh setiap orang. Kalau mereka memang menghendaki, mereka akan menuntut  pembalasan itu secara hukum: mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Akan hal ini dapat kita temukan dalam kitab Keluaran 21:24, Imamat 24:20 dan Ulangan 19:21. Ayat-ayat ini dalam kitab PL tersebut,pelaksananya adalah pejabat yang bertindak sebagai hakim. Karena hukum tersebut memberikan petunjuk kepada para hakim bangsa-bangsa Yahudi mengenai hukuman apa yang harus ditimpakan dalam kasus-kasus yqng menyebabkan cacat fisik. Sebab di pihak orang yang berbuat jahat, hukuman ini menimbulkan efek jerah dan rasa takut untuk berbuat salah/kejahatan. 

Penginjil Matius menampilkan Yesus sebagai penyempurnaan hukum taurat bukan meniadakan. Firman akan "Kasih" yang diwartakan oleh Yesus. Hukum duniawi yang disepakati boleh ada sebagai "penjaga" atau hakim namun sebagai pengikut-Nya, Yesus menghendaki hal ini bukan hukum duniawi yang mengadili tetapi penghakiman terakhir di akhir zaman. Maka yang menjadi hakim afalah diri sendiri, Penghakiman dalam Kasih. " Tetapi Aku berkata kepadamu : Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu" ( ay. 39)

Yang dimaksud Yesus adalah "Kasih" melampau segala hukum duniawi. Barang siapa yang mengikuti Dia harus siap menerima penderitaan. Orang yang berlaku kasar (secara fisik atau non fisik) maka sebagai pengikut-Nya harus siap akan penderitaan berikutnya. (Apabila orang menampar pipi kanan, berilah pipi kirimu juga). Hukum kasih selalu sabar dan memaafkan. 

Hal ini pun untuk berlaku apabila oranglain menginginkan harta benda dengan cara mengfitnamu, penyiksaan terhadap dirimu, dan mereka yang memusuhimu (ay. 40-44).

"Hukum Kasih" dijaman ini yang dituntut Yesus bagi pengikut-Nya adalah sebuah penyerahan diri dan siap untuk dikatakan sebagai "Orang Gila" oleh dunia ini. Hal yang dunia ini merasa tidak masuk akal dan konyol oleh ajakan dan Firman Kristus adalah menjadi masuk akal dan sukacita besar karena hidup dalam Kasih yang dianggap Gila oleh dunia ini justru diangkat oleh Bapa di Surga sebagai anak-Nya. Upah dari Kasih adalah Keselamatan. 

Bagi Yesus, hal yang terbesar dilakukan oleh pengikut-Nya adalah membagi Kasih kepada orang yang membencimu dan musuhmu. Bukanlah suatu luar biasa apabila Kasih diberikan kepada mereka yang mengasihi kita. Hal demikian karena itu adalah upah. Tetapi Kasih itu lebih sempurna apabila mengasihi juga mereka yang membenci dan memusuhi kita.

Berani dan siapkah kita pengikut-Nya di jaman milenial untuk dikatakan sebagai ORANG GILA karena perbuatan KASIH ?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KUASA TUHAN ATAS BADAI KEHIDUPAN

                                                         Selasa, 02 Juli 2024                                                        Bacaan Mat.28:23 - 27 Dalam bacaan Injil Matius 8:23-27, kita di suguhkan tentang kisah Yesus dan para murid-Nya yang berada di perahu dan tiba-tiba badai besar melanda danombak besar mulai memasuki perahu. Para murid pun ketakutan, namun Yesus tidur dengan tenang. Mereka kemudian membangunkan Yesus dan memohon agar Dia menyelamatkan mereka.  Yesus bangun, menegur angin dan laut, lalu terjadilah keadaan teduh. Dalam kejadian ini, kita belajar bahwa Yesus memiliki kuasa yang besar atas alam. Dia mampu menguasai badai dan laut dengan hanya mengucapkan satu kalimat. Ini mengingatkan kita bahwa kita bisa percaya dan bergantung kepada-Nya dalam setiap kesulitan yang kita hadapi.  Renungan dari bacaan ini mengajarkan kita untuk mempercayai kuasa dan kehadiran Tuhan dalam hidup kita, bahkan saat badai kehidupan melanda. Kita tidak perlu takut, karena Tuhan s

YESUS TABIB MAHAKUASA

Bacaan Injil, Jumat 12 Januari 2024 Markus 2: 1-1 2 Saudara saudari yang terkasih dalam Yesus mengampuni dosa jauh lebih penting daripada menyembuhkan penyakit , namun hanya Yesus yang diberi kuasa untuk mengampuni dosa. Dunia sekarang manusia tidak memiliki obat untuk pulih dari dosa karena memang dosa adalah jenis penyakit yang tidak bisa disembuhkan oleh siapapun kecuali Dia sang juru selamat'. Yesus tidak langsung menyembuhkan sakit fisiknya, tetapi memberi prioritas pada kesembuhan rohani dengan cara mengampuni dosa. Apa artinya kesembuhan fisik jika kerohaniannya tetap lumpuh dan sakit? Yesus tidak hanya memulihkan tetapi menyelipkan pengajarannya yang berharga bahwa lumpuh rohani jauh lebih berbahaya dan mematikan ketimbang kelumpuhan fisik.Ia tertarik dengan iman yang begitu mendalam dari Rombongan yang membawa orang lumpuh tersebut. Niat yang kuat ingin menjumpai Yesus bukan hanya tanda simpatik bagi sahabat yang lumpuh namun mereka tau bahwa Yesus sanggup memulihkan sang

MENGIKUTI YESUS TANPA KEPALSUAN

  Bacaan Injil Jumat 05 Januari 2024 Yohanes, 1:43 - 51 Hari ini penginjil Yohanes kembali mengisahkan tentang murid Yesus yang mengikuti Dia. Kemarin Andreas dan Simon yang di sapa Yesus dengan Kayafas (Patrus) mengikuti Yesus dan menjadi murid-Nya. Hari ini, Filipus yang panggil dan diajak untuk mengikutinya. Hanya dengan berkata: "Ikutilah Aku!" Filipus pun tanpa pertimbangan. Mengikuti-Nya. Dan sebagaimana Andreas mengajak Simon Petrus untuk mengikuti Sang Mesias, kini Filipus menemui Natanael dan mewartakan pertemuan dia dan Sang Guru, Mesias Anak Allah. "Kami telah menemukan Dia yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan para nabi, yaitu  Yesus anak Yusuf dari Nazareth. Lain hal dengan Simon Petrus yang kemarin kita dengar langsung mengikuti ajakan Andreas dan menemui Yesus. hari ini Natanael tidak begitu saja percaya ajakan Filipus. " Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazareth?" demikian keraguan Natanael akan pernyataan Filipus. Namun, sebagai