Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2024

Kesaksian dan Pengakuan Iman

  Injil Yohanes 11:19-27 menggambarkan dialog antara Yesus dan Martha setelah kematian Lazarus, saudara Martha. Martha menyambut kedatangan Yesus dengan penuh keyakinan bahwa apapun yang diminta-Nya kepada Allah pasti akan dikabulkan. Dalam percakapan ini, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai kebangkitan dan kehidupan. Dia menegaskan bahwa siapa pun yang percaya kepada-Nya, meskipun ia mati, akan hidup kembali dan tidak akan pernah mati selamanya. Martha menunjukkan iman yang kuat kepada Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang akan datang ke dunia. Renungan ini mengajarkan kita tentang kekuatan iman, harapan, dan keyakinan dalam Kristus. Martha menunjukkan contoh iman yang teguh dan keyakinan bahwa Yesus adalah sumber kehidupan yang kekal. Pesan dari renungan ini adalah pentingnya mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang memiliki kuasa atas kehidupan dan kematian. Dengan merenungkan dialog antara Yesus dan Martha ini, kita diajarkan untuk memperkuat iman kita, mempercayakan hi

Memahami Karunia Melihat dan Mendengar

                                    Jumat, 26 Juli 2024                                        Matius, 13:16-17 Injil Matius 13:16-17 menggambarkan pengajaran penting dari Yesus Kristus. Di ayat tersebut, Yesus menyatakan, “Tetapi berbahagialah matamu, karena melihat, dan telingamu, karena mendengar. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihat, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengar.”   Ayat ini mengajarkan kita untuk menghargai karunia melihat dan mendengar kebenaran yang disampaikan oleh Yesus. Ini menekankan pentingnya memahami makna spiritual yang tersirat dalam ajaran-Nya. Meski banyak nabi dan orang benar di masa lalu menginginkan pengalaman yang sama, kita diberi kesempatan untuk memahami dan menerima kebenaran itu.   Renungan dari ayat ini mengajak kita untuk bersyukur atas kesempatan yang diberikan kepada kita untuk melihat dan mendengar ajaran-Nya. Ini juga mengingatkan

Pelayanan dan Kesetiaan dalam Kerajaan Surgawi

  Injil Matius 20:20-28 memberikan pandangan yang mendalam tentang konsep kebesaran dalam Kerajaan Surgawi menurut ajaran Yesus. Kisah ini berkisah tentang ibu dari Yakobus dan Yohanes yang mendekati Yesus untuk memohon agar kedua anaknya duduk di sebelah kanan dan kiri-Nya di Kerajaan-Nya. Dalam jawabannya, Yesus mengajarkan prinsip utama Kerajaan Surgawi: bukan tentang kekuasaan atau kedudukan tinggi, melainkan tentang pelayanan dan kesetiaan. Yesus menegaskan bahwa kebesaran dalam Kerajaan Surgawi tidak sama dengan kebesaran dalam dunia manusia. Di dunia ini, orang-orang berkuasa memerintah dengan keras dan menunjukkan kekuatan mereka. Namun, Yesus menyatakan bahwa dalam Kerajaan Surgawi, siapa pun yang ingin menjadi besar harus menjadi pelayan bagi semua, dan siapa pun yang ingin menjadi yang pertama harus menjadi hamba bagi semua. Yesus sendiri memberikan contoh dengan hidup-Nya, yang tidak datang untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan memberikan hidup-Nya sebagai tebusan bagi

Kerendahan Hati dan Kesediaan untuk Berkorban

                                      Kamis, 25 Juli 2024                                              Matius 20:20-28 Dalam bacaan Injil Matius 20:20-28, kita melihat sebuah pengajaran yang mendalam dari Yesus tentang pelayanan, kerendahan hati, dan kesediaan untuk berkorban. Ketika ibu dari Yakobus dan Yohanes datang kepada Yesus untuk meminta kedudukan yang tinggi bagi kedua anaknya, Yesus menegaskan bahwa pelayanan sejati dalam Kerajaan Surgawi bukanlah tentang kekuasaan atau dominasi, melainkan tentang melayani sesama dengan kasih. Dia menekankan pentingnya kerendahan hati sebagai kunci dalam pelayanan yang sejati, mengajarkan bahwa siapa pun yang ingin menjadi besar harus menjadi pelayan bagi semua. Yesus juga menegaskan kesediaan-Nya untuk berkorban, mengingatkan kita akan pengorbanan-Nya yang besar demi keselamatan umat manusia. Renungan dari bacaan ini mengajarkan kita untuk mengikuti teladan Kristus, melayani dengan sukarela, kerendahan hati, dan kesediaan untuk berkorban d

Keluarga Rohani dalam Kristus

                                          Selasa, 23 Juli 202 Injil Matius 12:46-50 menggambarkan momen di mana Yesus diajak bicara oleh ibu dan saudara-saudaranya yang berada di luar rumah. Dalam cerita ini, Yesus sedang berbicara kepada orang banyak, dan ketika ada yang memberitahunya bahwa ibu dan saudara-saudaranya ingin berbicara dengannya, Yesus menjawab dengan pertanyaan retoris, "Siapakah ibu-Ku dan siapakah saudara-saudara-Ku?" Kemudian Yesus mengatakan, "Lihat, ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku adalah orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Karena siapa yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga, dialah saudara-Ku dan ibu-Ku." Dalam konteks ini, Yesus mengajarkan bahwa hubungan spiritual yang didasarkan pada melakukan kehendak Allah lebih penting daripada hubungan keluarga biologis. Yesus menunjukkan bahwa siapa pun yang menjalankan kehendak Allah adalah bagian dari keluarga-Nya. Ini menekankan pentingnya mengutamakan kehendak Allah di atas

Kesetiaan dan Pelayanan Yang Tulus

Sabtu, 20 Juli 2024 Matius, 12:14-21   Renungan dari Bacaan Injil Matius 12:14-21 mengandung pesan yang dalam dan memperkaya iman. Dalam bacaan ini, kita melihat bagaimana Yesus, meskipun dihadapkan pada ancaman dan konspirasi, tetap memperlihatkan kesabaran, kelembutan, dan pelayanan yang tulus kepada orang lain. Meskipun orang-orang Farisi merencanakan untuk menghancurkan-Nya, Yesus tetap setia dalam misi-Nya untuk menyembuhkan dan memberikan keadilan. Pesan kesetiaan, ketabahan, dan kasih dalam bacaan ini mengajak kita untuk meneladani teladan Yesus dalam pelayanan dan pengabdian kepada sesama. Yesus dengan lembutnya mempersembahkan keadilan kepada semua, tanpa pernah mematahkan harapan yang patah atau memadamkan api yang masih menyala. Hal ini mengajarkan kita untuk tetap teguh dalam iman, bahkan di tengah cobaan dan konspirasi yang mungkin kita hadapi. Dengan merenungkan Bacaan Injil Matius 12:14-21, kita diingatkan akan pentingnya menjalani hidup dengan kesetiaan kepada Tuhan,

Kasih, Kehendak Tuhan, dan Fleksibilitas

  Dari bacaan Injil Matius 1 1 :1-8, kita dipanggil untuk memprioritaskan kasih dan belas kasihan di atas aturan-aturan keagamaan yang kaku. Yesus menegaskan bahwa kebutuhan manusia untuk makan dan kasih sayang lebih penting daripada mematuhi tradisi-tradisi tanpa memperhatikan konteks dan kebutuhan sesama. Pesan ini mengajarkan kita untuk selalu mengutamakan kehendak Tuhan yang penuh kasih dalam setiap tindakan dan keputusan kita, bahkan ketika menghadapi konflik antara aturan manusia dan kehendak-Nya. Fleksibilitas dalam beragama juga ditekankan, di mana kita perlu memahami bahwa dalam kondisi tertentu, penyesuaian dapat diperlukan tanpa mengubah inti ajaran Tuhan. Dengan merenungkan hal ini, marilah kita menjadi pribadi yang lebih peka terhadap kasih dan rahmat Tuhan, serta selalu bersedia mengutamakan kepentingan kasih dalam hubungan dengan sesama. Familia Asniyanti Nona Ayen Mahasiswi STIPAR Ende

Kesederhanaan dan Kebijaksanaan

                                  Rabu, 17 Juli 2024                                        Matius, 11: 25-27 Renungan pada Injil Matius 11:25-27 menggambarkan Yesus memberikan syukur kepada Bapa Surgawi karena menyembunyikan kebijaksanaan-Nya dari yang bijaksana dan cerdas, tetapi mendedahkan kebenaran-Nya kepada orang-orang yang sederhana dan rendah hati. Yesus mengakui bahwa segala sesuatu telah diberikan kepada-Nya oleh Bapa-Nya dan bahwa tidak seorang pun mengenal Anak kecuali Bapa, atau Bapa kecuali Anak, dan siapa pun yang Anak kehendaki untuk mendedahkan-Nya. Pesan yang disampaikan dalam renungan ini adalah betapa pentingnya kesederhanaan, rendah hati, dan keyakinan dalam iman. Yesus menunjukkan bahwa kebijaksanaan dan pengetahuan spiritual tidak selalu ditemukan pada mereka yang dianggap bijaksana oleh dunia, tetapi lebih sering pada orang-orang yang rendah hati dan sederhana dalam hati mereka. Renungan ini mengajarkan kita untuk merendahkan hati, bersyukur atas anugerah dan k

Kesetiaan yang Menuntut Pengorbanan dalam Mengikuti Kristus

                                                                Senin, 16 Juli 2024                                             Matius, 10:34-11:1 Bacaan dari Injil Matius 10:34-11:1 menyoroti tentang betapa Kristus datang untuk membawa perdamaian yang sejati, namun bukan perdamaian semata. Hal ini menekankan bahwa pilihan untuk mengikut Kristus mungkin juga akan membawa percabutan dan ketidaksepakatan dari orang-orang terdekat kita. Teks ini menekankan pentingnya kesetiaan kepada Kristus bahkan di tengah penderitaan dan penolakan manusia. Renungan ini mengajak kita untuk merenungkan tentang pentingnya mengesampingkan kepentingan duniawi dan kesediaan untuk mengorbankan segala hal bagi Kristus. Ini juga menekankan tentang pentingnya memprioritaskan relasi kita dengan Kristus di atas segalanya, meskipun itu bisa membawa suatu pembelahan dalam relasi manusiawi. Secara pribadi, kita di ingatkan tentang pentingnya kesetiaan dan keterlibatan penuh kita sebagai murid Kristus, atau menerima

Kesetiaan dan Pengorbanan

                                  Sabtu, 13 Juli 2024                                        Matius, 10:24-33 Matius 10:24-33 berisi ajaran Yesus kepada para murid-Nya tentang pengorbanan dan kesetiaan dalam mengikuti-Nya. Dalam ayat ini, Yesus mengingatkan para murid bahwa mereka tidak akan lebih besar dari guru mereka dan bahwa mereka harus siap menghadapi kesulitan dan penolakan karena iman mereka. Yesus juga menekankan pentingnya kesetiaan kepada-Nya meskipun dihadapkan pada tekanan dan penganiayaan.   Ayat-ayat ini mengajarkan kita untuk tetap teguh dalam iman, meskipun menghadapi rintangan dan penolakan dari dunia. Kesetiaan kepada Tuhan harus menjadi prioritas utama dalam hidup kita, bahkan jika itu berarti menghadapi penderitaan atau kehilangan di dunia ini. Dengan mempercayai dan mengikuti-Nya, kita akan mendapatkan kehidupan yang kekal dan berkat yang melimpah dari-Nya.   Semoga renungan singkat ini memberikan inspirasi dan kekuatan bagi kita dalam menghadapi setiap tanta

Keberanian dan Keteguhan dalam Menghadapi Tantangan dalam Pelayanan Tuhan

                                      Jumat, 12 Juli 2024                                             Matius, 10: 16-23 Ayat-ayat Matius 10:16-23 mengandung pesan yang mendalam tentang keberanian, ketekunan, dan kepercayaan kepada Tuhan dalam menghadapi cobaan dan tantangan dalam hidup. Ayat-ayat ini mengajarkan kita untuk bijak seperti ular dan tulus seperti merpati dalam menghadapi dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan kesulitan. Dalam ayat-ayat ini, Yesus mengingatkan para murid-Nya agar tulus seperti merpati dalam menghadapi dunia yang keras. Mereka diutus sebagai domba di tengah serigala, tetapi harus tetap teguh dalam iman dan tidak gentar menghadapi penolakan dan penganiayaan. Meskipun pengikut Kristus dihadapkan pada tekanan dan penolakan, mereka harus tetap setia dan tidak takut untuk menyatakan kebenaran. Meskipun mengikut Yesus tidak selalu mudah dan bisa menimbulkan konflik, mereka harus tetap teguh dalam iman dan siap menghadapi ujian serta cobaan dengan keyakinan bah

Menyebarkan Damai dan Kasih

                                      Kamis, 11 Juli 2024                                              Matius, 10:7-15 Renungan dari bacaan Injil Matius 10:7-15 mengajarkan kita tentang pentingnya memberitakan Injil dan melayani sesama dengan kasih. Ayat-ayat ini menekankan bahwa pesan injil harus disampaikan dengan sukacita dan kejujuran, serta bahwa kita harus mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah pelayanan kita. Matius 10:7-15 berbicara tentang misi para murid untuk memberitakan Kerajaan Surgawi. Mereka diajak untuk mengobarkan damai sejahtera kepada semua orang, menyembuhkan yang sakit, mengusir setan, dan memberitakan bahwa Kerajaan Surgawi sudah dekat. Para murid juga diajarkan untuk tidak membawa bekal dalam perjalanan mereka, karena Tuhan akan menyediakan segala kebutuhan mereka. Namun, dalam memberitakan Injil, para murid juga diingatkan bahwa tidak semua orang akan menerima pesan mereka. Mereka harus siap menghadapi penolakan dan persekusi. Meskipun demikian, mereka dim

DIPANGGIL UNTUK MENYELAMATKAN KEHIDUPAN

Rabu, 10 Juli 2024 Matius, 10 :1-7 Tuhan Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk menyembuhkan orang-orang dari berbagai penyakit dan kelemahan (1). Angka dua belas mempunyai makna simbolis kedua belas suku Israel, umat pilihan Allah dalam Perjanjian Lama. Pemanggilan kedua belas rasul memiliki makna umat Allah yang dibarui, yaitu jemaat Kristus dalam Perjanjian Baru. Kita dapat belajar dari kedua belas rasul yang diberi kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan menyembuhkan berbagai penyakit dan kelemahan. Hal itu berarti bahwa umat Allah dalam Perjanjian Baru, yaitu gereja, mendapat kuasa sekaligus tugas yang sama. Pertama, mengusir roh-roh jahat. Roh-roh jahat tidak hanya dimaknai sebagai kekuatan magis atau kekuatan kegelapan seperti jin, setan, dan hantu saja. Roh-roh jahat juga meliputi segala keinginan dan perbuatan jahat dalam kehidupan manusia. Segala bentuk kejahatan dan kriminalitas manusia termasuk di dalamnya

Kasih Yesus: Mengasihi dan Menggembalakan

Selasa, 9 Juli 2024 Matius, 9:32-38   Renungan dari bacaan Matius 9:32-38 menggambarkan kasih dan belas kasihan Yesus terhadap orang banyak. Dalam ayat tersebut, Yesus menyembuhkan seorang yang bisu dan buta yang dirasuki setan. Setelah menyaksikan mujizat tersebut, orang banyak terkesan dan mengagumi kekuatan dan kuasa YesusNamun, yang paling mencolok dari ayat ini adalah ketika Yesus melihat orang banyak yang tercecer seperti domba yang tidak memiliki gembala. Hal ini menggambarkan belas kasihan dan perhatian Yesus terhadap umat-Nya. Dia merasa kasihan karena melihat betapa banyaknya orang yang membutuhkan bimbingan rohani dan penggembalaan.   Dari sini, kita dapat belajar untuk memiliki kasih dan perhatian terhadap sesama seperti yang Yesus tunjukkan. Kita diingatkan untuk peduli terhadap orang-orang di sekitar kita yang mungkin membutuhkan bantuan, dukungan, atau penghiburan. Sebagai umat-Nya, kita dipanggil untuk menjadi gembala yang peduli dan mengasihi sesama, serta menyebar

Kuasa Penyembuhan dan Keselamatan dalam Kristus

                                  Senin, 08 Juli 2024                                        Matius, 9:18-36 Injil Matius 9:18-36 mengisahkan tentang dua keajaiban yang dilakukan oleh Yesus yaitu: penyembuhan seorang perempuan yang menderita pendarahan selama dua belas tahun dan kebangkitan seorang anak perempuan dari kematian. Dua peristiwa ini menggambarkan kuasa dan belas kasih Kristus yang tak terbatas. Dari kisah ini, kita diajak untuk merenungi tentang keyakinan yang kokoh dan kasih karunia Tuhan yang tak terbatas. Meskipun kondisi fisik manusiawi menunjukkan keputusasaan, Yesus menunjukkan kuasa-Nya sebagai Sang Penebus yang memiliki kuasa untuk menyembuhkan dan memulihkan. Kisah ini juga mengingatkan kita akan kerentanan hidup manusia dan kuasa penyembuhan Tuhan. Masing-masing dari kita memiliki kebutuhan akan kesembuhan dan pemulihan, baik secara fisik, emosional, maupun rohani. Dari segi pribadi, renungan ini mengingatkan kita akan keajaiban dan kuasa penyembuhan Tuhan dalam

“Perumpamaan Pakaian Baru dan Anggur Baru”

                                      Sabtu, 06 Juli 2024                                             Matius, 9:14-17 Matius 9:14-17 berbicara tentang pertanyaan para murid Yohanes kepada Yesus mengenai puasa. Mereka bertanya mengapa murid-murid Yesus tidak berpuasa seperti yang mereka lakukan. Yesus menjawab dengan perumpamaan tentang pakaian baru dan anggur baru.   Dalam perumpamaan tersebut, Yesus menjelaskan bahwa tidak mungkin menggabungkan pakaian baru dengan kain tua karena hal itu akan merusak keduanya. Begitu pula dengan anggur baru yang harus disimpan dalam tempayan baru agar tidak ada yang terbuang. Yesus ingin menyampaikan bahwa ajaran-Nya yang baru tidak bisa disatukan dengan praktik lama yang kaku.   Dengan analogi ini, Yesus mengajarkan bahwa kita perlu memiliki pemahaman yang baru dan terbuka terhadap ajaran-ajaran-Nya yang revolusioner. Ia ingin mengubah cara kita berpikir dan bertindak agar kita dapat menerima kebenaran-Nya dengan hati yang baru dan terbuka. Oleh

Belas Kasih Tuhan dan Panggilan untuk Mengubah Hati

                                      Jumat,05 Juli 2024                                             Matius, 9:9-13 Ketika Yesus memanggil Matius, seorang pemungut cukai, untuk mengikuti-Nya, hal itu bukanlah hanya sekadar panggilan biasa, tapi panggilan pribadi. Inilah masalahnya, Yesus memanggil Matius tanpa memandang masa lalu, pekerjaan, atau status sosialnya. Dia tidak menilainya berdasarkan profesinya, tetapi melihat ke dalam hati Matius. Dalam renungan ini, kita diingatkan tentang kasih karunia Tuhan yang tak terbatas, yang melampaui kesalahan kita dan memberi kesempatan baru. Matius mungkin memiliki banyak kesalahan dalam hidupnya, tetapi panggilan pribadi Yesus kepada Matius menjadi perubahan mendasar dalam hidupnya. Renungan ini juga mengajak kita untuk melihat orang lain dengan mata kasih karunia dan belas kasih. Kita diminta untuk tidak menilai orang berdasarkan penampilan atau pengalaman masa lalu mereka, tetapi melihat mereka sebagai individu yang mereka bisa menjadi dal

“KUASA PENYEMBUHAN DAN PENGAMPUNAN KRISTUS: Percaya , Berani, dan Menerima “

                                       Kamis, 04 Juli 2024                                             Bacaan Injil Matius 9:1-8 Bacaan Matius 9:1-8 mengisahkan tentang mukjizat penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Dalam cerita ini, seorang pria lumpuh dibawa kepada Yesus untuk disembuhkan. Yesus kemudian mengatakan kepadanya, “Beranilah, anak-Ku, dosa-dosamu telah diampuni.”  Namun, ada perdebatan di antara ahli Taurat yang menyaksikan kejadian ini. Mereka meragukan kuasa Yesus untuk mengampuni dosa. Yesus kemudian membuktikan kuasa-Nya dengan menyembuhkan pria lumpuh tersebut sehingga ia bisa berdiri dan pulang dengan sehat.  Renungan dari bacaan ini mengajarkan kita tentang keajaiban kuasa penyembuhan dan pengampunan yang dimiliki oleh Yesus Kristus. Hal ini mengingatkan kita untuk percaya sepenuhnya pada-Nya dan bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya. Selain itu, cerita ini juga menunjukkan bahwa iman yang kuat dan keyakinan pada Yesus dapat membawa kesembuhan d

"Keyakinan yang Muncul dari Pertemuan Pribadi dengan Kristus."

.      Hari Rabu, 03 Juli 2024         Bac. Injil Yoh. 20:24-29 Dalam injil hari ini melukiskan tentang kisah Tomas, salah satu murid Yesus, yang awalnya ragu akan kebangkitan Kristus. Namun, ketika Yesus menunjukkan tangan-Nya yang terluka dan sisi-Nya yang tertusuk tombak, Tomas menjadi yakin dan bersaksi, "Tuhanku dan Allahku!. Kisah Tomas mengingatkan kita bahwa keraguan bisa menjadi bagian dari iman, namun pertemuan pribadi dengan Kristus dapat mengubah keraguan menjadi keyakinan kokoh. Saat kita mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh, kita dapat menemukan-Nya di tengah ragu dan ketidakpastian. Seperti Tomas yang melihat luka-luka Yesus, kita juga bisa menguatkan iman kita dengan melihat tanda-tanda kasih Tuhan di sekitar kita. Jangan takut untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan segala keraguan dan kebimbangan, karena Ia selalu siap mendengar dan menjawab doa-doa kita. Renungan ini juga dapat membawa pesan tentang pentingnya menghadirkan hati yang terbuka dan pikiran yang ter

KUASA TUHAN ATAS BADAI KEHIDUPAN

                                                         Selasa, 02 Juli 2024                                                        Bacaan Mat.28:23 - 27 Dalam bacaan Injil Matius 8:23-27, kita di suguhkan tentang kisah Yesus dan para murid-Nya yang berada di perahu dan tiba-tiba badai besar melanda danombak besar mulai memasuki perahu. Para murid pun ketakutan, namun Yesus tidur dengan tenang. Mereka kemudian membangunkan Yesus dan memohon agar Dia menyelamatkan mereka.  Yesus bangun, menegur angin dan laut, lalu terjadilah keadaan teduh. Dalam kejadian ini, kita belajar bahwa Yesus memiliki kuasa yang besar atas alam. Dia mampu menguasai badai dan laut dengan hanya mengucapkan satu kalimat. Ini mengingatkan kita bahwa kita bisa percaya dan bergantung kepada-Nya dalam setiap kesulitan yang kita hadapi.  Renungan dari bacaan ini mengajarkan kita untuk mempercayai kuasa dan kehadiran Tuhan dalam hidup kita, bahkan saat badai kehidupan melanda. Kita tidak perlu takut, karena Tuhan s