Dalam injil Yohanes 1: 47-51 menceritakan tentang perjumpaan antara Yesus dan Natanael. Ketika Natanael datang Yesus berkata kepadanya lihat inilah seorang israel sejati. Yesus mengetahui hal itu ketika Natanael sedang duduk di bawah pohon ara. Karena Yesus melihat Natanael bukan hanya sebagai seorang yang sedang duduk di bawah pohon ara, tetapi sebagai pribadi yang jujur dan tulus hati. Ini adalah pelajaran penting bagi kita: seringkali kita terlalu cepat menilai orang lain berdasarkan penampilan atau prasangka. Tetapi dalam injil Yohanes ini, Yesus mengajak kita untuk melihat lebih dalam, mencari potensi kebaikan yang tersembunyi dalam diri setiap orang. Baik itu ditempat kerja, di rumah, maupun di masyarakat, berilah kesempatan kepada orang lain untuk menunjukkan kemampuan mereka. Jangan biarkan prasangka menghalangi kita untuk melihat potensi luar biasa yang mungkin ada di sekitar kita.
Dalam Injil Matius 18:15-20, Yesus mengajarkan kita cara memperbaiki hubungan ketika ada orang yang berbuat salah kepada kita. Yesus tidak ingin kita memendam marah atau membalas dendam, tetapi mengajak kita untuk menegur dengan kasih. Pertama, kita diajak untuk berbicara langsung kepada orang tersebut secara pribadi. Kalau belum berhasil, ajak satu atau dua orang yang bisa menjadi saksi dan penengah. Jika masih belum berubah, barulah dibicarakan bersama komunitas atau Gereja. Semua ini dilakukan bukan untuk mempermalukan, tetapi supaya hubungan yang retak bisa dipulihkan. Yesus juga berjanji, kalau dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Nya, Ia hadir di tengah-tengah mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, ajaran ini sangat penting. Kadang kita berselisih dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Reaksi kita sering kali adalah menghindar, bergosip, atau marah di dalam hati. Padahal Yesus mengajarkan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang benar—bicara baik-baik, sabar menden...

Komentar
Posting Komentar