Langsung ke konten utama

YUDAS DAN PETRUS MASA KINI

 

Bacaan hari Selasa, 4 April 2023
Yohanes, 13:21-33.36-38
-----------------------------------------
Bacaan hari ini mengisahkan tentang dua murid Yesus. Yudas dan Petrus yang diingatkan oleh Yesus dengan sikap mereka saat dimana Dia akan ditangkap dan dibunuh. 
Yudas sebagai pengkianat yang kita kenal akan menyerahkan Yesus ke tangan orang-orang Yahudi hanya karena uang dan Petrus yang menyangkal sebagai murid Yesus. 

Kita mungkin dapat menjadi pribadi Yudas atau juga menjadi Petrus; ataupun kedua-duanyanya di saat ini. Tidak heran kita bingung, tidak akan tau dan mengerti kemana Tuhan (Yesus) akan pergi. ( Yoh. 13:36)

Kita menjadi Yudas dimana iman kita dapat digadai dengan uang, kita mengkianati istri/suami/anak-anak, kita sebagai pengkianat di lingkungan kerja, sebagai pengkianat dalam politik dan pengkianat untuk sesama kita. Semuanya itu hanya karena nafsu duniawi atau harta (uang). Hal ini lantaran iman kita lemah, gampang dihasut oleh iblis.

Kita juga menjadi Petrus jaman ini yang menyangkal akan iman kita dalam tindakan dan perkataan. Yang nampak jelas penyangkalan kita adalah saat dimana "Janji Baptis diucapkan" dan "doa Saya Mengaku". Sebagaimana Petrus berjanji akan menyerahkan nyawanya bagi Tuhan ( Yoh. 13:37), tapi disaat lain kita justru menyangkalnya. Gampang membuat janji dan gampang pula mengingkarinya. 

Bahkan kita pun dapat menjadi Yudas dan sekaligus Petrus jaman ini karena ketamakan/kerakusan, nafsu kekuasaan dan duniawi.

Tuhan masih memberi kesempatan buat kita untuk bertobat. Karena itu Ia mengatakan : bukan saat sekarang ini kita akan pergi ketempat dimana Tuhan (Yesus)  pergi tetapi nanti kelak. (Yoh. 13: 36b)

Semoga 40 hari masa ret-ret ini sungguh menyadari kita agar saat kebangkitan nanti kita pun bangkit bersama Kristus dan menjadi manusia baru.

Semoga


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengampuni dan Memperbaiki Hubungan dengan Kasih

  Dalam Injil Matius 18:15-20, Yesus mengajarkan kita cara memperbaiki hubungan ketika ada orang yang berbuat salah kepada kita. Yesus tidak ingin kita memendam marah atau membalas dendam, tetapi mengajak kita untuk menegur dengan kasih. Pertama, kita diajak untuk berbicara langsung kepada orang tersebut secara pribadi. Kalau belum berhasil, ajak satu atau dua orang yang bisa menjadi saksi dan penengah. Jika masih belum berubah, barulah dibicarakan bersama komunitas atau Gereja. Semua ini dilakukan bukan untuk mempermalukan, tetapi supaya hubungan yang retak bisa dipulihkan. Yesus juga berjanji, kalau dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, Ia hadir di tengah-tengah mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, ajaran ini sangat penting. Kadang kita berselisih dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Reaksi kita sering kali adalah menghindar, bergosip, atau marah di dalam hati. Padahal Yesus mengajarkan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang benar—bicara baik-baik, sabar menden...

Tangan Allah Bekerja di Balik Segala Peristiwa

  Keluaran 2:1-15a Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Dalam kitab Keluaran 2:1-15a, menceritakan tentang kisah awal kehidupan Musa yang penuh keajaiban. Musa lahir di tengah penderitaan umat Israel, di saat bayi laki-laki diperintahkan untuk dibunuh oleh Firaun. Namun, melalui keberanian ibunya dan campur tangan Allah, Musa diselamatkan bahkan dibesarkan di istana musuh bangsanya sendiri. Di balik segala ketakutan dan penderitaan, Allah menyusun rencana yang besar melalui tangan-tangan manusia yang berani dan penuh iman. Hidup Musa membuktikan bahwa Allah hadir dan berkarya bahkan dalam situasi paling gelap sekalipun. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun sering menghadapi situasi yang sulit: masalah keluarga, tekanan ekonomi, ketidakadilan, atau rasa takut akan masa depan. Namun, seperti Musa, kita diundang untuk percaya bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Kadang, pertolongan Tuhan datang lewat orang-orang di sekitar kita, atau mel...

Kesetiaan dalam Perjanjian Cinta

Matius: 19:1-12 Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Injil Matius 19:3-12 menceritakan tentang orang farisi yang datang untuk mencobai Yesus, mereka bertanya apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya? Dengan alasan apa saja. Lalu Yesus menjawab tidakkah kalian baca bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita ? Dan Ia bersabda sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya? Sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan maanusia. Dalam bacaan injil hari ini mengajarkan kepada kita bahwa pernikahan bukan sekadar ikatan hukum atau tradisi, tetapi sebuah perjanjian kudus yang dimeteraikan oleh Allah. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kesetiaan ini bukan hanya berlaku bagi suami-istri, tetapi juga bagi setiap panggilan hidup yang kita jalani. Bagi yang menikah, kesetiaan diwujudkan dalam komitmen un...