Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2024

Mengemban Misi: Menjadi Alat Damai dan Pembawa Kabar Baik

                                      Jumat, 18 Oktober 2024 Injil Lukas 10:1-9 menggambarkan momen penting ketika Yesus mengutus 70 murid-Nya untuk pergi ke kota-kota dan desa-desa, membawa serta kabar baik tentang Kerajaan Allah. Dalam pengutusan ini, Yesus menekankan pentingnya mereka untuk pergi tanpa membawa banyak barang, mengajarkan mereka untuk bergantung sepenuhnya pada Tuhan dan penyelenggaraan-Nya. Ketika mereka memasuki rumah, mereka diperintahkan untuk menyampaikan damai sejahtera, menunjukkan bahwa kehadiran mereka harus menghadirkan cinta dan harapan bagi setiap orang. Yesus juga mengingatkan mereka bahwa jika ditolak, mereka tetap harus bersikap positif dan melanjutkan misi mereka, mengingat bahwa Kerajaan Allah tetap dekat bagi mereka yang menerima berita baik tersebut. Ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita dapat menjadi saluran damai dan berkat di dalam komunitas kita. Renungan ini menantang kita untuk bersedia menjawab panggilan Allah dalam hidup kita

Hati yang Bersih, Bukan Penampilan: Menyingkap Kemunafikan

                                         Rabu, 16 Oktober 2024 Injil Lukas 11:42-46 menyoroti kemunafikan orang-orang Farisi yang lebih mementingkan ritual dan penampilan lahiriah daripada keadilan dan kasih Allah. Mereka rajin membayar persepuluhan untuk tanaman kecil, tetapi mengabaikan tuntutan keadilan dan kasih yang lebih penting. Mereka juga suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan mencari pujian dari orang lain, menunjukkan diri sebagai orang yang saleh di depan umum, padahal hati mereka penuh dengan kemunafikan. Yesus menggambarkan mereka sebagai kubur yang tidak bertanda, yang tersembunyi di bawah tanah dan tidak terlihat oleh orang yang lewat. Mereka menipu orang lain dengan penampilan luar yang menipu, tetapi batin mereka penuh dengan kejahatan. Renungan ini mengajak kita untuk menilai diri sendiri, apakah kita juga lebih fokus pada ritual dan penampilan lahiriah daripada keadilan dan kasih? Apakah kita menutupi dosa kita dengan penampilan suci? Kita harus menghin

Jari Allah: Mengusir Kekuatan Jahat

                                          Bacaan : Jumat, 11 Oktober 2024                                         Lukas 11:15 - 26 Bacaan Lukas 11:15-26 mengisahkan tentang Yesus yang mengusir setan dan reaksi orang-orang terhadapnya. Teks ini memberikan renungan penting tentang kekuatan jahat, kekuatan Allah, dan pentingnya memilih pihak. Ketika Yesus mengusir setan, beberapa orang menuduhnya melakukan itu dengan kekuatan Beelzebul, penguasa setan. Mereka menantang Yesus untuk menunjukkan tanda dari surga sebagai bukti kekuatannya. Yesus menjawab dengan bijaksana, menggunakan logika dan analogi untuk menjelaskan bahwa kerajaan yang terpecah belah akan hancur, dan begitu pula dengan kerajaan setan jika ia terpecah belah. Ia juga mempertanyakan bagaimana para ahli Taurat mengusir setan jika itu memang dilakukan dengan kekuatan Beelzebul. Yesus kemudian menyatakan bahwa ia mengusir setan dengan “jari Allah”, menegaskan bahwa kerajaan Allah telah datang kepada mereka. Ia menggunakan ana

Kedekatan kepada Allah melalui Doa

  Injil Lukas 11:1-4 berfokus pada ajaran Yesus tentang doa, di mana Ia mengajarkan murid-murid-Nya untuk berdoa dengan cara yang sederhana namun penuh makna. Ketika seorang murid meminta Yesus untuk mengajarkannya berdoa, Yesus memberikan "Doa Bapa Kami" sebagai contoh. Melalui doa ini, Yesus menekankan hubungan intim antara kita dan Allah sebagai Bapa. Kita diajak untuk mengakui keterikatan kita kepada Allah dan meminta agar kehendak-Nya terwujud dalam hidup kita. “Bapa kami, yang di sorga…” menggambarkan kedekatan kita dengan Allah sekaligus pengakuan bahwa Dia adalah sumber segala yang baik. Pentingnya pengakuan atas dosa juga muncul dalam ajaran Yesus, di mana kita diminta untuk meminta pengampunan dan, pada saat yang sama, untuk mengampuni mereka yang bersalah kepada kita. Hal ini menunjukkan bahwa doa bukan hanya tentang meminta, tetapi juga tentang membangun hubungan yang saling mendukung dan penuh kasih di antara sesama. Oleh : Imel Depa Mahasiswi STIPAR KKN