Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2025

MENOLAK KEKERASAN, MENGUTAMAKAN KASIH

  Dalam Injil Lukas 9:51-56, kita melihat bagaimana Yesus dengan tegas menolak usulan murid-murid-Nya untuk menurunkan api dari langit dan membinasakan orang Samaria yang tidak menerima Dia. Yesus menunjukkan bahwa jalan-Nya bukanlah jalan kekerasan atau pembalasan, melainkan jalan kasih dan pengampunan. Kita dipanggil untuk meneladani Yesus dengan menolak segala bentuk kekerasan, baik dalam perkataan maupun perbuatan, dan mengutamakan kasih serta kesabaran dalam menghadapi perbedaan dan penolakan. Marilah kita merenungkan, seberapa sering kita lebih memilih amarah dan pembalasan daripada kasih dan pengampunan? Semoga Roh Kudus memampukan kita untuk menjadi pembawa damai dan kasih Kristus di tengah dunia ini. Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

MELIHAT POTENSI DALAM DIRI ORANG LAIN

Dalam injil Yohanes 1: 47-51 menceritakan tentang perjumpaan antara Yesus dan Natanael. Ketika Natanael datang Yesus berkata kepadanya lihat inilah seorang israel sejati. Yesus mengetahui hal itu ketika Natanael sedang duduk di bawah pohon ara. Karena Yesus melihat Natanael bukan hanya sebagai seorang yang sedang duduk di bawah pohon ara, tetapi sebagai pribadi yang jujur dan tulus hati. Ini adalah pelajaran penting bagi kita: seringkali kita terlalu cepat menilai orang lain berdasarkan penampilan atau prasangka. Tetapi dalam injil Yohanes ini, Yesus mengajak kita untuk melihat lebih dalam, mencari potensi kebaikan yang tersembunyi dalam diri setiap orang. Baik itu ditempat kerja, di rumah, maupun di masyarakat, berilah kesempatan kepada orang lain untuk menunjukkan kemampuan mereka. Jangan biarkan prasangka menghalangi kita untuk melihat potensi luar biasa yang mungkin ada di sekitar kita. Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

RENCANA ALLAH YANG SULIT UNTUK DIPAHAMI

Dalam Lukas 9:43b-45, Yesus memberitahu murid-murid-Nya bahwa Ia akan diserahkan dan mengalami penderitaan, tapi mereka tidak mengerti dan takut bertanya. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua rencana Tuhan langsung bisa kita pahami. Dalam hidup sehari-hari, kadang kita juga mengalami hal-hal yang membingungkan atau menyakitkan, dan kita bertanya-tanya, “Kenapa Tuhan izinkan ini terjadi?” Namun seperti murid-murid yang akhirnya mengerti setelah kebangkitan Yesus, kita juga diajak untuk percaya bahwa Tuhan sedang bekerja, meskipun kita belum melihat hasilnya sekarang. Tuhan tidak selalu menjelaskan segalanya di awal, tapi Dia selalu punya tujuan baik di balik semuanya. Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

MENGENAL YESUS LEBIH DARI SEKEDAR CERITA

 Dalam Lukas 9:7-9, Herodes mendengar banyak kabar tentang Yesus dan merasa bingung dengan berbagai pendapat yang beredar ada yang mengatakan Dia adalah Yohanes Pembaptis yang bangkit, atau nabi besar yang muncul kembali. Namun, hanya ada satu kebenaran: Yesus adalah Anak Allah yang datang untuk menyelamatkan dunia. Seperti Herodes yang ingin tahu lebih banyak, kita juga diajak untuk mengenal Yesus secara pribadi, bukan hanya berdasarkan pendapat orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita sibuk dengan rutinitas hingga lupa untuk bertanya, "Siapa Yesus bagi hidup saya? Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende  Melalui pencarian ini, kita akan semakin memahami bahwa Yesus tidak bisa disamakan dengan siapapun, karena Dia adalah Tuhan yang hidup dan memiliki kasih yang tak terbandingkan.

MELANGKAH DENGAN IMAN BUKAN DENGAN BEKAL

Dalam Lukas 9:1-6, Yesus memanggil dua belas murid-Nya dan mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah serta menyembuhkan orang sakit. Namun, Yesus melarang mereka membawa bekal, uang, atau perlengkapan lainnya. Pesan ini sangat jelas: dalam menjalankan misi Tuhan, yang paling penting bukan apa yang kita miliki, tapi kepercayaan penuh kepada Tuhan yang mengutus. Kuasa dan penyertaan Tuhan jauh lebih cukup daripada segala perlengkapan duniawi. Tuhan ingin kita belajar untuk tidak bersandar pada kekuatan sendiri, melainkan hidup dalam iman dan ketergantungan pada-Nya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering merasa tidak cukup siap untuk melakukan hal-hal baik atau mengambil keputusan penting karena merasa kurang. Tapi kisah ini mengingatkan kita bahwa Tuhan tidak menunggu kita sempurna Dia hanya meminta kita untuk bersedia melangkah. Saat kita menolong orang lain, menjaga integritas di tempat kerja, atau menjadi berkat di rumah, kita sedang menjalankan misi kasih yang sama seperti...

JADILAH PELITA UNTUK MENERANGI SESAMA

 Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, dalam injil Lukas 8:16-18 Tuhan Yesus mengibaratkan hidup kita seperti pelita yang menyala. Pelita itu tidak diciptakan untuk disembunyikan, tetapi untuk diletakkan di tempat yang tinggi agar cahayanya bisa menerangi ruangan. Begitu pula hidup kita Tuhan telah menyalakan terang dalam hati kita, supaya kita tidak hanya bersinar untuk diri sendiri, tetapi juga menjadi penghiburan dan harapan bagi orang lain. Jangan takut untuk membagikan kebaikan, pengampunan, dan kasih yang sudah kita terima dari-Nya. Karena sering kali, cahaya kecil yang kita bagikan bisa menjadi terang yang besar bagi hati yang sedang gelap.                                                                 Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende

HATI YANG SIAP UNTUK BERTUMBUH

Saudara/saudari yang terkasih dalam Kristus, dalam injil Lukas 8:4-15 mengisahkan bagaimana Yesus mengajarkan perumpamaan tentang seorang penabur yang menabur benih ke berbagai jenis tanah. benih yang sama tetapi menghasilkan hasil yang berbeda tergantung jenis tanahnya. Begitupun Firman Tuhan dalam hidup manusia. Tanah yang di pinggir jalan, di tempat berbatu, dan tempat yang penuh semak menggambarkan hati yang tidak siap, hati yang terlalu sibuk dengan urusan dunia. Tetapi tanah yang subur, melambangkan hati yang terbuka dan setia, yang menyambut Firman dengan sungguh-sungguh serta menghasilkan buah dalam hidupnya. Saudara/Saudari yang terkasih dalam Kristus marilah kita sama-sama menjadikan hati kita seperti tanah yang subur agar hidup kita bertumbuh dan menghasilkan buah yang baik.  Merry Bidho/Mahasiswi Stipar Ende                                         ...

MENJADI TELADAN DALAM PERKATAAN MAUPUN PERBUATAN

Saudara/saudari dalam bacaan 1 Timoteus 4:12-16, yang kita dengar pada hari ini menceritakan tentang Paulus menasihati Timotius agar tidak membiarkan orang meremehkannya karena usianya yang muda. Sebaliknya, ia harus menjadi teladan dalam cara berbicara, dalam cara hidup, kasih, iman, dan kesucian. Ini mengajarkan kita bahwa usia bukanlah penghalang untuk memberi dampak positif. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun sering merasa tidak cukup hebat atau tidak dianggap hanya karena kita masih muda atau baru dalam suatu hal. Tapi Tuhan melihat hati dan kesungguhan kita, bukan umur atau pengalaman. Jadi, kita bisa mulai dari hal-hal kecil berkata jujur, bersikap ramah, dan menunjukkan kasih kepada orang lain. Paulus juga mengingatkan Timotius untuk terus menggunakan dan mengembangkan karunia yang ada padanya. Artinya, Tuhan sudah memberi kita kemampuan, dan tugas kita adalah terus mengasahnya dengan setia. Dalam kehidupan sekarang, ini bisa berarti terus belajar, tidak malas, dan tetap set...

TUHAN PEDULI DAN MAMPU MENOLONG KITA DI SAAT SULIT

  Dalam Injil Lukas 7:11–17, menceritakan tentang Yesus bertemu dengan seorang ibu janda di kota Nain yang sedang sangat berduka karena anak tunggalnya meninggal. Ia sudah kehilangan suami, dan sekarang kehilangan satu-satunya anak. Hidupnya pasti terasa sangat hancur dan putus harapan. Tapi ketika Yesus melihatnya, hati-Nya tergerak oleh belas kasihan. Ia berkata, "Jangan menangis," lalu membangkitkan anak itu. Dari duka yang sangat dalam, ibu itu kembali mendapatkan sukacita bukan karena kekuatannya, tapi karena pertolongan Tuhan. Kisah ini mengajarkan bahwa Tuhan tahu dan peduli dengan penderitaan kita. Dalam hidup sehari-hari, kita mungkin juga menghadapi kesedihan, kehilangan, atau masalah berat. Tapi Tuhan tidak tinggal diam. Ia bisa hadir dan menolong kita, bahkan saat kita merasa semuanya sudah terlambat. Saat kita percaya dan berharap kepada-Nya, Tuhan bisa mengubah dukacita kita menjadi sukacita  seperti yang Ia lakukan kepada ibu di kota Nain.      ...

HATI YANG BAIK HIDUP YANG KUAT

Saudari/saudara yang terkasih dalam Kristus. Dalam Injil Lukas 10:43-49 Yesus mengatakan bahwa tidak ada pohon baik yang menghasilkan buah yang tidak baik. Dan tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Dalam bacaan ini Yesus mengajarkan bahwa  hidup kita itu seperti pohon. Kalau pohonnya baik, maka buahnya juga akan baik. Maksudnya, kalau hati kita dipenuhi kasih dan kebaikan dari Tuhan, maka ucapan dan tindakan kita juga akan mencerminkan itu. Tapi kalau hati kita dipenuhi hal-hal buruk, seperti marah, iri, atau dendam, maka sikap kita pun akan ikut buruk. Dalam kehidupan sehari-hari, hal  ini bisa terlihat dari cara kita berbicara, bersikap kepada orang lain, atau saat menghadapi masalah apakah kita tetap sabar dan mengasihi, atau justru mudah tersinggung dan menyakiti orang lain.                                            ...

PERCAYALAH KEPADA YESUS MAKA KAMU AKAN MEMPEROLEH BERKAT YANG MELIMPAH

 Kisah dalam Lukas 5:1-11 menceritakan bagaimana Yesus meminta Simon untuk menebarkan jala kembali setelah semalaman mereka tidak mendapatkan ikan. Awalnya Simon ragu karena sudah berusaha keras, tapi akhirnya ia menuruti perkataan Yesus. Hasilnya luar biasa, jala mereka penuh dengan ikan sampai hampir robek. Dari situ Simon menyadari kuasa Tuhan dan merasa tidak layak, tapi Yesus justru memanggilnya untuk menjadi penjala manusia. Dalam hidup sehari-hari, kita pun sering seperti Simon. Sudah berusaha keras, tapi hasilnya tidak sesuai harapan. Kadang kita merasa capek, putus asa, bahkan ingin menyerah. Tetapi kisah ini mengingatkan kita: kalau kita mau mendengarkan dan percaya pada Yesus, hal yang mustahil bisa terjadi. Tuhan bisa mengubah kegagalan menjadi berkat yang melimpah. Lebih dari itu, Yesus memanggil kita untuk ikut dalam karya-Nya, bukan hanya mencari berkat, tapi juga membagikan kasih-Nya kepada orang lain.                ...

YESUS DATANG MEMBAWA KESELAMATAN DAN MELAYANI SEMUA ORANG

 Dalam injil Lukas 4:38-44 menceritakan tentang Yesus menyembuhkan ibu mertua Simon yang sedang sakit demam. Setelah sembuh, ibu mertua Simon langsung bangun dan melayani mereka. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa setiap berkat dan kesembuhan yang kita terima bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga supaya kita bisa melayani orang lain. Yesus juga tidak hanya berhenti di satu tempat. Ia terus berjalan dari satu kota ke kota lain untuk mewartakan kabar gembira tentang Kerajaan Allah. Artinya, kasih Tuhan itu tidak terbatas hanya untuk sebagian orang, tetapi untuk semua orang. Kita pun diajak untuk tidak hanya diam pada kenyamanan kita sendiri, tetapi juga berani keluar, berbagi kasih, dan menghadirkan kebaikan bagi sesama.                                                                ...

YESUS DATANG MEMBAWA KESEMBUHAN

Saudara/saudari dalam Injil Lukas 4:31-37 kita melihat bagaimana Yesus mengajar dengan penuh kuasa, bahkan roh jahat pun takluk pada-Nya. Orang-orang heran karena ajaran-Nya berbeda dengan guru-guru lain: penuh wibawa, penuh kuasa, dan nyata dalam tindakan. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus bukan hanya berbicara, tetapi juga benar-benar menghadirkan kuasa Allah yang menyembuhkan dan membebaskan.  Dalam hidup sehari-hari, kita sering merasa lemah atau takut menghadapi masalah, entah itu sakit, kesulitan ekonomi, atau pergumulan batin. Bacaan ini mengingatkan kita bahwa Yesus hadir untuk memberi kita kekuatan. Sama seperti roh jahat diusir oleh Yesus, begitu juga Yesus bisa mengusir rasa takut, putus asa, dan segala hal yang mengikat hidup kita. Kita hanya perlu percaya dan membuka hati, sehingga kuasa kasih-Nya dapat bekerja dalam diri kita. Dengan begitu, kita pun bisa hidup lebih bebas, tenang, dan penuh sukacita.                 ...