Langsung ke konten utama

SANG GEMBALA SEJATI

 


Bacaan Injil, Senin 1 Mei 2023
Yohanes, 10:11-18

Bacaan hari ini adalah lanjutan bacaan yang kita dengar paa hari Minggu Paskah IV (Minggu panggilan) dalam perikop Gembala yang baik.

Ayat sebelumnya Yesus menyatakan diri sebagai pintu bagi domba-domba-Nya. Ia adalah pintu untuk menuju Bapa.  Untuk dapat membuka dan masuk melalui pintu itu maka harus percaya dan mendengarkan suara Firman-Nya.

Hari ini, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Gembala yang baik. Kita tau seorang gembala yang baik pasti tak ingin peliharaannya itu binasa atau dicuri orang atau pun hilang di antara kawanannya. Ia akan memberi makan, mencari tempat yang nyaman bagi peliharaannya. begitu pun sebaliknya, seorang gembala yang tidak baik (jahat) pasti akan menelantarkan gembalaannya.  Hal ini, tentu kita alami dalam keseharian kita saat kita bersama peliharaan. Naluri "binatang" peliharaan kita tentu sangat mengenal kita. 

Yesus tampil sebagai seorang gembala dan kita adalah domba-domba-Nya. Betapa kita telah mengalami kasih setia Sang Gembala sejati dalam padang gembalaan di tengah dunia ini. Padang kehidupan, ada yang rumputnya hijau dan air berlimpah; ada padang yang rumputnya telah kering dan kesulitan air sehingga sengsara meliputinya; ada padang yang penuh dengan binatang buas yang siap memangsa. Sang Gembala Agung tak membiarkan kita domba-domba-Nya menderita dalam kesengsaraan karena ketiadaan makanan dan minuman dan dimangsa keganasan dunia ini. Ia menuntun kita bahkan mencari domba-domba-Nya yang hilang, meninggalkan kawanan karena ingin kebebasan yang semu, yang mau mencari jalannya sendiri.

Kita kadang ingin bebas dari kawanan domba-domba dengan Gembala yang satu dan sama yaitu Kristus sendiri. Kadang meninggalkan kebersamaan dan persekutuan domba-domba hanya karena tergiur dengan "gembala-gembala" palsu yang sebenarnya adalah binatang buas yang siap menyantap karena kebodohan sendiri. 

Akulah Gembala yang Baik, kamu tak kekurangan. Dengarkan suara-Ku ! 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kekuatan Doa Dalam Memulai Tugas

        Injil Lukas 6:12-19 menggambarkan Yesus yang menghabiskan waktu berdoa di gunung selama semalam sebelum memilih dua belas murid-Nya, menunjukkan pentingnya hubungan pribadi dengan Allah sebelum memulai tugas apapun.  Setelah berdoa, Yesus memilih murid-murid yang telah merasakan kuasa penyembuhan-Nya dan siap untuk melayani-Nya.  Ayat-ayat ini juga mencatat bahwa orang banyak datang kepada Yesus untuk mendengarkan pengajaran-Nya dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka, menunjukkan bahwa Yesus bukan hanya seorang guru, tetapi juga seorang penyembuh yang membawa kesembuhan fisik dan rohani.  Renungan ini mendorong kita untuk meneladani Yesus dalam berdoa, bersedia untuk mengikuti Kristus, dan percaya pada kuasa penyembuhan Allah. Oleh : Nona Ayen - Mahasiswi Stipar Magang Paroki Onekore

Belas Kasihan dan Pembagian Berkat: Dari Keterbatasan Menjadi Kelimpahan

                                         Senin, 05 Agustus 2024 Injil Matius 14:13-21 mengisahkan tentang Yesus memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan. Ketika Yesus mendengar tentang kematian Yohanes Pembaptis, Ia pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa. Namun, orang banyak mengikuti-Nya, dan Dia merasa belas kasihan. Kisah ini mengajarkan kita bahwa, seperti Yesus, kita dipanggil untuk peduli terhadap kebutuhan orang lain, bahkan dalam waktu sulit kita sendiri. Saat para murid menghadapi masalah kekurangan pangan, Yesus meminta mereka untuk membawa apa yang ada, dan dari yang kecil itu, Ia melakukan mukjizat yang besar. Renungan ini mengingatkan bahwa tidak ada yang terlalu kecil di tangan Tuhan. Ketika kita menyerahkan apa yang kita miliki kepada-Nya, Dia dapat mengubah keterbatasan kita menjadi berkat yang melimpah. Ini juga mengajak kita untu...

Menerima Kehadiran Tuhan dengan Hati Terbuka

  Jumat, 02 Agustus 2024 Renungan dari Injil Matius 13:54-58 membawa kita pada momen yang mendalam ketika Yesus kembali ke kampung halamannya di Nazaret. Dalam cerita ini, ketika Yesus mulai mengajar di rumah ibadat mereka, orang-orang di sana tercengang dan bertanya dari mana Ia memperoleh hikmat dan kekuatan-Nya. Namun, keheranan mereka segera berubah menjadi keraguan ketika mereka menyadari bahwa Yesus adalah anak tukang kayu yang biasa mereka kenal. Perasaan takjub berubah menjadi penolakan karena mereka tidak mampu melihat kebesaran dan keilahian Yesus di balik penampilan-Nya yang sederhana. Mereka terlalu terpaku pada pengetahuan masa lalu mereka tentang Yesus sehingga tidak bisa menerima-Nya sebagai Mesias yang dijanjikan. Renungan ini mengajarkan kita tentang bahaya menilai seseorang dari penampilan luar dan pengetahuan masa lalu yang terbatas. Kita diajak untuk membuka hati dan pikiran kita, siap menerima kehadiran Tuhan dalam bentuk-bentuk yang mungkin tidak sesuai deng...