Langsung ke konten utama

KERENDAHAN HATI DALAM IMAN YANG MENYELAMATKAN

Bacaan Injil, Sabtu 1 Juli 2013
Matius, 8 : 5 - 17

Hari ini penginjil Matius kembali mewartakan kepada kita semua akan kisah penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus. Dua kisah yang diceritakan tentang " Hamba seorang  perwira di Kapernaum yang lumpuh " ( Mat. 8:5-13 ) dan " Ibu Mertua Petrus yang sakit deman " ( Mat. 8:14-17)

Menarik bahwa seorang perwira yang tergolong punya status, pangkat prihatin dan peduli terhadap hambanya yang bekerja di rumah yang lumpuh. Dan justru perwira ini bukanlah orang Yahudi keturunan Israel. Hal luar biasa yang ditunjukkan oleh perwira ini kepada hambanya yang lumpuh, bukannya memberhentikan tetapi justru mencari orang untuk menyembuhkan dan bekerja kembali. 

Iman akan Yesus sebagai Mesias Anak Allah mendorong dia untuk menemui Kristus dan memohon kesembuhan hambanya ini. Rasa belaskasihan terhadap hambanya yang menderita karena lumpuh menggerakkan hatinya untuk menemui Yesus. Kembali Seorang Perwira yang terpandang menunjukkan kerendahan hati dan sadar akan keadaannya yang tidak layak dihadapan Allah sehingga Yesus harus ke rumahnya. Imannya akan Tuhan akhirnya menyembuhkan hambanya tanpa Yesus harus le rumah dan menyentuhnya. " Tuan, aku tidak layak menerima Tuhan di dalam rumah, katakan saja, maka hambaku akabn sembuh." (8:8). Bukan karena rumah yang tak layak atau tidak mau Yesus datang ke rumahnya tetapi menyadari diri yang penuh dosa maka tak pantas Mesias Anak Allah harus ke rumah. Cukup bersabda, pasti akan sembuh. Iman inilah yang akhirnya sukacita kesembuhan terjadi. 

Iman inilah yang dipuji Tuhan Yesus. Bahkan Yesus menegaskan bahwa iman ini belum pernah ditemukan pada orang Israel yang menyebut dirinya anak-anak Yahwe (Allah). Kita pun demikian, sering menyebut diri sebagai pengikut Kristus tetapi justru iman kita akan Dia masih dangkal. Keraguan masih meliputi dalam hidup akan rahmat Allah yang selalu dilimpahkan kepada kita. Ketidakpercayaan dan keraguan ini justru dikecam oleh Yesus akan dicampakan ke dalam dunia kegelapan dan disana ada ratap dan kertak gigi (Mat. 8:12)

Perikop berikut Yesus menyembuhkan ibu Mertua Yesus yang justru berbeda dengan muzisat yang dilakukan terhadap hamba perwira itu hanya dengan sabda jarak jauh tanpa menyentuh fisik. Penyembuhan terhadap mertua Petrus dengan memegang tangannya lalu demam pun hilang. Hal ini Yesus mau menunjukkan kuasa-Nya sebagai Anak Allah bahwa iman dan kerendahan hati terhadap Dia, melalui sabda ataupun menyentuh maka muzisat pasti terjadi.

Berharaplah dalam Iman dengan kerendahan hati, mohonlah belaskasih Tuhan maka apa yang kita minta pasti akan dilakukan. 
PERCAYALAH!!




 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tangan Allah Bekerja di Balik Segala Peristiwa

  Keluaran 2:1-15a Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Dalam kitab Keluaran 2:1-15a, menceritakan tentang kisah awal kehidupan Musa yang penuh keajaiban. Musa lahir di tengah penderitaan umat Israel, di saat bayi laki-laki diperintahkan untuk dibunuh oleh Firaun. Namun, melalui keberanian ibunya dan campur tangan Allah, Musa diselamatkan bahkan dibesarkan di istana musuh bangsanya sendiri. Di balik segala ketakutan dan penderitaan, Allah menyusun rencana yang besar melalui tangan-tangan manusia yang berani dan penuh iman. Hidup Musa membuktikan bahwa Allah hadir dan berkarya bahkan dalam situasi paling gelap sekalipun. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun sering menghadapi situasi yang sulit: masalah keluarga, tekanan ekonomi, ketidakadilan, atau rasa takut akan masa depan. Namun, seperti Musa, kita diundang untuk percaya bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Kadang, pertolongan Tuhan datang lewat orang-orang di sekitar kita, atau mel...

Mengampuni dan Memperbaiki Hubungan dengan Kasih

  Dalam Injil Matius 18:15-20, Yesus mengajarkan kita cara memperbaiki hubungan ketika ada orang yang berbuat salah kepada kita. Yesus tidak ingin kita memendam marah atau membalas dendam, tetapi mengajak kita untuk menegur dengan kasih. Pertama, kita diajak untuk berbicara langsung kepada orang tersebut secara pribadi. Kalau belum berhasil, ajak satu atau dua orang yang bisa menjadi saksi dan penengah. Jika masih belum berubah, barulah dibicarakan bersama komunitas atau Gereja. Semua ini dilakukan bukan untuk mempermalukan, tetapi supaya hubungan yang retak bisa dipulihkan. Yesus juga berjanji, kalau dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, Ia hadir di tengah-tengah mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, ajaran ini sangat penting. Kadang kita berselisih dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Reaksi kita sering kali adalah menghindar, bergosip, atau marah di dalam hati. Padahal Yesus mengajarkan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang benar—bicara baik-baik, sabar menden...

Kesetiaan dalam Perjanjian Cinta

Matius: 19:1-12 Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Injil Matius 19:3-12 menceritakan tentang orang farisi yang datang untuk mencobai Yesus, mereka bertanya apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya? Dengan alasan apa saja. Lalu Yesus menjawab tidakkah kalian baca bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita ? Dan Ia bersabda sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya? Sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan maanusia. Dalam bacaan injil hari ini mengajarkan kepada kita bahwa pernikahan bukan sekadar ikatan hukum atau tradisi, tetapi sebuah perjanjian kudus yang dimeteraikan oleh Allah. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kesetiaan ini bukan hanya berlaku bagi suami-istri, tetapi juga bagi setiap panggilan hidup yang kita jalani. Bagi yang menikah, kesetiaan diwujudkan dalam komitmen un...