Bacaan Hari Sabtu, 10 Juni 2023
Markus, 12 : 38 - 44
Markus, 12 : 38 - 44
Bacaan hari ini mengisahkan dua perikop yang saling berkaitan. Pada Markus 12: 38-40 mengisahkan tentang nasihat Yesus agar berhati-hati terhadap ahli-ahli Taurat dan Markus 12: 41-44 tentang persembahan seorang janda miskin. Keduanya sangat relevan hingga saat ini dan sepanjang masa.
Kita tau siapa itu ahli-ahli taurat atau ynang sering disebut kaum sofer. Mereka ini orang-orang yang menganggap diri paling mengetahui tentang hukum taurat Musa dan dalam bangsa Yahudi merekalah yang menyusun peraturan tentang hukum. Bagi Yesus orang-orang ini harus diwaspadai atau kita harus hati-hati. Karena apa yang mereka lakukan sebenarnya bukan karena ketulusan hati, kerendahan hati melainkan karena status dan kedudukannya. Apa yang mereka lakukan semata-mata untuk dirinya sendiri bukan untuk hukum taurat yang adalah bagian sejarah keselamatan Allah. Mereka memakai status dan kedudukannya untuk kemuliaan diri sendiri dan dipuji oleh orang lain, bukan untuk Yahwe, Allah Bapa di Sorga.
Dalam perikop selanjunya, penginjil Markus mengisahkan bagaimana Yesus memberi pencerahan imam kepada para murid-Nya dan kita semua. Peristiwa dimana seorang janda memberi persembahan di peti persembahan dengan segala kekurangannya. Janda saat itu adalah seorang wanita yang ditinggalkan suaminya karena meninggal dunia. Disini yang mau Yesus tekankan kepada para murid-Nya dan kita semua bukan soal banyaknya tetapi kerendahan hati dan ketulusan hati untuk memberi persembahan kepada Allah Bapa. Yesus memuji janda ini karena dari kekurangannya ia masih memberi persembahan ( saat ini dikenal Kolekte). Kehidupan para janda di masa itu untuk pandangan umum adalah mereka yang penuh kekurangan karena tulang - punggung keluarga telah tiada.
Yesus bukan tak menghargai orang-orang kaya yang telah memberi persembahan tetapi apa yang mereka berikan adalah hal yang wajar dan tidak mempengaruhi kehidupannya serta harta kekayaannya. Mungkin saja orang-orang kaya berlomba-berlomba untuk memberi yang terbanyak. Tetapi janda ini, justru memberi dari kekurangannya yang justru secara ekonomis sangat mempengaruhi hidupnya. Dua peser tidak ada arti bagi mereka yang kaya, namun bagi seorang janda adalah sangat berarti. Namun karena pemberian yang tulus dan kerendahan hati dari seluruh harta hidupnya di hari itulah sangat di puji oleh Yesus bahkan dimata Yesus Kristua sebenarnya yang terbesar dan termulia.
Saat ini, di jaman ini kita semua, kaum berjubah dan awam mungkin menjadi pribadi sebagai ahli-ahli taurat di tengah kehidupan, baik di masyarakat, keluarga dan Gereja. Di masyarakat kita memanfaatkan jabatan dan status kekuasaan untuk dihormati bahkan mengambil hak orang lain yang sama seperti ahli-ahli taurat menelan rumah janda-janda. (Mrk. 12:40); di tengah keluarga kita sebagai suami, istri dan anak sebagai ahli taurat dengan status masing-masing yang merasa diri harus dihormati dan didahulukan.; di Gereja kita mungkin sebagai ahli-ahli Taurat dengan jabatan-jabatan di DPP.
Dan di jaman ini kita juga sebagai pribadi seorang janda dan orang-orang kaya. Namun kita juga bersikap terbalik dari kisah dalam Injil Markus. Orang kaya yang penuh perhitungan untuk memberi persembahan / kolekte di Gereja dan menjadi Janda yang juga punya perhitungan untuk memberinya.
Saat ini juga kita terjebak dengan ahli-ahli taurat jaman ini. " Kita tidak hati-hati" akhirnya mengikuti aliran sesat.
Marilah berhati-hati terhadap ahli-ahli Taurat jaman ini.
Memberi dengan ketulusan hati dan kerendahan hati sangat berharga di mata Tuhan
Komentar
Posting Komentar