Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2025

''DIPANGGIL UNTUK MEMBAWA KABAR BAIK''

Markus 16:15-20   Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” Pada ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap pengikut Kristus mendapat tugas istimewa untuk membawa kabar baik kepada siapa pun yang kita temui, bukan hanya lewat kata-kata, tetapi juga melalui sikap dan tindakan yang mencerminkan kasih Tuhan. Ketika Yesus mengutus para murid, Ia juga menjanjikan penyertaan dan kuasa-Nya, sehingga mereka tidak harus bergantung pada kekuatan sendiri. Begitu juga kita, kadang merasa tidak mampu atau malu bersaksi, tetapi Tuhan meneguhkan bahwa Ia selalu menyertai sampai tugas itu selesai. Karena itu, marilah kita melangkah dengan berani, menjadi terang dan harapan bagi dunia sekitar kita, meyakini bahwa Tuhan bekerja melalui setiap hal kecil yang kita lakukan dalam nama-Nya. Merry Bidho Mahasiswi Stipar Ende

"HATI YANG SEDERHANA MEMBUKA JALAN UNTUK MELIHAT TUHAN"

Luk 10:21-24 ' 'Pada waktu itu bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata, "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi,karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.''  Yesus bersukacita karena Bapa menyatakan kebenaran kepada “orang kecil” mereka yang berhati sederhana dan mau menerima. Pada ayat ini mengingatkan kita semua bahwa Tuhan tidak mencari kesempurnaan atau kepintaran, tetapi Tuhan mencari hati yang rendah dan terbuka. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun sering melewati tanda-tanda kebaikan Tuhan karena terlalu sibuk atau merasa mampu sendiri. Namun, saat kita merendahkan hati, belajar percaya, dan melihat hidup dengan kesederhanaan, kita mulai menyadari bahwa Tuhan hadir dalam hal-hal kecil: dalam pertolongan orang lain, kedamaian di tengah masalah, dan kekuatan untuk melanjutkan langkah. Hati yang sederhana membuat kita mampu melihat Tuhan bekerja dalam hidup kita setiap h...

TETAP SETIA DI TENGAH PENCOBAAN

 Lukas 21:12-19 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya "akan datang harinya kalian akan ditangkap dan dianiaya. Yesus mengatakan bahwa para murid akan mengalami kesulitan sebelum kerajaan Allah datang. Mereka bisa ditangkap, diadili, bahkan dikhianati oleh orang-orang terdekat. Namun Yesus menegaskan satu hal penting: Jangan takut. Tuhan akan memberi kekuatan ketika kita harus bersaksi. Dan yang paling meyakinkan, Yesus berkata bahwa ketekunan kita akan menyelamatkan hidup kita. Dalam hidup sehari-hari, mungkin kita tidak harus menghadapi penganiayaan seperti para murid dulu. Tapi kita tetap bisa mengalami kesulitan disalahpahami, ditolak, dijauhi karena kebaikan atau iman kita. Terkadang kita merasa sendirian atau tidak kuat lagi. Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

TETAP TENANG DAN SETIA DI TENGAH KETIDAKPASTIAN

Lukas 21:5-11   Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah  dan mengagumi bangunan yang dihiasi dengan batu yang indah, mengingatkan bahwa sekalipun bangunan yang megah seperti Bait Allah dapat runtuh dan dunia bisa dipenuhi perang, bencana, serta berbagai ketakutan, murid-murid-Nya diminta untuk tidak terkejut dan tidak tersesat. Pesan ini mengajarkan kita bahwa hidup sering berubah dan hal-hal yang kita anggap kuat pun bisa rapuh, namun di tengah ketidakpastian itu Tuhan tetap memegang kendali. Karena itu, ketika kita menghadapi masalah, kekhawatiran, atau berita dunia yang menakutkan, kita dipanggil untuk tetap tenang, tetap berpegang pada Tuhan, dan tetap setia menjalani hidup dengan iman, sebab hanya Dia yang menjadi dasar yang tidak tergoyahkan. Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende 

KASIH TUHAN YANG MEMULIHKAN HIDUP MANUSIA

Dalam Lukas 19:1–10, Mengisahkan tentang Yesus yang masuk ke kota Yerikho dan bertemu dengan Zakheus seorang pemungut cukai yang sangat kaya. Zakheus tidak dapat melihat Yesus karena badannya yang pendek. Zakheus pun naik ke pohon ara untuk  bisa melihat Yesus. Ketika Yesus Zakheus di atas pohon ara. Berkatalah Yesus kepada Zakheus "segeralah turun hari ini Aku mau menumpang di rumahmu".Zakheus yang dianggap berdosa dan dijauhi masyarakat justru dicari dan disapa oleh Yesus, menunjukkan bahwa Tuhan tidak melihat masa lalu seseorang, tetapi hati yang mau berubah. Zakheus merespons kasih itu dengan membuka pintu rumah dan hatinya, lalu menunjukkan pertobatan nyata melalui tindakan. Kisah ini mengingatkan kita bahwa tidak ada seorang pun yang terlalu jauh dari kasih Tuhan; Dia selalu ingin mendatangi hidup kita dan membawa perubahan. Dalam kehidupan sehari-hari, ketika kita merasa tidak layak atau terjebak dalam kesalahan, Tuhan tetap hadir dan mengundang kita untuk membuka hati...

TUHAN MEMBERIKAN PERTOLONGAN BAGI ORANG YANG PERCAYA.

Dalam Lukas 18:35–43  kita melihat seorang pengemis buta yang tidak menyerah meskipun banyak orang mencoba membungkamnya. Pengemis tersebut terus berseru kepada Yesus karena percaya hanya Tuhan yang bisa menolongnya. Ketekunannya menunjukkan bahwa iman bukan sekadar percaya, tetapi juga berani meminta dan bertahan meski menghadapi tekanan. Dalam kehidupan kita, sering kali masalah, keraguan, atau suara negatif dari sekitar membuat kita ingin menyerah, namun kisah ini mengingatkan bahwa Tuhan mendengar setiap seruan yang datang dari hati yang percaya. Sama seperti orang buta itu menerima kembali penglihatannya, kita pun bisa mengalami pemulihan, pertolongan, atau jalan keluar ketika kita tetap memandang kepada Tuhan dan tidak berhenti berharap kepada-Nya. Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

IMAN YANG BERTUMBUH DALAM PENGAMPUNAN

 Sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja Dalam Lukas 17:1–6, Yesus mengingatkan murid-murid-Nya tentang pentingnya tidak menjadi batu sandungan, selalu siap mengampuni, dan memiliki iman yang hidup. Ia berkata, “Sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: tercabutlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu” (Lukas 17:6). Pesan ini menegaskan bahwa iman yang sejati bukan diukur dari besar-kecilnya, melainkan dari kemampuannya untuk mengandalkan Allah dalam segala hal termasuk dalam hal mengampuni sesama yang menyakiti kita. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering merasa sulit untuk mengampuni, apalagi ketika luka itu dalam. Namun, Yesus mengingatkan bahwa dengan iman yang kecil sekalipun, bila kita berserah pada kuasa Tuhan, hati yang keras dapat dilunakkan, hubungan yang retak dapat dipulihkan, dan kasih Allah dapat nyata melalui tindakan kita.      Merry Bidhi/Mahasiswi Stip...

ALLAH YANG TIDAK PERNAH LELAH MENCARI DAN MENGASIHI MANUSIA

 Dalam Lukas 15:1–10, Yesus menceritakan dua perumpamaan: domba yang hilang dan dirham yang hilang. Kedua kisah ini menggambarkan kasih Allah yang begitu besar terhadap setiap orang berdosa. Ia tidak pernah berhenti mencari hingga yang hilang itu ditemukan. Ketika satu orang berdosa lalu bertobat, surga sangat bersukacita. Melalui perumpamaan ini, Yesus ingin menegaskan bahwa bagi Allah, setiap pribadi sangat berharga, tidak ada yang terlalu jauh untuk diselamatkan. Kasih dan kerinduan Allah untuk memulihkan hubungan dengan manusia jauh melampaui batas-batas logika manusia. Ia mencari, menunggu, dan bersukacita ketika kita kembali kepada-Nya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering merasa tidak layak, tersesat, atau jauh dari Tuhan karena kesalahan dan dosa. Namun, firman ini mengingatkan bahwa Allah tidak pernah menyerah mencari kita. Ia selalu membuka tangan-Nya untuk menerima kita kembali dengan kasih. Sama seperti gembala yang meninggalkan sembilan puluh sembilan domba demi me...

MENGIKUTI YESUS BERARTI BERANI BERKORBAN

 Dalam Lukas 14:25–33, Yesus menegaskan bahwa menjadi murid-Nya bukanlah perkara ringan. Ia berkata bahwa siapa pun yang ingin mengikut Dia harus rela “memikul salibnya” dan bahkan “melepaskan segala miliknya.” Pesan ini menantang kita untuk merenungkan sejauh mana kesetiaan kita kepada Kristus. Mengikut Yesus berarti menempatkan Dia di atas segalanya di atas keluarga, harta, bahkan kenyamanan diri sendiri. Tuhan tidak mencari pengikut yang setengah hati, tetapi murid yang siap taat meski harus berkorban. Yesus menginginkan kita sadar bahwa menjadi murid, bukan sesuatu yang bisa disepelehkan, melainkan agar kita sadar bahwa iman sejati memerlukan komitmen yang nyata. Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

JANGAN MENOLAK UNDANGAN TUHAN

   “Sebab banyak orang diundang, tetapi sedikit orang yang dipilih.”  Lukas 14:24 Dalam injil hari ini Yesus menggambarkan tentang undangan pesta besar yang ditolak oleh banyak orang dengan berbagai alasan. Melalui perumpamaan ini, kita diingatkan bahwa Tuhan setiap hari mengundang kita untuk datang kepada-Nya melalui doa, sabda-Nya, dan kesempatan untuk berbuat baik. Namun sering kali kita sibuk dengan urusan duniawi hingga lupa menjawab undangan itu. Dalam kehidupan sekarang, “pesta” itu bisa berarti hidup dalam kasih, pengampunan, dan pelayanan. Jangan biarkan kesibukan atau kenyamanan membuat kita melewatkan kesempatan untuk dekat dengan Tuhan. Mari belajar untuk menanggapi undangan-Nya dengan hati yang siap dan penuh syukur, karena di dalam hadirat-Nya terdapat sukacita yang sejati. Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

KERENDAHAN HATI DALAM MEMBERI

 “Apabila engkau mengadakan perjamuan,  undanglah orang miskin, orang cacat, orang lumpuh dan orang buta.”   Lukas 14:13 Dalam injil hari ini Yesus mengajarkan bahwa kasih sejati tidak mencari balasan. Dalam dunia yang sering menilai hubungan dari keuntungan dan timbal balik, ajakan Yesus untuk mengundang mereka yang tak mampu membalas menjadi panggilan untuk hidup dalam kasih yang murni dan rendah hati. Memberi kepada yang tidak dapat membalas adalah bentuk kasih yang paling tulus, karena di situ kita meneladani hati Allah yang memberi tanpa syarat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita diajak untuk tidak hanya berbagi kepada yang dekat dan mampu, tetapi juga membuka hati bagi mereka yang tersisih dan terlupakan. Kasih yang demikianlah yang membawa sukacita sejati dan upah kekal di hadapan Allah. Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

BERBAHAGIA DI JALAN TUHAN

Dalam Matius 5:1–12a, Yesus mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati bukanlah hasil dari kekayaan, kekuasaan, atau kenyamanan dunia, melainkan dari hidup yang selaras dengan kehendak Allah. Orang yang miskin di hadapan Allah, lembut hatinya, berbelas kasih, serta setia dalam penderitaan disebut berbahagia karena mereka hidup dalam kasih dan kebenaran Tuhan. Sabda Bahagia mengundang kita untuk melihat hidup dengan cara pandang baru: bahwa di tengah kesulitan, kedukaan, dan perjuangan, kita tetap dapat bersukacita karena Allah menyertai dan menjanjikan upah kekal bagi mereka yang setia di jalan-Nya. Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

BELAS KASIH LEBIH UTAMA DARI ATURAN

Dalam Injil Lukas 14:1-6, Yesus menyembuhkan seorang penderita sakit busung air pada hari Sabat di rumah seorang pemimpin Farisi. Melalui tindakan ini, Yesus menegaskan bahwa kasih dan belas kasihan tidak boleh dibatasi oleh aturan atau tradisi keagamaan. Ia menunjukkan bahwa melakukan kebaikan dan menolong sesama adalah kehendak Allah yang sejati, bahkan di hari yang dianggap “khusus”. Dalam kehidupan kita, sering kali kita terjebak dalam rutinitas dan aturan yang membuat kita lupa pada inti ajaran Kristus, yaitu kasih. Perikop ini mengajak kita untuk berani mendahulukan kemanusiaan dan kasih dalam setiap situasi bahwa membantu orang yang menderita, kapan pun dan di mana pun, selalu lebih berharga di mata Tuhan daripada sekadar menaati aturan tanpa cinta. Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

PERJUANGAN UNTUK KETAATAN DAN KESELAMATAN

 Dalam injil 13: 24 Yesus menjawab orang Farisi yang menyuruh-Nya untuk pergi karena Herodes akan membunuh Yesus. Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!" Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Pintu yang sesak itu adalah pilihan kita untuk hidup dalam ketaatan penuh kepada Kristus, menyangkal ego, dan menanggalkan segala beban dosa yang menghalangi kita. Kita tidak bisa berharap berhasil dengan sekadar "berusaha" atau menjalani hidup biasa-biasa saja. Keselamatan menuntut seluruh hati kita. Seperti Yesus yang menyerahkan diri sepenuhnya pada kehendak Bapa, kita pun dipanggil untuk berjuang melawan godaan, melawan arus dunia, dan melawan kemalasan rohani kita. Hanya dengan perjuangan yang tekun dan tulus, kita akan ditemukan layak untuk memasuki Rumah Bapa.   Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

BERDOA SEBELUM BERTINDAK

Dalam Injil Lukas 6:12-19, Yesus terlebih dahulu naik ke gunung untuk berdoa semalaman sebelum memilih dua belas rasul-Nya, lalu Ia turun untuk melayani banyak orang yang datang dengan segala kebutuhan dan penderitaan mereka. Dari sini kita belajar bahwa setiap keputusan dan pelayanan yang kita lakukan seharusnya berawal dari doa. Di tengah kesibukan dunia sekarang, kita sering terburu-buru bertindak tanpa meminta bimbingan Tuhan, padahal doa menolong kita untuk melihat dengan jernih dan bertindak dengan kasih. Seperti Yesus yang setelah berdoa mampu menyentuh dan menyembuhkan banyak orang, kita pun diajak untuk menjadikan doa sebagai sumber kekuatan agar bisa melayani dan membawa berkat bagi sesama di lingkungan kita sehari-hari. Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

BERTOBAT DAN BERBUAH DALAM HIDUP

Dalam Injil Lukas 13:1–9, Yesus mengingatkan kita bahwa hidup ini adalah kesempatan untuk bertobat dan menghasilkan buah yang baik. Ia menceritakan tentang pohon ara yang tidak berbuah selama tiga tahun, tetapi masih diberi waktu lagi untuk dipelihara supaya bisa berbuah. Kisah ini mengajarkan bahwa Tuhan sabar dan penuh kasih, memberi kita waktu untuk memperbaiki diri dan berubah. Namun, waktu itu tidak selamanya ada  kita dipanggil untuk menggunakan kesempatan hidup dengan bijak, bertumbuh dalam kasih, kebaikan, dan iman. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa “berbuah” lewat tindakan kecil: membantu orang lain, berkata jujur, mengampuni, dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dalam setiap perkataan dan perbuatan kita.  Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

PERJUANGAN DALAM DIRI ANTARA KEINGINAN DAN KEKUATAN UNTUK MELAKUKANNYA

Dalam surat rasul paulus kepada jemaat di Roma 7:18-25a, Paulus menggambarkan pergulatan batin yang dialami setiap orang percaya, yaitu keinginan untuk melakukan yang baik, tetapi sering kali terjerat oleh dosa. Ia mengakui bahwa dalam dirinya tidak ada kebaikan, meskipun niat baik ada, namun sering kali gagal melakukannya. Pergulatan ini adalah kenyataan hidup kita: kita tahu yang benar, tetapi sering kali tidak mampu melakukannya karena kuasa dosa yang ada dalam diri kita. Namun, Paulus menemukan pengharapan dalam Yesus Kristus, yang memberi kita kemenangan atas dosa. Dalam bacaan pada hari ini ini mengingatkan kita bahwa meskipun kita sering gagal, kita tidak sendirian. Dengan pertolongan Kristus, kita bisa terus berjuang melawan dosa dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

HIDUP DENGAN PENUH TANGGUNG JAWAB DAN KESIAPSIAGAAN

Dalam Injil  Lukas 12:39-48  Yesus mengingatkan kita     bahwa kita harus selalu siap dan hidup dengan penuh tanggung jawab, karena kita tidak tahu kapan Tuhan akan datang atau kapan hidup kita berubah secara tiba-tiba. Seperti seorang hamba yang harus setia mengurus rumah tuannya meski tuannya belum pulang, kita juga dipanggil untuk setia dalam hal-hal kecil maupun besar yang dipercayakan kepada kita baik di keluarga, pekerjaan, maupun dalam pelayanan. Dalam kehidupan nyata, ini bisa berarti kita tetap jujur dan bertanggung jawab meski tidak ada yang mengawasi, dan tidak menunda-nunda berbuat baik. Tuhan melihat hati dan kesetiaan kita setiap hari, dan setiap tanggung jawab yang kita terima adalah kesempatan untuk menunjukkan bahwa kita layak dipercaya. Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

TETAP SIAP MENYAMBUT TUHAN

  Dalam injil Lukas 12:35-38 Yesus mengingatkan kita untuk selalu berjaga-jaga dan siap sedia, seperti hamba yang menanti kedatangan tuannya. Kita tidak tahu kapan Tuhan datang, tapi Dia ingin menemukan kita sedang setia dan taat dalam tugas sehari-hari. Dalam hidup ini, banyak hal bisa membuat kita lengah karena kesibukan, masalah, atau kenyamanan dunia. Tapi Tuhan rindu kita tetap setia dalam hal-hal kecil: jujur dalam pekerjaan, mengasihi sesama, dan menjaga hati tetap bersih. Ketika kita hidup dalam kesiapsiagaan rohani, kita bukan hanya menyenangkan hati Tuhan, tapi juga siap menerima berkat dan sukacita yang Dia janjikan. Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

MENJADI UTUSAN DAMAI DAN HARAPAN

 Dalam Injil Lukas 10:1-9 menceritakan bahwa Yesus mengutus tujuh puluh murid untuk pergi berdua-dua membawa damai, menyembuhkan orang sakit, dan memberitakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Ia berkata bahwa tuaian banyak, tetapi pekerja sedikit artinya, masih banyak orang yang butuh pertolongan dan kasih Tuhan, tetapi hanya sedikit yang mau dipakai. Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga dipanggil menjadi utusan Tuhan, bukan dengan berjalan jauh, tetapi dengan menjadi pembawa damai di rumah, di tempat kerja, atau di lingkungan sekitar. Ketika kita menolong orang lain, menghibur yang sedih, atau memberi semangat kepada teman, kita sedang melakukan apa yang Yesus perintahkan. Tuhan tidak menuntut kita sempurna, Ia hanya rindu kita mau melangkah, karena Dia sendiri yang akan menyertai dan memakai kita menjadi berkat. Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

ALLAH YANG MENGENAL DAN MEMELIHARA KITA SEPENUHNYA.

Dalam Lukas 12:1-7, Yesus mengingatkan kita agar jangan hidup dalam kemunafikan seperti orang-orang Farisi, karena "tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka, dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui." Tuhan mengenal kita sampai ke dalam hati, bahkan "rambut di kepala kita pun semuanya terhitung." Ayat ini mengajarkan bahwa kita tidak perlu takut pada manusia, melainkan hanya kepada Allah yang berkuasa atas hidup dan mati. Tapi yang paling menghibur adalah janji-Nya bahwa kita sangat berharga di mata-Nya  “Engkau lebih berharga daripada banyak burung pipit.” Artinya, Tuhan tahu, peduli, dan memelihara hidup kita sepenuhnya, bahkan dalam hal-hal kecil sekalipun. Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

JANGAN ULANGI KESALAHAN YANG SAMA TETAPI BUKALAH HATIMU UNTUK KEBENARAN

 Ketika Yesus duduk makan di rumah seorang farisi berkatalah Ia" celakalah kalian, sebab kalian membangun makam bagi para nabi, padahal nenek moyangmulah yang telah membunuh mereka. Dalam injil  Lukas 11:47-54, Yesus menegur orang Farisi dan ahli Taurat karena mereka tampak menghormati nabi-nabi yang dibunuh oleh leluhur mereka, tetapi sebenarnya mereka mengulangi kesalahan yang sama dengan menolak kebenaran dan berusaha membungkam suara Tuhan. Dalam hidup sehari-hari, kita pun bisa terjebak dalam sikap serupa mengagumi orang baik, mendengarkan firman Tuhan, tetapi menutup hati saat kita sendiri ditegur atau diminta berubah. Renungan ini mengingatkan kita bahwa iman bukan hanya soal penampilan luar atau kata-kata, tapi tentang keberanian untuk hidup benar, terbuka pada teguran Tuhan, dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.  Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

MINTALAH MAKA KAMU AKAN DIBERIKAN, KETUKLAH MAKA PINTU AKAN DIBUKAKAKN BAGIMU

Lukas 11:5-13 Dalam perikop di atas Yesus mengundang kita untuk datang kepada Allah dengan hati yang penuh keyakinan, seperti anak yang percaya bahwa ayahnya akan memberikan yang terbaik. Dalam hidup sehari-hari, seringkali kita ragu untuk berdoa atau merasa doa kita tidak layak didengar. Namun, melalui ayat ini, Tuhan menegaskan bahwa setiap permohonan yang tulus tidak akan diabaikan. Ketika kita berdoa, kita sedang mengetuk pintu hati Allah dan Dia adalah Bapa yang penuh kasih, yang tidak akan membiarkan anak-anak-Nya mengetuk sia-sia. Mungkin jawabannya tidak selalu langsung atau sesuai harapan kita, tapi Tuhan tahu waktu dan cara yang terbaik. Maka, jangan lelah untuk meminta, mencari, dan mengetuk, karena Allah tidak pernah menutup pintu bagi hati yang percaya dan berserah kepada-Nya. Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

BELAJAR BERDOA DENGAN HATI YANG TULUS

  Dalam Injil Lukas 11:1-4, Yesus mengajarkan doa Bapa Kami kepada murid-murid-Nya sebagai contoh bagaimana seharusnya kita berdoa. Kita harus berdoa dengan hati yang sederhana, tulus, dan penuh percaya. Doa bukan hanya kumpulan kata, tetapi menunjukkan hubungan yang dekat antara kita dengan Allah sebagai Bapa yang penuh kasih. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita terlalu sibuk atau merasa doa kita harus panjang dan indah agar cepat dikabulkan oleh Tuhan. Padahal, Tuhan lebih melihat ketulusan hati daripada banyaknya kata. Seperti anak kecil yang datang kepada ayahnya dengan jujur dan apa adanya, begitu juga kita diajak untuk datang kepada Tuhan dalam doa, meminta kebutuhan kita sehari-hari, pengampunan, dan kekuatan untuk mengampuni orang lain. Doa menjadi tempat kita mempercayakan hidup dan menyelaraskan hati dengan kehendak-Nya. Mari kita bersama-sama belajar untuk berdoa dengan hati yang tulus dan penuh percaya kepada Tuhan. Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

MEMBERI WAKTU UNTUK TUHAN DI TENGAH KESIBUKAN

Dalam Lukas 10:38-42, Yesus memuji Maria yang duduk mendengarkan-Nya, sementara Marta sibuk melayani. Lewat kisah ini, Yesus mengajarkan bahwa di tengah kesibukan hidup, kita tidak boleh lupa untuk memberi waktu khusus bersama Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering seperti Marta terburu-buru, sibuk bekerja, mengurus rumah, atau mengejar target, sampai lupa berdoa atau merenungkan firman Tuhan. Padahal, seperti Maria, kita juga perlu memilih “bagian yang terbaik” yaitu duduk tenang bersama Tuhan, entah lewat doa, membaca Alkitab, atau hanya diam dan mendengarkan-Nya. Tuhan rindu kehadiran kita, bukan hanya kerja keras kita. Maka, mari belajar menyeimbangkan aktivitas dengan keintiman bersama Tuhan, agar hati kita tetap damai dan terarah di tengah kesibukan. Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende