Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2024

Panggilan Kristus: Mengorbankan dan Mengikuti

  Dalam Injil Yohanes 12:24-26, Yesus memberikan pengajaran yang mendalam kepada para murid-Nya tentang arti pengorbanan dan pengikutannya. Yesus mengibaratkan diri-Nya dengan sebutir gandum yang jatuh ke tanah dan mati, yang kemudian menghasilkan banyak buah. Pesan ini mengajarkan bahwa melalui pengorbanan-Nya, Yesus akan membawa berkat yang melimpah bagi banyak orang. Selanjutnya, Yesus menyatakan bahwa mereka yang mencintai hidupnya sendiri akan kehilangan hidup itu, tetapi mereka yang membenci hidupnya di dunia ini akan memeliharanya untuk hidup kekal. Ini menegaskan bahwa mengutamakan kehidupan duniawi dan egois akan mengakibatkan kehilangan kehidupan kekal, sementara mengorbankan kehidupan untuk Kristus akan membawa hidup abadi. Terakhir, Yesus menekankan bahwa siapa pun yang melayani-Nya harus mengikutinya, dan di mana Yesus berada, di situlah juga hamba-Nya akan berada. Ini menegaskan pentingnya mengikuti Yesus dengan setia, melakukan kehendak-Nya, bahkan jika itu melibatkan

Belas Kasihan dan Pembagian Berkat: Dari Keterbatasan Menjadi Kelimpahan

                                         Senin, 05 Agustus 2024 Injil Matius 14:13-21 mengisahkan tentang Yesus memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan. Ketika Yesus mendengar tentang kematian Yohanes Pembaptis, Ia pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa. Namun, orang banyak mengikuti-Nya, dan Dia merasa belas kasihan. Kisah ini mengajarkan kita bahwa, seperti Yesus, kita dipanggil untuk peduli terhadap kebutuhan orang lain, bahkan dalam waktu sulit kita sendiri. Saat para murid menghadapi masalah kekurangan pangan, Yesus meminta mereka untuk membawa apa yang ada, dan dari yang kecil itu, Ia melakukan mukjizat yang besar. Renungan ini mengingatkan bahwa tidak ada yang terlalu kecil di tangan Tuhan. Ketika kita menyerahkan apa yang kita miliki kepada-Nya, Dia dapat mengubah keterbatasan kita menjadi berkat yang melimpah. Ini juga mengajak kita untuk berbagi dengan sesama, karena setiap tindakan kasih dapat berdampak besar bagi kehidupan orang lain. Oleh : Imel Depa

Menerima Kehadiran Tuhan dengan Hati Terbuka

  Jumat, 02 Agustus 2024 Renungan dari Injil Matius 13:54-58 membawa kita pada momen yang mendalam ketika Yesus kembali ke kampung halamannya di Nazaret. Dalam cerita ini, ketika Yesus mulai mengajar di rumah ibadat mereka, orang-orang di sana tercengang dan bertanya dari mana Ia memperoleh hikmat dan kekuatan-Nya. Namun, keheranan mereka segera berubah menjadi keraguan ketika mereka menyadari bahwa Yesus adalah anak tukang kayu yang biasa mereka kenal. Perasaan takjub berubah menjadi penolakan karena mereka tidak mampu melihat kebesaran dan keilahian Yesus di balik penampilan-Nya yang sederhana. Mereka terlalu terpaku pada pengetahuan masa lalu mereka tentang Yesus sehingga tidak bisa menerima-Nya sebagai Mesias yang dijanjikan. Renungan ini mengajarkan kita tentang bahaya menilai seseorang dari penampilan luar dan pengetahuan masa lalu yang terbatas. Kita diajak untuk membuka hati dan pikiran kita, siap menerima kehadiran Tuhan dalam bentuk-bentuk yang mungkin tidak sesuai dengan e

Harta Kerajaan Surga

  Renungan pada Injil Matius 13:44-46 mengandung perumpamaan tentang harta terpendam. Dalam ayat tersebut, Yesus menggambarkan Kerajaan Surga seperti harta yang terpendam di ladang. Seseorang menemukan harta tersebut, merasa begitu berharganya, lalu dengan sukacita menjual segala miliknya untuk membeli ladang tersebut dan memiliki harta itu sepenuhnya. Perumpamaan ini mengajarkan tentang kebijaksanaan dan prioritas. Yesus ingin mengilustrasikan pentingnya mengutamakan Kerajaan Surga di atas segala hal yang lain dalam hidup. Dalam konteks ini, “harta” tersebut melambangkan nilai-nilai spiritual dan kebenaran ilahi yang harus dihargai dan diperjuangkan dengan sepenuh hati. Kesediaan seseorang untuk melepaskan segala sesuatu demi mendapatkan Kerajaan Surga menunjukkan kedalaman iman dan komitmen yang diperlukan dalam memperoleh kehidupan yang sejati. Perenungan pada ayat ini mengajak kita untuk merenungkan nilai sejati dari Kerajaan Surga, bahwa hal itu jauh lebih berharga daripad