Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2025

Janji Hidup Kekal bagi yang Setia

  Saudara-saudari, dalam Injil Matius 19:23-30 Yesus mengingatkan bahwa orang yang terlalu terikat pada harta sulit masuk ke surga. Tetapi Yesus menegaskan, bagi Allah tidak ada yang mustahil. Keselamatan adalah rahmat dari Tuhan, bukan hasil dari harta atau kekuasaan kita. Yesus berjanji, siapa pun yang rela meninggalkan segalanya demi Dia akan menerima balasan yang berlimpah dan hidup kekal. Maka marilah kita tetap setia kepada Tuhan, tidak terlalu melekat pada harta, dan percaya pada janji-Nya yang pasti memberi kehidupan abadi. Merry Bidho Mahasiswa STIPAR ENDE

Kerendahan Hati adalah Kunci Masuk Kerajaan Surga"tgp

  Saudara-saudari terkasih, dalam Injil hari ini Yesus menunjukkan kasih dan perhatian-Nya kepada anak-anak. Ketika murid-murid mencoba menghalangi mereka, Yesus menegur dan berkata bahwa Kerajaan Surga adalah milik orang-orang yang seperti anak-anak. Anak kecil identik dengan hati yang polos, tulus, dan percaya penuh kepada orang tuanya. Yesus mengajarkan bahwa untuk masuk Kerajaan Surga, kita juga harus memiliki hati yang sederhana dan bersih seperti mereka—tidak penuh perhitungan, iri hati, atau kebanggaan diri. Dalam hidup sehari-hari, kita sering terjebak dalam kesibukan, ambisi, dan masalah yang membuat hati kita keras. Injil ini mengajak kita untuk belajar dari sikap anak-anak: mudah percaya, mau menerima, dan tidak menyimpan dendam. Jika kita kembali memiliki hati yang tulus dan rendah hati, kita akan semakin dekat dengan Tuhan dan dapat merasakan damai-Nya. Mari kita membuka hati kita seperti anak kecil, sehingga kasih Tuhan bisa memenuhi dan membimbing hidup kita. Merry ...

Kesetiaan dalam Perjanjian Cinta

Matius: 19:1-12 Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, Injil Matius 19:3-12 menceritakan tentang orang farisi yang datang untuk mencobai Yesus, mereka bertanya apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya? Dengan alasan apa saja. Lalu Yesus menjawab tidakkah kalian baca bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita ? Dan Ia bersabda sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya? Sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan maanusia. Dalam bacaan injil hari ini mengajarkan kepada kita bahwa pernikahan bukan sekadar ikatan hukum atau tradisi, tetapi sebuah perjanjian kudus yang dimeteraikan oleh Allah. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kesetiaan ini bukan hanya berlaku bagi suami-istri, tetapi juga bagi setiap panggilan hidup yang kita jalani. Bagi yang menikah, kesetiaan diwujudkan dalam komitmen un...

Mengampuni Tanpa Batas, Mengasihi Sepenuh Hati

  Saudara-saudari terkasih, Petrus pernah bertanya kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku?” Ia pikir mengampuni tujuh kali sudah cukup banyak. Namun Yesus menjawab, “Bukan sampai tujuh kali, melainkan tujuh puluh kali tujuh kali.” Artinya, pengampunan itu tidak boleh dibatasi oleh hitungan. Yesus lalu menceritakan perumpamaan tentang hamba yang diampuni utangnya oleh tuannya, tetapi ia sendiri tidak mau mengampuni orang yang berutang kepadanya. Dari kisah ini kita diingatkan bahwa kita pun adalah orang berdosa yang telah diampuni Tuhan begitu besar, sehingga kita juga harus mau mengampuni orang lain, sekecil apa pun kesalahannya terhadap kita. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering sulit mengampuni karena hati masih dikuasai sakit hati atau dendam. Namun Yesus mengajak kita untuk mengampuni dengan tulus, bukan karena orang itu layak, melainkan karena kasih Tuhan yang sudah lebih dahulu mengampuni kita. Pengampunan membebaskan hati kita dari beban ...

Mengampuni dan Memperbaiki Hubungan dengan Kasih

  Dalam Injil Matius 18:15-20, Yesus mengajarkan kita cara memperbaiki hubungan ketika ada orang yang berbuat salah kepada kita. Yesus tidak ingin kita memendam marah atau membalas dendam, tetapi mengajak kita untuk menegur dengan kasih. Pertama, kita diajak untuk berbicara langsung kepada orang tersebut secara pribadi. Kalau belum berhasil, ajak satu atau dua orang yang bisa menjadi saksi dan penengah. Jika masih belum berubah, barulah dibicarakan bersama komunitas atau Gereja. Semua ini dilakukan bukan untuk mempermalukan, tetapi supaya hubungan yang retak bisa dipulihkan. Yesus juga berjanji, kalau dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, Ia hadir di tengah-tengah mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, ajaran ini sangat penting. Kadang kita berselisih dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Reaksi kita sering kali adalah menghindar, bergosip, atau marah di dalam hati. Padahal Yesus mengajarkan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang benar—bicara baik-baik, sabar menden...

"Percaya kepada Yesus di Tengah Masalah"

  Dalam Injil Matius 14:22-36, para murid sedang berada di perahu ketika angin kencang dan ombak datang. Mereka takut, lalu Yesus datang berjalan di atas air untuk menenangkan mereka. Petrus sempat berjalan di atas air, tapi ia mulai tenggelam saat ia takut dan ragu. Lalu Yesus segera menolongnya. Saudara dan saudari, dalam hidup kita pun sering ada masalah dan kesulitan. Kadang kita merasa takut, bingung, atau mau menyerah. Tapi seperti Yesus menolong Petrus, Yesus juga mau menolong kita. Kita hanya perlu percaya dan memanggil nama-Nya. Jangan menyerah saat masalah datang. Ingat, Yesus selalu dekat dan siap menolong kita. Merry Bidho Mahasiswa STIPAR Ende

Tetap Setia Dalam Kebenaran

  Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, Injil hari ini mengisahkan tentang Yohanes Pembaptis yang dihukum mati karena ia berani mengatakan yang benar kepada Raja Herodes. Yohanes tidak takut, walau tahu bahwa kata-katanya bisa menimbulkan masalah. Ia tetap setia pada tugasnya sebagai nabi, sebagai suara kebenaran dari Tuhan. Sikap ini menjadi contoh bagi kita semua: bahwa hidup dalam kebenaran kadang tidak mudah, tapi itulah yang dikehendaki Allah. Saudara-saudari, Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun sering dihadapkan pada pilihan: apakah akan diam terhadap ketidakadilan, atau berani menyuarakan yang benar? Entah di sekolah, di rumah, atau di lingkungan sekitar, Tuhan mengajak kita untuk menjadi seperti Yohanes—setia pada kebenaran meski sulit. Mari kita mohon kekuatan dari Tuhan agar kita tidak takut menjadi pribadi yang jujur dan setia, karena Tuhan selalu menyertai orang yang hidup dalam kebenaran. Tuhan Memberkati Merry Bidho Mahasiswa STIPAR Ende