- Bacaan Injil, Selasa 11 Juli 2023
- Matius, 9 : 32 - 38
HHari ini penginjil Matius menampilkan Kristus adalah Sumber terang dan kehidupan.
Dalam kisah ini, ditunjukkan akan Keteguhan hati dua orang buta itu dalam permohonan mereka terhadap Kristus. Dalam perjalanan pulang dari rumah kepala rumah ibadat menuju tempat-Nya menginap, dua orang buta ini mengikuti-Nya, seperti pengemis, dengan berseru-seru tanpa henti (ay. 27).
G Gelar yang diberikan oleh dua orang buta ini kepada Kristus; "Kasihanilah kami, hai Anak Daud." Janji yang diberikan kepada Daud, bahwa dari keturunannya Mesias akan datang, sangat diketahui dengan baik, dan karena itu Mesias biasanya diberi julukan Anak Daud. Pada waktu itu orang-orang sedang mengharapkan kedatangan-Nya. Begitulah, kedua orang buta ini tahu, dan mengakui serta mengumumkannya di jalan-jalan Kapernaum bahwa Mesias sudah datang, dan bahwa Dia inilah yang dinantikan.
Kedua orang buta itu tidak dapat melihat Dia dan mujizat-mujizat-Nya, tetapi iman timbul dari pendengaran. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang di dalam pemeliharaan Allah, tidak bisa melihat dengan mata jasmani mereka, dengan anugerah Allah dapat mempunyai mata pengertian yang begitu dicerahkan sehingga mereka bisa mencerna perkara-perkara besar mengenai Allah, yang tersembunyi bagi orang bijak dan orang pandai.
Mereka memohon, "Kasihanilah kami." Sudah dinubuatkan bahwa Anak Daud itu penuh dengan belas kasihan (Mzm. 72:12-13), dan di dalam Dia bersinarlah belas kasihan dari Allah kita (Luk.1:78). Perhatikanlah, apa pun keperluan dan beban kita, tidak ada bantuan dan dukungan yang bisa melebihi bagian yang kita peroleh dalam belas kasihan Tuhan Yesus. Entah Ia menyembuhkan kita atau tidak, jika Ia mengasihani kita, itu sudah cukup bagi kita. Seperti apa dan bagaimana bentuk belas kasihan-Nya, kita boleh yakin dan dengan bijak berserah saja kepada hikmat Kristus. Kedua orang buta itu tidak berbicara untuk diri mereka masing-masing, dan berkata, "Kasihanilah aku," melainkan untuk satu sama lain dengan berkata, "Kasihanilah kami." Perhatikanlah, orang yang mengalami penderitaan yang sama haruslah mengucapkan doa yang sama pula untuk meminta pertolongan. Orang-orang yang sama-sama menderita haruslah memohon bersama-sama pula. Di dalam Kristus, semuanya bisa mendapat bagian.
Desakan mereka dalam permohonan ini; mereka mengikuti-Nya, sambil berseru-seru. Tampaknya Ia tidak memedulikan mereka pada awalnya, karena Ia ingin menguji iman mereka, yang diketahui-Nya sebagai iman yang kuat. Ia ingin agar mereka memohon kepada-Nya, sehingga kesembuhan yang Ia berikan kepada mereka bisa lebih dihargai apabila kesembuhan itu tidak diperoleh secara langsung pada waktu pertama kali mereka memintanya. Dalam hal ini Ia ingin mengajar kita untuk terus berdoa dan tidak jemu-jemu. Walaupun doa kita belum terjawab sekarang, kita harus tetap menunggunya dan terus hidup di dalam pemeliharaan Allah, bahkan sekalipun kita harus mengambil langkah-langkah dan mengalami perkembangan yang tampaknya semakin mengabaikan atau menjauh dari pengabulan doa itu. Kristus tidak ingin menyembuhkan kedua orang buta ini secara terbuka di jalanan, karena Ia ingin merahasiakan kesembuhan ini (ay. 30), dan setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, mereka mengikuti-Nya ke sana, dan datang kepada-Nya. Perhatikanlah, pintu Kristus selalu terbuka bagi siapa saja yang memohon dengan yakin dan tidak jemu-jemu.
Yesus ingin mengetahui seberapa dalam iman mereka terhadap-Nya. Ketika mereka datang kepada-Nya untuk memohon belas kasihan, Ia bertanya kepada mereka, "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Iman merupakan syarat utama untuk menerima pertolongan dari Kristus. Orang yang ingin menerima belas kasihan dari Kristus harus percaya dengan yakin akan kuasa-Nya. Apa pun yang kita inginkan Dia lakukan untuk kita, kita harus benar-benar yakin bahwa Ia dapat melakukannya. Jadi terserah kepada kita apakah kita percaya bahwa Kristus dapat melakukannya, dengan kuasa kebaikan dan doa pengantaraan-Nya di sorga, dengan Roh dan anugerah-Nya di dalam hati, dan dengan pemeliharaan dan kekuasaan-Nya di bumi? Percaya kepada kuasa Kristus ini tidak hanya berarti bahwa kita harus merasa pasti akan kuasa-Nya itu, melainkan juga harus benar-benar menyerahkan dan mengikat diri kepada kuasa itu dan mendorong diri kita sendiri untuk teguh di dalamnya. Setiap mujizat penyembuhan yang dilakukan oleh-Nya, hal yang terpenting adalah Iman.
Yesus menekankan bahwa iman mereka itu penting; "Jika kamu percaya, maka kamu akan mendapatkan apa yang kamu cari." Orang yang datang kepada Yesus Kristus akan diperlakukan menurut iman mereka; bukan menurut angan-angan mereka atau menurut pekerjaan mereka, melainkan menurut iman mereka. Ini artinya, orang-orang yang tidak percaya tidak bisa berharap akan mendapat pertolongan dari Allah, tetapi orang yang sungguh-sungguh percaya bisa yakin akan mendapat segala pertolongan yang ditawarkan di dalam Injil; dan keyakinan kita bisa pasang atau surut, tergantung apakah iman kita lebih kuat atau lebih lemah; kita tidak dibatasi di dalam Kristus, jadi marilah kita sendiri jangan membuat diri kita dibatasi dalam diri kita sendiri.
Setelah menyembuhkan Yesus mengingatkan mereka yang adalah sebuah perintah untuk merahasiakannya (ay.30), Jagalah supaya jangan seorang pun mengetahui hal ini.
Ia Yesus mau menunnukkan kepada kita bahwa kerendahan hati untuk tidak perlu sebuah perbuatan baik mendapat pujian. Karena setiap perbuatan baik kita hanya untuk kemuliaan Allah. Kita harus lebih peduli dan berusaha untuk menjadi berguna bagi orang lain daripada untuk menjadi terkenal dan diperhatikan orang lain (Ams. 20:6, 25:27). Dan biarlah orang-orang percaya kepada Kristus oleh imannya sendiri.
K
Kisah yang berikut adalah penyembuhan terhadap seorang bisu yang kerasukan setan. Ia tidak dapat berbicara karena di bawah kuasa Iblis. Ketika setan merasuki jiwa, jiwa itu dibuat diam terhadap segala sesuatu yang baik; bisu dalam doa dan pujian, yang sangat dimusuhi setan. Makhluk yang malang ini dibawa kepada Kristus, yang bukan saja menyambut mereka yang datang sendiri dengan iman mereka, melainkan juga yang dibawa kepada-Nya oleh teman-teman mereka, yaitu dengan iman orang lain. Walaupun orang benar akan hidup selamanya oleh iman mereka, namun belas kasihan sementara bisa dikaruniakan kepada kita oleh karena iman mereka yang berdoa syafaat bagi kita. Mereka membawa orang ini tepat pada waktu kedua orang buta itu keluar. Lihatlah bagaimana Kristus tidak mengenal lelah dalam berbuat baik: demikian dekatnya satu perbuatan baik langsung diikuti oleh perbuatan baik lainnya! Belas kasihan yang berlimpah ruah dan ajaib tersimpan di dalam diri-Nya, mengalir keluar tanpa henti, dan tidak pernah akan terkuras habis. Namun kedengkian dan ketidakpercayaan orang-orang Yahudi masih tetap meliputi hati mereka, walaupun mereka telah banyak melihat mujisat yang dilakukan oleh Yesus. Mereka menuduh Yesus bersekutu dengan setan "Dengan kuasa penghulu setan," kata mereka.
H Hari ini kita diajarkan agar tak henti-hentinya berdoa memohon belaskasih Allah. Tuhan tak akan menelantarkan permohonan kita dalam Iman yang teguh dan kerendahan hati.
Kita diingatkan pula akan kasih karunia Tuhan yang tak berkesudahan. Kita memang tidak buta mata dan bisu secara fisik tetapi secara rohani sebenarnya kita buta dan bisu.
Komentar
Posting Komentar